Beremban: Pohon Mangrove Penjaga Pesisir & Sumber Kehidupan

Selami dunia Beremban, pohon mangrove vital yang melindungi pesisir, menopang ekosistem, dan menawarkan manfaat tak terhingga bagi manusia.

Di antara rimbunnya hutan mangrove yang membentang di sepanjang garis pantai tropis dan subtropis, terdapat satu spesies pohon yang memegang peranan sangat krusial, baik bagi keseimbangan ekosistem maupun bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya: Beremban. Dikenal dengan nama ilmiah Sonneratia caseolaris, pohon ini adalah salah satu primadona dalam ekosistem mangrove, hadir dengan segala keunikan adaptasi dan segudang manfaat yang sering kali belum sepenuhnya dipahami oleh banyak orang. Kehadirannya bukan hanya sekadar menambah hijaunya lanskap pesisir, melainkan sebuah pilar penting yang menjaga keberlanjutan hidup di darat dan laut, sekaligus menjadi simbol ketahanan alam dalam menghadapi tantangan lingkungan.

Kisah tentang Beremban adalah kisah tentang adaptasi luar biasa terhadap lingkungan yang ekstrem. Ia tumbuh subur di wilayah pasang surut, di mana air asin dan lumpur anaerobik menjadi kondisi sehari-hari. Dengan sistem perakaran yang kompleks dan kemampuan fotosintesis yang efisien di tengah kadar garam tinggi, Beremban membuktikan dirinya sebagai insinyur ekosistem alami yang tangguh. Lebih dari itu, buahnya yang khas, seringkali disebut ‘buah pidada’ atau ‘buah perepat’ di beberapa daerah, telah lama menjadi bagian dari kearifan lokal, diolah menjadi berbagai santapan lezat hingga obat tradisional yang diwariskan turun-temurun. Artikel ini akan membawa kita menyelami lebih dalam tentang Beremban, mulai dari ciri-ciri botani yang menakjubkan, peran ekologisnya yang tak tergantikan, hingga potensi manfaat yang belum sepenuhnya terungkap, serta tantangan konservasi yang mendesak untuk menjaga keberadaannya.

Ilustrasi Pohon Beremban di Hutan Mangrove Sebuah representasi artistik pohon Beremban dengan akar napas yang menonjol dan buah berwarna merah, tumbuh di perairan dangkal mangrove.

Ilustrasi pohon Beremban (Sonneratia caseolaris) dengan akar napas khasnya dan buahnya yang berwarna kemerahan, di tengah lingkungan mangrove.

Mengenal Lebih Dekat Pohon Beremban (Sonneratia caseolaris)

Beremban, atau Sonneratia caseolaris, adalah anggota famili Lythraceae yang mendominasi zona intertidal di banyak wilayah tropis dan subtropis. Pohon ini dikenal dengan berbagai nama lokal seperti Pidada Merah, Bogem, Perepat, atau Pedada di Indonesia, mencerminkan kekayaan penamaan dan pengenalan masyarakat terhadapnya di berbagai daerah. Ciri khasnya yang paling menonjol adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan lingkungan payau yang keras, di mana salinitas tinggi dan kondisi tanah berlumpur, rendah oksigen menjadi tantangan utama bagi sebagian besar tumbuhan lain.

Ciri-ciri Botani yang Unik

Setiap bagian dari pohon Beremban dirancang untuk kelangsungan hidup di habitat spesifiknya:

Klasifikasi Ilmiah dan Kedudukan Ekologis

Secara taksonomi, Sonneratia caseolaris termasuk dalam Ordo Myrtales, Famili Lythraceae, Genus Sonneratia, dan Spesies caseolaris. Dalam ekosistem mangrove, Beremban seringkali ditemukan di zona tengah hingga belakang, berdekatan dengan daratan, namun juga dapat mendominasi zona di sepanjang tepi sungai pasang surut. Keberadaannya sering berasosiasi dengan jenis mangrove lain seperti Rhizophora spp. atau Avicennia spp., membentuk formasi hutan yang kompleks dan kaya akan keanekaragaman hayati.

