Berselawat kepada Nabi Muhammad ﷺ adalah salah satu bentuk ibadah yang memiliki kedudukan sangat mulia dalam Islam. Ia bukan sekadar ucapan lisan, melainkan manifestasi cinta, penghormatan, pengagungan, dan harapan seorang hamba kepada kekasih Allah SWT, Nabi Muhammad ﷺ. Dalam setiap untaian selawat, terkandung doa agar Allah senantiasa melimpahkan rahmat, berkah, dan keselamatan kepada beliau, keluarga, serta para sahabatnya. Praktik berselawat telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan umat Muslim di seluruh dunia, mewarnai setiap aspek spiritual dan bahkan budaya mereka.
Artikel ini akan mengupas tuntas tentang keutamaan berselawat, dalil-dalilnya dalam Al-Qur'an dan Sunnah, berbagai macam bentuk selawat yang populer, adab dalam berselawat, serta dampak positifnya bagi kehidupan individu dan masyarakat. Kami akan mendalami setiap aspek dengan harapan dapat meningkatkan pemahaman dan kecintaan kita untuk senantiasa melafazkan selawat kepada Nabi Agung Muhammad ﷺ.
I. Hakikat dan Kedudukan Selawat dalam Islam
Selawat secara etimologi berasal dari kata صلوات (shalawat) yang merupakan bentuk jamak dari kata صلاة (shalat). Dalam konteks yang umum, shalat berarti doa. Namun, ketika kata "shalat" dinisbatkan kepada Allah, ia bermakna rahmat, pengampunan, dan pujian. Ketika dinisbatkan kepada malaikat, ia bermakna permohonan ampun. Dan ketika dinisbatkan kepada orang mukmin, ia berarti doa dan permohonan ampun.
Maka, berselawat kepada Nabi Muhammad ﷺ adalah permohonan kepada Allah agar melimpahkan rahmat, berkah, kemuliaan, dan keselamatan kepada Nabi Muhammad ﷺ beserta keluarga dan pengikutnya. Ini adalah bentuk pengagungan dan pengakuan atas kedudukan beliau sebagai utusan terakhir yang membawa cahaya kebenaran bagi seluruh alam. Selawat juga merupakan sarana bagi seorang hamba untuk menunjukkan rasa cinta yang mendalam kepada Nabi ﷺ, yang mana cinta kepada beliau adalah bagian dari kesempurnaan iman.
1. Perintah Langsung dari Allah SWT
Kedudukan selawat yang sangat tinggi ini tidak lepas dari perintah langsung Allah SWT dalam Kitab Suci Al-Qur'an. Ini menunjukkan bahwa berselawat bukan sekadar anjuran, melainkan sebuah instruksi ilahi yang wajib ditaati oleh setiap Muslim. Perintah ini termaktub jelas dalam firman-Nya:
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."
(QS. Al-Ahzab: 56)
Ayat ini memiliki makna yang sangat mendalam. Pertama, Allah SWT sendiri berselawat kepada Nabi-Nya. Selawat Allah kepada Nabi-Nya adalah berupa pujian, pengagungan, pemberian rahmat, dan pengampunan dosa. Kedua, para malaikat juga berselawat kepada Nabi, yang bermakna mendoakan dan memohonkan ampunan bagi beliau. Ketiga, Allah kemudian memerintahkan kepada seluruh orang yang beriman untuk melakukan hal yang sama, yaitu berselawat dan mengucapkan salam penghormatan kepada Nabi ﷺ. Ini menunjukkan betapa agungnya kedudukan Nabi Muhammad ﷺ di sisi Allah sehingga Dia sendiri memulainya dan memerintahkan hamba-Nya untuk mengikutinya.
2. Bentuk Cinta dan Pengagungan
Cinta kepada Nabi Muhammad ﷺ adalah salah satu pilar keimanan. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Berselawat adalah salah satu cara terbaik untuk mengekspresikan cinta dan penghormatan tersebut. Dengan berselawat, kita mengingat beliau, meneladani ajaran beliau, dan berharap untuk mendapatkan syafaat serta berkumpul bersama beliau di akhirat kelak. Setiap kali nama beliau disebut, hati seorang Muslim yang mencintai beliau akan tergerak untuk mengucapkan selawat dan salam sebagai bentuk adab dan penghormatan.
II. Dalil-Dalil Keutamaan Berselawat dari As-Sunnah
Selain dalil dari Al-Qur'an, banyak sekali hadis Nabi ﷺ yang menjelaskan secara rinci tentang keutamaan dan pahala yang agung bagi orang yang berselawat. Dalil-dalil ini menjadi motivasi besar bagi umat Islam untuk memperbanyak amalan selawat.