Ekologi dan Habitat Beremban

Beremban adalah salah satu spesies kunci dalam ekosistem mangrove, sebuah bioma unik yang mendominasi zona intertidal di garis pantai tropis dan subtropis di seluruh dunia. Ekosistem ini dicirikan oleh kondisi lingkungan yang ekstrem, termasuk salinitas tinggi, pasang surut yang fluktuatif, substrat berlumpur yang miskin oksigen (anaerobik), serta suhu udara dan air yang relatif hangat. Beremban telah mengembangkan serangkaian adaptasi luar biasa untuk tidak hanya bertahan hidup tetapi juga berkembang biak di lingkungan yang menantang ini.

Ekosistem Mangrove: Rumah Beremban

Mangrove adalah ekosistem yang sangat produktif dan kompleks. Ia bertindak sebagai jembatan antara ekosistem darat dan laut, memainkan peran penting dalam siklus biogeokimia global dan mendukung keanekaragaman hayati yang kaya. Beremban, sebagai salah satu spesies pionir atau dominan di beberapa zona mangrove, berkontribusi besar pada struktur dan fungsi ekosistem ini. Hutan mangrove seringkali ditemukan di estuari (muara sungai), laguna, dan delta sungai yang terlindung dari gelombang besar, tempat sedimen halus terakumulasi.

Adaptasi Beremban terhadap Lingkungan Ekstrem

Kemampuan Beremban untuk tumbuh subur di lingkungan yang keras adalah hasil dari evolusi adaptasi yang kompleks:

  1. Toleransi Salinitas (Halofit)

    Beremban termasuk dalam kategori halofit, yaitu tumbuhan yang mampu hidup di lingkungan berkadar garam tinggi. Ada beberapa mekanisme yang digunakan:

    • Filtrasi Garam: Sebagian besar garam disaring di tingkat akar, mencegahnya masuk ke sistem vaskular.
    • Ekskresi Garam: Kelebihan garam yang berhasil masuk ke dalam tubuh akan dikeluarkan melalui kelenjar garam pada daunnya, yang terlihat sebagai kristal garam di permukaan daun.
    • Akumulasi Garam: Beberapa spesies mangrove mengakumulasi garam di daun-daun tua, yang kemudian gugur, membawa serta garam yang terakumulasi. Beremban melakukan ini juga, bersama dengan ekskresi.
    Adaptasi ini memungkinkan Beremban menjaga keseimbangan air dan ion di dalam selnya, menghindari dehidrasi fisiologis yang disebabkan oleh air asin.

  2. Akar Napas (Pneumatophores)

    Seperti yang telah dijelaskan, akar napas adalah adaptasi kunci untuk mengatasi kondisi anoksik (tanpa oksigen) di substrat berlumpur. Akar ini memiliki pori-pori kecil (lentisel) yang memungkinkan pertukaran gas antara atmosfer dan sistem akar di bawah tanah, memastikan pasokan oksigen yang cukup untuk respirasi seluler.

  3. Reproduksi Vivipari atau Kriptovivipari

    Meskipun tidak sejelas jenis Rhizophora yang vivipar (biji berkecambah saat masih melekat pada pohon), Beremban menunjukkan adaptasi serupa yang disebut kriptovivipari. Bijinya mulai berkecambah saat masih di dalam buah, namun tidak tumbuh memanjang keluar dari buah. Ketika buah jatuh ke air, ia dapat mengapung dan terbawa arus, memperluas sebaran. Bibit di dalam buah memiliki cadangan makanan yang cukup untuk bertahan hidup dalam periode waktu tertentu hingga menemukan tempat yang cocok untuk tumbuh.

  4. Struktur Daun Sukulen

    Daun tebal dan berdaging membantu Beremban menyimpan air tawar, yang krusial di lingkungan di mana air yang tersedia memiliki salinitas tinggi dan tidak dapat digunakan secara langsung. Kutikula tebal pada daun juga mengurangi kehilangan air melalui transpirasi.

Sebaran Geografis

Sonneratia caseolaris memiliki sebaran yang luas di wilayah Indo-Pasifik, membentang dari pantai timur Afrika dan Madagaskar, melalui anak benua India, Asia Tenggara (termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam), hingga ke Pasifik Barat Daya, termasuk Australia bagian utara dan beberapa pulau di Oseania. Di Indonesia, Beremban dapat ditemukan di hampir seluruh wilayah pesisir yang memiliki ekosistem mangrove yang cocok, dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Keberadaan Beremban di berbagai negara dan wilayah ini menunjukkan betapa suksesnya adaptasinya terhadap lingkungan pesisir tropis.