1. Selawat Dibalas Sepuluh Kali Lipat
Ini adalah salah satu keutamaan paling populer dan menjadi pendorong utama bagi umat Islam untuk berselawat. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ، وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ.
"Barangsiapa berselawat kepadaku satu kali, maka Allah akan berselawat kepadanya sepuluh kali, dihapuskan darinya sepuluh kesalahan, dan diangkat baginya sepuluh derajat."
(HR. Muslim, An-Nasa'i, Abu Dawud)
Hadis ini mengandung tiga keutamaan besar hanya dengan satu kali selawat:
- Allah berselawat kepadanya sepuluh kali: Ini berarti Allah melimpahkan rahmat, berkah, dan pujian kepada orang tersebut sepuluh kali lipat. Bayangkan, jika selawat kita yang terbatas ini dibalas dengan selawat dari Dzat Yang Maha Agung, tentu nilainya tak terhingga.
- Dihapuskan sepuluh kesalahan: Selawat menjadi sarana penghapus dosa dan kesalahan. Ini adalah kesempatan emas bagi setiap hamba yang ingin membersihkan catatan amalnya.
- Diangkat sepuluh derajat: Derajat di sini bisa bermakna kedudukan spiritual di sisi Allah, peningkatan pahala, atau ketinggian di surga kelak.
2. Dekat dengan Nabi ﷺ di Hari Kiamat
Siapa yang tidak ingin dekat dengan Rasulullah ﷺ di hari yang penuh kegelisahan itu? Selawat adalah jalannya. Nabi ﷺ bersabda:
أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً.
"Orang yang paling berhak mendapatkan syafaatku di hari kiamat adalah orang yang paling banyak berselawat kepadaku."
(HR. Tirmidzi)
Juga dalam riwayat lain:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ حِينَ يُصْبِحُ عَشْرًا وَحِينَ يُمْسِي عَشْرًا أَدْرَكَتْهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
"Barangsiapa berselawat kepadaku sepuluh kali di pagi hari dan sepuluh kali di sore hari, ia akan mendapatkan syafaatku di hari kiamat."
(HR. At-Thabrani)
Kedekatan dengan Nabi ﷺ berarti mendapatkan perlindungan, bimbingan, dan syafaat beliau di hari di mana setiap jiwa membutuhkan pertolongan. Ini adalah janji yang sangat besar bagi para pecinta selawat.
3. Doa Dikabulkan
Ketika seseorang berdoa, selawat dapat menjadi pembuka dan penutup doa yang mustajab. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Apabila salah seorang di antara kalian berdoa, hendaklah ia memulai dengan memuji Allah, menyanjung-Nya, kemudian berselawat kepada Nabi ﷺ, kemudian berdoa dengan apa saja yang ia kehendaki."
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
Memulai doa dengan selawat berarti kita telah membuka pintu rahmat Allah, karena selawat itu sendiri adalah doa yang pasti diterima. Dengan demikian, doa-doa lain yang kita panjatkan setelahnya lebih berpeluang untuk dikabulkan.
4. Malaikat Menyampaikan Selawat Kita kepada Nabi ﷺ
Ini adalah keajaiban lain dari berselawat. Meskipun Nabi ﷺ telah wafat, selawat kita tetap sampai kepada beliau. Beliau bersabda:
إِنَّ لِلَّهِ مَلَائِكَةً سَيَّاحِينَ فِي الْأَرْضِ يُبَلِّغُونِي مِنْ أُمَّتِي السَّلَامَ.
"Sesungguhnya Allah memiliki malaikat-malaikat yang berkeliling di bumi yang menyampaikan kepadaku salam dari umatku."
(HR. An-Nasa'i)
Ini memberi kita rasa kedekatan dan koneksi yang terus-menerus dengan Nabi ﷺ, seolah-olah kita sedang berbicara langsung dengan beliau melalui perantaraan malaikat.
5. Selawat di Hari Jumat
Ada keutamaan khusus berselawat di hari Jumat. Nabi ﷺ bersabda:
أَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةَ الْجُمُعَةِ، فَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا.
"Perbanyaklah berselawat kepadaku pada hari Jumat dan malam Jumat. Barangsiapa berselawat kepadaku satu kali, niscaya Allah berselawat kepadanya sepuluh kali."
(HR. Baihaqi)
Hari Jumat adalah hari yang mulia, dan memperbanyak selawat di hari itu adalah amalan yang sangat dianjurkan untuk meraih pahala berlipat ganda.