Peran Ekologis Beremban yang Tak Tergantikan

Sebagai salah satu komponen utama hutan mangrove, Beremban memainkan peran yang sangat vital dalam menjaga kesehatan dan keseimbangan ekosistem pesisir. Kontribusinya mencakup berbagai aspek, mulai dari perlindungan fisik garis pantai hingga dukungan terhadap keanekaragaman hayati dan siklus biogeokimia.

Pelindung Pesisir Alami

Salah satu fungsi paling dikenal dari hutan mangrove, dan Beremban di dalamnya, adalah sebagai benteng alami pelindung pesisir. Sistem perakaran yang rapat dan kuat dari pohon Beremban, terutama pneumatophores yang menjulang ke atas dan akar lateral yang menyebar, membentuk jaring-jaring yang efektif dalam:

Penyerap Karbon (Blue Carbon)

Hutan mangrove, termasuk tegakan Beremban, diakui sebagai salah satu ekosistem paling efisien dalam menyerap dan menyimpan karbon dioksida dari atmosfer. Kemampuan ini dikenal sebagai "blue carbon" karena karbon disimpan di ekosistem pesisir dan laut. Pohon Beremban tumbuh dengan cepat dan menyimpan karbon dalam biomassa kayunya yang padat. Namun, kontribusi terbesarnya terletak pada kemampuannya untuk mengendapkan dan menyimpan karbon organik dalam jumlah besar di sedimen berlumpur di bawahnya. Karena kondisi anaerobik, dekomposisi bahan organik berjalan sangat lambat, memungkinkan karbon tersimpan selama ribuan tahun. Dengan demikian, Beremban berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim global.

Habitat bagi Keanekaragaman Hayati

Hutan Beremban menyediakan habitat yang kaya dan kompleks bagi berbagai jenis flora dan fauna, baik di atas maupun di bawah permukaan air:

Penyaring Alami dan Penjaga Kualitas Air

Akar-akar Beremban berfungsi sebagai saringan alami yang efektif. Mereka memerangkap sedimen, polutan, dan nutrisi berlebihan yang berasal dari daratan, mencegahnya mencapai ekosistem laut yang lebih jauh seperti padang lamun dan terumbu karang. Dengan demikian, Beremban membantu menjaga kejernihan air dan kualitas air yang esensial bagi kelangsungan hidup ekosistem laut yang sensitif.

Siklus Nutrien

Beremban berperan dalam siklus nutrien dengan menyerap nutrisi dari air laut dan sedimen, kemudian mengembalikannya ke ekosistem melalui guguran daun dan dekomposisi. Proses ini memastikan ketersediaan nutrisi bagi organisme lain dalam ekosistem mangrove dan sekitarnya, menjadikannya ekosistem yang sangat produktif.

Singkatnya, Beremban adalah salah satu aktor kunci dalam drama ekologi pesisir, memberikan layanan ekosistem yang tak ternilai yang mendukung kehidupan manusia dan alam. Kehadirannya adalah indikator kesehatan pesisir dan fondasi bagi keberlanjutan masa depan.

Manfaat Beremban bagi Manusia

Selain perannya yang vital dalam ekosistem, Beremban juga telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir di berbagai belahan dunia, terutama di Asia Tenggara. Pemanfaatan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari sumber pangan, bahan bangunan, obat tradisional, hingga potensi ekonomi yang berkelanjutan.

1. Sumber Pangan

Buah Beremban adalah bagian yang paling banyak dimanfaatkan sebagai sumber pangan, meskipun bunganya juga kadang dikonsumsi.