III. Berbagai Macam Bentuk Selawat dan Maknanya
Dalam tradisi Islam, terdapat berbagai bentuk selawat yang populer di kalangan umat. Meskipun redaksi dan jumlah lafaznya berbeda, esensi dan tujuannya tetap sama: mendoakan dan mengagungkan Nabi Muhammad ﷺ. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Selawat Ibrahimiyah
Ini adalah selawat yang paling utama dan sempurna, karena diajarkan langsung oleh Nabi ﷺ kepada para sahabatnya untuk dibaca dalam tasyahud akhir shalat. Karena itu, ia juga dikenal sebagai Selawat Kamilah (selawat yang sempurna).
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اَللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
Transliterasi: Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad, kama shallaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim, innaka hamidum majid. Allahumma barik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad, kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim, innaka hamidum majid.
Arti: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya Allah, limpahkanlah berkah kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia."
Makna dan Keutamaan:
Selawat ini adalah inti dari setiap shalat. Dengan membacanya, kita tidak hanya memohon rahmat dan berkah untuk Nabi Muhammad ﷺ, tetapi juga untuk seluruh keluarganya, dan kita mengaitkannya dengan keberkahan yang telah Allah berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Ini menunjukkan kesempurnaan permohonan yang meliputi rahmat dan berkah, serta mengakui kemuliaan Allah sebagai Yang Maha Terpuji dan Maha Agung. Para ulama sepakat bahwa ini adalah bentuk selawat yang paling afdal dan paling lengkap.
2. Selawat Nariyah (Tafrijiyah)
Selawat Nariyah adalah salah satu selawat yang sangat populer di Indonesia dan berbagai belahan dunia Islam lainnya. Ia sering dibaca dalam acara-acara keagamaan, zikir, atau ketika menghadapi kesulitan. Nama "Nariyah" berasal dari kata نار (nar) yang berarti api, karena konon katanya jika dibaca secara istiqamah, ia dapat "membakar" segala kesulitan atau kesusahan. Sementara nama "Tafrijiyah" berasal dari kata تفريج (tafrij) yang berarti melapangkan atau menghilangkan kesusahan.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الَّذِيْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضٰى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ.
Transliterasi: Allahumma shalli shalatan kamilatan wa sallim salaman tamman 'ala sayyidina Muhammadinil ladzi tanhallu bihil 'uqadu wa tanfariju bihil kurabu wa tuqdhabil hawa-iju wa tunalu bihir ragha-ibu wa husnul khawatimi wa yustasqal ghamamu biwajhihil karimi wa 'ala alihi wa shahbihi fi kulli lamhatin wa nafasin bi 'adadi kulli ma'lumin laka.
Arti: "Ya Allah, limpahkanlah selawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua ikatan (kesulitan) dapat terurai, semua kesusahan dapat teratasi, semua kebutuhan dapat terpenuhi, semua yang diinginkan dan husnul khatimah dapat diraih, serta awan mendung dapat dimohonkan hujan dengan perantara wajah beliau yang mulia. Dan semoga dilimpahkan pula kepada keluarga beliau dan para sahabat beliau, dalam setiap kedipan mata dan hembusan napas, sebanyak bilangan segala yang Engkau ketahui."
Makna dan Keutamaan:
Selawat Nariyah ini secara spesifik memohon kepada Allah agar menjadikan Nabi Muhammad ﷺ sebagai perantara bagi terurainya segala kesulitan, terhapusnya kesusahan, terpenuhinya hajat, tercapainya cita-cita, dan wafat dalam keadaan baik (husnul khatimah). Redaksi yang indah ini juga mengungkapkan keyakinan bahwa Nabi ﷺ adalah rahmat bagi semesta alam, bahkan hujan pun dapat dimohonkan berkat kemuliaan wajah beliau. Para pengamal selawat ini sering menyaksikannya sebagai wasilah yang efektif untuk mencapai keinginan dan mengatasi masalah, tentunya dengan izin Allah SWT.
3. Selawat Munjiyat
Selawat Munjiyat, yang berarti "selawat penyelamat", juga sangat populer, terutama dalam doa-doa keselamatan di laut atau saat menghadapi bahaya. Selawat ini diajarkan oleh Rasulullah ﷺ kepada salah seorang sahabat dalam mimpinya untuk menghindari musibah yang akan datang.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْآفَاتِ، وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ، وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ، وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ، وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ.
Transliterasi: Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammadin shalatan tunjina biha min jami'il ahwali wal afat, wa taqdhi lana biha jami'al hajat, wa tutahhiruna biha min jami'is sayyi'at, wa tarfa'una biha 'indaka a'lad darajat, wa tuballighuna biha aqshal ghayat min jami'il khairati fil hayati wa ba'dal mamat.