Buah Beremban: Kekayaan Rasa dan Gizi

Buah Beremban, dengan rasa asam, sedikit manis, dan terkadang sepat, kaya akan vitamin C, antioksidan, dan serat. Kandungan gizi ini menjadikannya potensi sumber makanan sehat. Buah ini dapat diolah menjadi berbagai produk:

Bunga Beremban

Bunga Beremban, terutama bagian benang sarinya, kadang-kadang dikonsumsi sebagai sayuran, baik mentah sebagai lalapan atau dimasak sebagai campuran dalam hidangan tradisional. Rasanya yang sedikit pahit namun menyegarkan menambah kekayaan cita rasa pada masakan lokal.

2. Sumber Kayu

Kayu Beremban dikenal memiliki karakteristik yang kuat, tahan terhadap air asin, dan cukup padat. Meskipun tidak sepopuler kayu jati atau meranti, kayu Beremban dimanfaatkan secara lokal untuk berbagai keperluan:

Pemanfaatan kayu ini perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk menghindari eksploitasi berlebihan yang dapat merusak hutan mangrove.

3. Obat Tradisional

Berbagai bagian dari pohon Beremban telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di beberapa komunitas:

Penelitian modern sedang dilakukan untuk menguji dan memvalidasi khasiat farmakologis dari senyawa-senyawa bioaktif yang terkandung dalam Beremban.

4. Bahan Pewarna Alami

Kulit batang Beremban mengandung tanin yang tinggi, pigmen alami yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna. Tanin menghasilkan warna cokelat kemerahan atau kehitaman, yang sering dimanfaatkan untuk mewarnai jaring ikan, kain, atau bahan anyaman, memberikan ketahanan ekstra pada material tersebut.

5. Potensi Ekonomi dan Ekowisata

Hutan Beremban memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata, terutama di daerah-daerah yang serius dalam konservasi mangrove. Ekowisata dapat mencakup:

Pengembangan ekowisata yang bertanggung jawab dapat memberikan pendapatan alternatif bagi masyarakat lokal, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem ini.

6. Peningkatan Pendapatan Masyarakat

Dengan pengelolaan yang berkelanjutan, pemanfaatan produk non-kayu seperti buah Beremban untuk produk olahan (jus, sirup, dodol), atau bahkan pengembangan kerajinan tangan dari bagian lain pohon, dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat pesisir. Ini mendorong masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan mangrove karena mereka merasakan manfaat ekonominya secara langsung.

Dari buahnya yang dapat diolah menjadi berbagai santapan lezat hingga kayunya yang berguna dan manfaat pengobatan tradisional, Beremban adalah anugerah alam yang tak ternilai. Pengelolaan yang bijak dan berkelanjutan akan memastikan bahwa manfaat ini terus dirasakan oleh generasi mendatang.

Ancaman dan Upaya Konservasi Beremban

Meskipun memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa dan segudang manfaat, keberadaan hutan Beremban, dan ekosistem mangrove secara keseluruhan, menghadapi berbagai ancaman serius. Degradasi dan kehilangan mangrove memiliki dampak negatif yang luas terhadap lingkungan dan masyarakat pesisir. Oleh karena itu, upaya konservasi menjadi sangat mendesak.

Ancaman terhadap Beremban dan Ekosistem Mangrove

Berbagai faktor, baik alami maupun antropogenik (disebabkan manusia), mengancam kelestarian hutan Beremban:

Upaya Konservasi Beremban

Melestarikan Beremban dan ekosistem mangrove membutuhkan pendekatan multi-sektoral dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, akademisi, dan organisasi non-pemerintah.

Konservasi Beremban bukan hanya tentang melindungi satu spesies pohon, tetapi tentang menjaga integritas seluruh ekosistem pesisir yang vital. Ini adalah investasi jangka panjang untuk ketahanan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Keunikan Akar Napas (Pneumatophores) dan Keanekaragaman Hayati di sekitarnya

Salah satu fitur yang paling membedakan Beremban, dan banyak spesies mangrove lainnya, adalah keberadaan akar napas atau pneumatophores. Struktur unik ini bukan hanya adaptasi morfologi yang menarik, tetapi juga memegang peranan sentral dalam fungsi ekosistem mangrove dan mendukung keanekaragaman hayati yang melimpah.