Arti: "Ya Allah, limpahkanlah selawat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, selawat yang menyelamatkan kami dari segala ketakutan dan malapetaka, yang dengannya Engkau memenuhi semua kebutuhan kami, yang dengannya Engkau menyucikan kami dari segala kesalahan, yang dengannya Engkau mengangkat kami ke derajat tertinggi di sisi-Mu, dan yang dengannya Engkau menyampaikan kami kepada puncak segala kebaikan dalam hidup dan setelah kematian."
Makna dan Keutamaan:
Fokus utama Selawat Munjiyat adalah permohonan keselamatan dari berbagai musibah dan bencana, serta tercapainya segala hajat baik di dunia maupun akhirat. Ia menjadi penenang hati bagi mereka yang sedang dilanda ketakutan atau kesulitan, sebagai bentuk tawassul (perantara) dengan kemuliaan Nabi ﷺ untuk mendapatkan pertolongan Allah. Pengamal selawat ini yakin bahwa dengan izin Allah, selawat ini menjadi benteng pelindung dari marabahaya.
4. Selawat Fatih
Selawat Fatih (Pembuka) dikenal memiliki keutamaan yang sangat besar di kalangan para pengamalnya. Dinamakan "Fatih" karena ia diyakini sebagai kunci atau pembuka bagi segala kesulitan dan pintu-pintu rahmat Allah.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ وَالنَّاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِيْ إِلٰى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلٰى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيْمِ.
Transliterasi: Allahumma shalli wa sallim wa barik 'ala Sayyidina Muhammadinil Fatihi lima ughliqa wal Khatimi lima sabaqa wan Nashiril Haqqi bil Haqqi wal Hadi ila Shirathikal Mustaqim wa 'ala alihi haqqa qadrihi wa miqdarihil 'Azhim.
Arti: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat, keselamatan, dan berkah kepada junjungan kami Nabi Muhammad, pembuka segala yang terkunci, penutup segala yang terdahulu, penolong kebenaran dengan kebenaran, dan penunjuk jalan-Mu yang lurus. Dan semoga terlimpah kepada keluarganya, sesuai dengan derajat dan kedudukannya yang agung."
Makna dan Keutamaan:
Redaksi Selawat Fatih ini secara khusus mengagungkan Nabi Muhammad ﷺ sebagai pembawa ajaran yang menyempurnakan syariat sebelumnya ("penutup segala yang terdahulu"), penolong kebenaran (Islam) dengan kebenaran, dan penunjuk jalan yang lurus. Para pengamalnya meyakini bahwa dengan berselawat ini, pintu-pintu kebaikan dan rahmat akan terbuka, masalah yang buntu akan terpecahkan, dan seseorang akan mendapatkan petunjuk menuju jalan yang benar. Bahkan sebagian ulama mengatakan satu kali Selawat Fatih menyamai ribuan selawat lainnya karena kandungan maknanya yang sangat dalam.
5. Selawat Tibbil Qulub (Syifa')
Selawat ini dikenal sebagai "Selawat Penyembuh Hati" atau "Selawat Kesehatan" karena redaksinya secara khusus memohon kesembuhan dan keberkahan dalam urusan fisik maupun spiritual.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا، وَعَافِيَةِ الْأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا، وَنُوْرِ الْأَبْصَارِ وَضِيَائِهَا، وَقُوْتِ الْأَرْوَاحِ وَغِذَائِهَا، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ.
Transliterasi: Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammadin thibbil qulubi wa dawa-iha, wa 'afiyatil abdani wa syifa-iha, wa nuril abshari wa dhiya-iha, wa qutil arwahi wa ghidza-iha, wa 'ala alihi wa shahbihi wa barik wa sallim.
Arti: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, penyembuh hati dan obatnya, penyehat badan dan kesembuhannya, cahaya mata dan sinarnya, serta kekuatan ruh dan makanannya. Dan semoga terlimpah kepada keluarga dan sahabatnya, serta berikanlah berkah dan keselamatan."
Makna dan Keutamaan:
Selawat Tibbil Qulub sangat dianjurkan bagi mereka yang sedang sakit, baik sakit fisik maupun sakit hati (spiritual, seperti iri, dengki, sombong). Dengan membacanya, seorang Muslim berharap mendapatkan kesembuhan dan kekuatan, baik untuk jasad maupun ruhani, melalui keberkahan Nabi Muhammad ﷺ. Ia mengingatkan kita bahwa Nabi ﷺ adalah rahmat yang membawa kesembuhan dan cahaya bagi seluruh aspek kehidupan.
6. Selawat Badar
Selawat Badar adalah selawat yang sering dilantunkan untuk mengenang perjuangan Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat dalam Perang Badar, salah satu pertempuran paling penting dalam sejarah Islam. Selawat ini memiliki nuansa semangat juang dan kecintaan kepada para pahlawan Islam.
صَلَاةُ اللهِ سَلَامُ اللهِ عَلٰى طٰهَ رَسُوْلِ اللهِ
صَلَاةُ اللهِ سَلَامُ اللهِ عَلٰى يَاسِيْن حَبِيْبِ اللهِ
تَوَسَّلْنَا بِبِسْمِ اللهِ وَبِالْهَادِيْ رَسُوْلِ اللهِ
وَكُلِّ مُجَاهِدٍ لِلّٰهِ بِاَهْلِ الْبَدْرِ يَا اَللهُ
Transliterasi: Shalātullāh salāmullāh ‘alā Thāhā Rasūlillāh. Shalātullāh salāmullāh ‘alā Yāsīn Habībillāh.
Tawassalnā bi bismillāh wa bil Hādī Rasūlillāh. Wa kulli mujāhidin lillāh bi Ahlil Badri yā Allāh.
Arti: "Rahmat Allah dan salam Allah semoga tetap tercurah atas Thaha (Nabi Muhammad) utusan Allah. Rahmat Allah dan salam Allah semoga tetap tercurah atas Yasin (Nabi Muhammad) kekasih Allah.
Kami bertawassul dengan menyebut nama Allah, dan dengan Nabi pemberi petunjuk utusan Allah. Dan dengan seluruh pejuang karena Allah, yaitu ahli Badar, ya Allah."
Makna dan Keutamaan:
Selawat Badar adalah permohonan rahmat dan salam kepada Nabi Muhammad ﷺ yang disertai dengan tawassul (perantara) kepada para Ahlul Badar (pahlawan Badar). Ini menunjukkan pengakuan atas kemuliaan para syuhada dan pejuang Islam yang telah berkorban demi tegaknya agama Allah. Selawat ini membangkitkan semangat kepahlawanan, ketaatan, dan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta para syuhada.
7. Selawat Jibril
Selawat Jibril adalah selawat yang sangat ringkas namun memiliki keutamaan yang besar, diyakini sebagai kunci pembuka rezeki. Konon, selawat ini pertama kali diucapkan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Adam as.
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ.
Transliterasi: Shallallahu 'ala Muhammad.
Arti: "Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada Nabi Muhammad."
Makna dan Keutamaan:
Meskipun singkat, Selawat Jibril memiliki kandungan makna yang mendalam dan pahala yang besar. Keutamaan utamanya sering dikaitkan dengan kelancaran rezeki dan kemudahan urusan. Kesederhanaan lafaznya membuatnya mudah dihafal dan diamalkan oleh siapa saja, menjadikannya salah satu selawat yang paling banyak dibaca dalam berbagai kesempatan. Ini menunjukkan bahwa bahkan dengan selawat yang paling sederhana pun, seorang hamba bisa mendapatkan keutamaan yang luar biasa dari Allah SWT.
8. Selawat Nuril Anwar
Selawat Nuril Anwar (Cahaya Segala Cahaya) adalah selawat yang fokus pada sifat kenabian Muhammad ﷺ sebagai sumber cahaya dan petunjuk bagi alam semesta.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى نُوْرِ الْأَنْوَارِ وَسِرِّ الْأَسْرَارِ وَتِرْيَاقِ الْأَغْيَارِ وَمِفْتَاحِ بَابِ الْيَسَارِ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ الْمُخْتَارِ وَآلِهِ الْأَطْهَارِ وَأَصْحَابِهِ الْأَخْيَارِ عَدَدَ نِعَمِ اللّٰهِ وَإِفْضَالِهِ.
Transliterasi: Allahumma shalli 'ala Nuril Anwar wa Sirril Asrar wa Tiryaqil Aghyar wa Miftahi Babil Yasar Sayyidina wa Maulana Muhammadinil Mukhtar wa Alihil Athhar wa Ashhabihil Akhyar 'Adada Ni'amillahi wa Ifdhalih.
Arti: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada cahaya segala cahaya, rahasia segala rahasia, penawar segala kegelapan, pembuka pintu kemudahan, junjungan dan pemimpin kami Nabi Muhammad yang terpilih, serta keluarganya yang suci dan para sahabatnya yang baik, sebanyak nikmat-nikmat Allah dan keutamaan-Nya."