Fungsi dan Struktur Pneumatophores

Pneumatophores adalah akar-akar khusus yang tumbuh tegak lurus ke atas dari akar horizontal yang tertanam di dalam lumpur anoksik. Pada Beremban, pneumatophores berbentuk kerucut seperti pensil, seringkali mencapai ketinggian 20-50 cm di atas permukaan lumpur atau air. Struktur ini memiliki beberapa fungsi krusial:

Pneumatophores sebagai Mikrohabitat

Selain fungsi fisiologisnya bagi pohon, pneumatophores juga menciptakan mikrohabitat yang unik dan penting bagi berbagai organisme lain:

Keanekaragaman Hayati di sekitar Hutan Beremban

Hutan Beremban adalah magnet bagi keanekaragaman hayati. Kondisi uniknya yang memadukan lingkungan darat dan laut menciptakan relung ekologis yang beragam:

Dengan demikian, pneumatophores dan seluruh struktur Beremban tidak hanya memungkinkan pohon itu sendiri untuk bertahan hidup, tetapi juga membentuk fondasi fisik dan ekologis bagi kelangsungan hidup komunitas biota yang sangat beragam, menjadikan hutan Beremban sebagai hotspot keanekaragaman hayati yang tak ternilai.

Beremban dalam Kebudayaan dan Kearifan Lokal

Hubungan antara manusia dan Beremban telah terjalin lama, jauh sebelum penelitian ilmiah modern menguak pentingnya ekologisnya. Di berbagai komunitas pesisir, khususnya di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, Beremban bukan hanya sekadar pohon, melainkan bagian integral dari kearifan lokal, praktik budaya, dan bahkan identitas masyarakat.

Nama-nama Lokal yang Beragam

Keanekaragaman nama lokal untuk Sonneratia caseolaris adalah cerminan dari pengenalannya yang luas dan mendalam oleh masyarakat. Di Indonesia saja, kita dapat menemukan nama seperti "Pidada Merah" (umum), "Bogem" (Jawa), "Perepat" (Melayu), "Beremban" (Sumatera, Kalimantan), "Pedada" (Sulawesi), dan banyak lagi. Setiap nama ini tidak hanya menunjukkan pengenalan spesies, tetapi juga seringkali mengisyaratkan ciri khas tertentu atau cara pemanfaatannya dalam budaya setempat. Misalnya, "Pidada Merah" mungkin merujuk pada warna buahnya yang kemerahan, sementara "Perepat" bisa jadi dari bentuk akarnya yang merepat di lumpur.

Pemanfaatan Tradisional yang Diwariskan

Generasi demi generasi telah mewariskan pengetahuan tentang cara memanfaatkan Beremban secara berkelanjutan. Pengetahuan ini meliputi:

Beremban dalam Cerita Rakyat dan Identitas

Meskipun tidak sepopuler pohon-pohon lain yang memiliki mitos besar, Beremban seringkali muncul dalam cerita rakyat atau lagu-lagu daerah yang menggambarkan kehidupan di pesisir. Kehadirannya menjadi latar belakang atau bagian dari narasi yang membentuk identitas komunitas. Misalnya, anak-anak pesisir sering bermain di antara akar-akar Beremban, menjadikan pohon ini bagian dari kenangan masa kecil mereka.

Kearifan Lokal dalam Konservasi

Kearifan lokal juga tercermin dalam praktik-praktik konservasi tradisional. Di beberapa tempat, masyarakat memiliki aturan adat atau norma yang mengatur penebangan mangrove, termasuk Beremban, untuk memastikan keberlanjutannya. Mereka memahami secara intuitif bahwa keberadaan mangrove sangat penting untuk melindungi desa dari abrasi dan menyediakan sumber daya perikanan.

Hubungan simbiosis antara manusia dan Beremban adalah contoh nyata bagaimana kearifan lokal dapat berkontribusi pada pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Menghargai dan mendokumentasikan pengetahuan ini menjadi penting untuk masa depan konservasi.

Potensi dan Inovasi Pemanfaatan Beremban di Masa Depan

Mengingat segudang manfaat dan adaptasinya yang unik, Beremban memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut melalui inovasi dan penelitian. Pemanfaatan di masa depan tidak hanya terbatas pada aspek tradisional, tetapi juga merambah ke bidang-bidang baru seperti bioteknologi, farmasi, dan solusi iklim.