Makna dan Keutamaan:
Selawat ini mengagungkan Nabi Muhammad ﷺ sebagai cahaya yang menerangi kegelapan, rahasia yang tersembunyi dalam kemuliaan Allah, dan penawar dari berbagai penyakit hati dan ruhani. Ia juga memohon agar Nabi ﷺ menjadi kunci pembuka pintu kemudahan dan rezeki. Para pengamal selawat ini meyakini bahwa ia dapat membawa pencerahan spiritual, menghilangkan kegelisahan, dan memudahkan segala urusan berkat cahaya kenabian beliau.
9. Selawat Umum atau Pendek
Selain bentuk-bentuk di atas, selawat juga bisa diucapkan dalam bentuk yang sangat sederhana, namun tetap mengandung pahala yang besar:
- صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (Shallallahu 'alaihi wa sallam): "Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepadanya (Nabi)."
- اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ (Allahumma shalli 'ala Muhammad): "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad."
Makna dan Keutamaan:
Selawat-selawat singkat ini adalah bentuk yang paling dasar dan universal. Meskipun ringkas, esensinya sama: memohon rahmat dan salam dari Allah untuk Nabi ﷺ. Keutamaan pahala yang sepuluh kali lipat tetap berlaku untuk selawat dalam bentuk apa pun, bahkan yang paling sederhana sekalipun. Ini menunjukkan kemudahan Islam dalam beribadah dan betapa luasnya pintu rahmat Allah bagi hamba-Nya.
Ilustrasi tasbih sebagai simbol zikir dan berselawat.
IV. Adab dan Tata Cara Berselawat
Meskipun berselawat bisa dilakukan kapan saja dan dalam keadaan apa saja, ada beberapa adab (etika) yang dianjurkan untuk diperhatikan agar selawat kita lebih berbobot dan diterima oleh Allah SWT.
1. Keikhlasan Niat
Niat adalah fondasi setiap ibadah. Berselawatlah dengan niat tulus karena Allah SWT, semata-mata untuk mengagungkan Nabi ﷺ, menunaikan perintah Allah, dan mengharapkan ridha-Nya, bukan karena riya' (ingin dilihat orang) atau tujuan duniawi semata.
2. Menghadirkan Hati dan Pemahaman Makna
Berselawat bukan hanya ucapan lisan, tetapi juga harus disertai dengan kehadiran hati. Cobalah untuk memahami makna dari setiap lafaz selawat yang diucapkan. Dengan memahami maknanya, selawat akan lebih meresap ke dalam jiwa dan meningkatkan kecintaan kepada Nabi ﷺ.
3. Dalam Keadaan Suci
Meskipun tidak wajib bersuci seperti shalat, berselawat dalam keadaan suci (memiliki wudu) adalah lebih utama dan menunjukkan penghormatan yang lebih besar. Terlebih jika kita membaca selawat-selawat yang panjang atau kitab-kitab selawat.
4. Menghadap Kiblat (Jika Memungkinkan)
Ketika berselawat dalam majelis zikir atau secara khusus, menghadap kiblat adalah adab yang baik, menunjukkan konsentrasi dan penghormatan. Namun, jika tidak memungkinkan (misalnya saat berkendara atau bekerja), tidak mengapa berselawat tanpa menghadap kiblat.
5. Merendahkan Suara
Berselawat bisa dilakukan dengan suara keras (jahr) dalam majelis atau sendirian, dan juga dengan suara pelan (sirr) dalam hati. Keduanya baik, namun merendahkan suara lebih dekat kepada kekhusyukan dan keikhlasan, kecuali jika tujuannya adalah untuk mengajar atau memimpin zikir.
6. Memperbanyak Selawat
Kuantitas selawat juga penting. Semakin banyak kita berselawat, semakin besar pula pahala dan keutamaannya. Rasulullah ﷺ bersabda, "Orang yang paling berhak mendapatkan syafaatku di hari kiamat adalah orang yang paling banyak berselawat kepadaku." Ini adalah motivasi untuk terus memperbanyak selawat dalam setiap kesempatan.
7. Mengucapkan Salam
Ayat Al-Qur'an (QS. Al-Ahzab: 56) tidak hanya memerintahkan berselawat, tetapi juga mengucapkan salam penghormatan ("wa sallimu taslima"). Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengucapkan salam (seperti "Assalamu 'alaika ayyuhan Nabi" atau "wa sallim") setelah selawat.
8. Konsisten (Istiqamah)
Melakukan selawat secara istiqamah, meskipun sedikit, lebih baik daripada banyak namun terputus-putus. Menjadikan selawat sebagai wirid harian akan memberikan dampak spiritual yang signifikan dalam jangka panjang.
V. Dampak Positif Berselawat dalam Kehidupan
Berselawat bukan hanya amalan yang mendatangkan pahala di akhirat, tetapi juga memberikan banyak dampak positif yang bisa dirasakan langsung dalam kehidupan dunia seorang Muslim.
1. Ketenangan Hati dan Jiwa
Dalam dunia yang serba cepat dan penuh tekanan, berselawat adalah oase ketenangan. Mengingat Nabi ﷺ dan memohonkan rahmat untuk beliau akan menenangkan hati yang gelisah, meredakan stres, dan memberikan kedamaian batin. Ini adalah bentuk zikir yang menguatkan koneksi spiritual seorang hamba dengan Tuhannya melalui perantara Nabi-Nya.
2. Membangun Karakter Mulia
Seseorang yang sering berselawat akan secara tidak langsung terus-menerus mengingat akhlak dan budi pekerti Nabi Muhammad ﷺ. Ini akan mendorongnya untuk meneladani sifat-sifat mulia beliau seperti kejujuran, amanah, kasih sayang, sabar, dan pemaaf. Selawat menjadi jembatan untuk memahami dan menginternalisasi nilai-nilai kenabian dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mempererat Ukhuwah Islamiyah
Majelis-majelis selawat atau maulid Nabi adalah salah satu wadah untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama Muslim. Ketika umat berkumpul, melantunkan selawat bersama, dan mengenang perjuangan Nabi ﷺ, akan tumbuh rasa cinta, persatuan, dan kebersamaan yang kuat.
4. Kemudahan dalam Urusan dan Kelancaran Rezeki
Banyak kesaksian dari para pengamal selawat yang merasakan kemudahan dalam urusan dan kelancaran rezeki setelah istiqamah berselawat. Meskipun bukan jaminan mutlak, namun ini adalah bagian dari janji Allah bahwa bagi mereka yang mendekatkan diri kepada-Nya, akan diberikan kemudahan dan jalan keluar dari kesulitan.
5. Penjaga dari Musibah dan Bala
Selawat juga diyakini sebagai penolak bala dan musibah. Dengan berselawat, seorang hamba memohon perlindungan dari Allah melalui keberkahan Nabi-Nya. Ini adalah bentuk ikhtiar spiritual untuk menjaga diri dan keluarga dari berbagai marabahaya.
6. Meningkatkan Daya Ingat dan Fokus
Bagi sebagian orang, berselawat secara teratur membantu meningkatkan daya ingat dan konsentrasi. Pengulangan lafaz yang bermakna ini melatih otak untuk fokus dan juga menenangkan pikiran dari hiruk pikuk duniawi, sehingga lebih mudah menyerap ilmu dan informasi.
7. Memperkuat Identitas Keislaman
Di tengah gempuran ideologi dan budaya asing, berselawat menjadi salah satu cara untuk memperkuat identitas keislaman. Ia mengingatkan akan akar keimanan, mencintai sosok panutan utama, dan memperkokoh pegangan pada ajaran agama.
VI. Selawat dalam Konteks Sosial dan Budaya Nusantara
Di Indonesia, praktik berselawat tidak hanya terbatas pada ibadah personal, tetapi juga telah menjadi bagian integral dari budaya dan tradisi masyarakat. Selawat mewarnai berbagai acara keagamaan dan sosial, menciptakan nuansa spiritual yang khas.
1. Majelis Maulid dan Zikir
Acara peringatan Maulid Nabi Muhammad ﷺ adalah salah satu momen di mana selawat dilantunkan secara massal. Dalam majelis maulid, seperti pembacaan Kitab Barzanji, Diba', atau Simtudduror, selawat menjadi inti dari seluruh rangkaian acara. Ribuan umat berkumpul untuk mendengar kisah perjalanan hidup Nabi ﷺ dan bersama-sama melantunkan selawat, menciptakan suasana khusyuk dan penuh cinta.
2. Hadrah dan Rebana
Kesenian hadrah dan rebana adalah ekspresi budaya yang didominasi oleh lantunan selawat. Grup-grup hadrah sering tampil di berbagai acara seperti pernikahan, khitanan, atau acara keagamaan lainnya, menyajikan selawat dalam irama musik yang khas dan menggugah. Ini adalah cara yang efektif untuk menyebarkan pesan cinta Nabi ﷺ melalui medium seni.