1. Penelitian Senyawa Bioaktif dan Farmasi

Beremban diketahui mengandung berbagai senyawa bioaktif, termasuk tanin, flavonoid, dan alkaloid, yang memiliki potensi farmakologis. Penelitian sedang menjajaki:

Penelitian ini dapat mengubah Beremban dari sekadar pohon pesisir menjadi sumber daya farmasi yang berharga.

2. Pengembangan Produk Pangan Inovatif

Selain olahan tradisional, buah Beremban memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk pangan modern yang bernilai tambah tinggi:

3. Peran dalam Bioremediasi

Kemampuan adaptasi Beremban terhadap lingkungan ekstrem dan kemampuannya untuk mengakumulasi atau mengubah senyawa tertentu menunjukkan potensi dalam bioremediasi. Penelitian dapat menjajaki perannya dalam membersihkan polutan tertentu dari air atau tanah di daerah pesisir yang tercemar.

4. Solusi Berbasis Alam untuk Perubahan Iklim

Peran Beremban dalam penyerapan karbon (blue carbon) menjadi semakin penting dalam strategi mitigasi perubahan iklim. Inovasi dapat mencakup:

5. Ekowisata Berbasis Komunitas yang Berkelanjutan

Ekowisata Beremban dapat diperkuat dengan program-program yang lebih inovatif, seperti:

6. Agroforestri Mangrove (Silvofishery)

Integrasi budidaya Beremban dengan perikanan atau budidaya organisme air (silvofishery) adalah inovasi yang menjanjikan. Dengan menanam Beremban di sekitar tambak atau dalam sistem yang terintegrasi, dapat tercipta lingkungan yang lebih sehat bagi biota air, mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia, dan menghasilkan manfaat ganda dari produk mangrove dan perikanan.

Potensi Beremban adalah cerminan dari kekayaan alam yang belum sepenuhnya terjamah. Dengan dukungan penelitian, inovasi, dan kesadaran yang terus meningkat, Beremban dapat menjadi kunci untuk mencapai keberlanjutan ekologis dan kesejahteraan masyarakat di masa depan.

Kesimpulan

Perjalanan kita menyelami dunia Beremban telah mengungkap sebuah narasi yang kompleks dan penuh keajaiban. Dari adaptasinya yang tangguh terhadap lingkungan ekstrem hingga perannya yang tak tergantikan sebagai penjaga pesisir, penyerap karbon, dan penyedia habitat bagi keanekaragaman hayati, Beremban adalah simbol ketahanan dan keseimbangan alam. Lebih dari sekadar pohon, ia adalah fondasi bagi ekosistem mangrove yang produktif, yang pada gilirannya menopang kehidupan jutaan manusia di sepanjang garis pantai.

Manfaat Beremban bagi manusia tidak hanya terbatas pada produk pangan dan obat-obatan tradisional yang telah diwariskan turun-temurun, tetapi juga meluas ke potensi ekonomi baru melalui ekowisata, pengembangan produk inovatif, dan peran pentingnya dalam mitigasi perubahan iklim. Namun, di balik semua kebaikan ini, Beremban dan ekosistem mangrove global menghadapi ancaman serius dari konversi lahan, polusi, dan dampak perubahan iklim. Tantangan ini menuntut kita untuk bertindak, bukan hanya sebagai penikmat manfaatnya, tetapi sebagai pelindung dan pengelola yang bertanggung jawab.

Upaya konservasi melalui rehabilitasi, edukasi, penegakan hukum, dan pemberdayaan masyarakat lokal adalah investasi jangka panjang untuk masa depan yang lebih berkelanjutan. Dengan memahami, menghargai, dan melindungi Beremban, kita tidak hanya menjaga satu spesies pohon, tetapi kita sedang melestarikan seluruh sistem kehidupan yang saling terkait, memastikan bahwa pesisir kita tetap lestari, iklim kita tetap stabil, dan sumber daya untuk generasi mendatang tetap terjaga. Kisah Beremban adalah pengingat bahwa alam menyimpan kebijaksanaan dan solusi, jika saja kita mau mendengar dan bertindak sesuai dengan tuntunan kearifan yang telah terukir dalam setiap helai daun dan akar napasnya.