3. Selawat dalam Acara Adat
Di beberapa daerah, selawat juga diintegrasikan dalam acara-acara adat atau tradisi lokal. Misalnya, dalam acara bersih desa, upacara panen, atau peresmian bangunan, seringkali diawali dengan pembacaan selawat atau tahlil yang diiringi selawat. Ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai keislaman dan kecintaan kepada Nabi ﷺ telah menyatu dengan kearifan lokal.
4. Pengajian dan Majelis Taklim
Di setiap pengajian atau majelis taklim, pembukaan dan penutup biasanya diisi dengan selawat kepada Nabi ﷺ. Ini tidak hanya sebagai bentuk keberkahan, tetapi juga untuk mengingatkan para hadirin akan pentingnya meneladani akhlak Rasulullah ﷺ dalam menuntut ilmu dan beramal.
5. Selawat sebagai Media Pendidikan
Di pesantren dan madrasah, selawat sering diajarkan kepada santri sejak usia dini. Mereka diajarkan berbagai bentuk selawat, lagu-lagu selawat, dan sejarah di baliknya. Ini berfungsi sebagai media pendidikan karakter, menanamkan rasa cinta kepada Nabi ﷺ, dan membiasakan mereka dengan amalan kebaikan sejak kecil.
Simbol tempat ibadah, melambangkan kebersamaan dalam berselawat.
VII. Menghindari Kesalahpahaman Seputar Selawat
Meskipun selawat adalah amalan yang agung, terkadang muncul beberapa kesalahpahaman atau ekstremisme yang perlu diluruskan agar umat dapat berselawat dengan pemahaman yang benar dan sesuai syariat.
1. Keutamaan Berlebihan (Ghuluw)
Beberapa kalangan mungkin terlalu melebih-lebihkan keutamaan suatu selawat tertentu hingga menganggapnya setara atau bahkan lebih dari Al-Qur'an. Penting untuk diingat bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah yang merupakan mukjizat terbesar Nabi ﷺ, dan tidak ada amalan yang bisa menyamai kedudukan Al-Qur'an. Keutamaan selawat adalah dari Allah, tetapi tidak boleh sampai pada tahap mengkultuskan selawat melebihi syariat.
2. Mengklaim Fadhilah yang Tidak Berdasar
Ada banyak kisah dan riwayat tentang fadhilah (keutamaan) selawat, namun tidak semuanya memiliki dasar yang kuat dari hadis sahih. Umat Islam dianjurkan untuk berhati-hati dalam menerima klaim fadhilah yang sangat luar biasa dan tidak masuk akal, yang mungkin tidak memiliki sanad (rantai periwayat) atau matan (isi) yang valid. Tetaplah berpegang pada fadhilah yang jelas disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis sahih.
3. Menjadikan Selawat sebagai Jimat atau Mantra
Selawat adalah ibadah dan doa, bukan jimat atau mantra yang bekerja secara otomatis tanpa keimanan dan usaha. Mengamalkan selawat dengan keyakinan bahwa ia adalah 'ilmu' untuk mendapatkan sesuatu tanpa menyertai niat tulus dan tawakkal kepada Allah adalah bentuk penyimpangan. Selawat adalah perantara (wasilah) untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan tujuan akhir yang bersifat magis.
4. Memperselisihkan Lafaz Selawat
Ada banyak ragam lafaz selawat, dan semuanya baik selama tidak bertentangan dengan syariat. Tidak perlu saling menyalahkan atau menganggap satu bentuk selawat lebih 'benar' dari yang lain. Yang terpenting adalah esensi dan niat dalam berselawat, serta kecintaan kepada Nabi ﷺ. Keragaman lafaz selawat seharusnya menjadi kekayaan khazanah Islam, bukan sumber perpecahan.
5. Melalaikan Kewajiban Utama
Meskipun berselawat memiliki keutamaan besar, ia tidak boleh sampai melalaikan kewajiban-kewajiban utama dalam Islam seperti shalat lima waktu, puasa, zakat, atau haji (jika mampu). Selawat adalah amalan sunnah yang sangat dianjurkan, tetapi tidak bisa menggantikan rukun Islam yang merupakan tiang agama.
VIII. Selawat sebagai Manifestasi Cinta Ilahi dan Kenabian
Pada akhirnya, berselawat adalah jembatan yang menghubungkan hati seorang mukmin dengan sumber cinta ilahi dan kenabian. Ia adalah ibadah yang unik karena Allah dan para malaikat-Nya pun turut serta. Ini bukan hanya sebuah ritual, melainkan sebuah perjalanan spiritual untuk merasakan kehadiran Nabi ﷺ dalam setiap aspek kehidupan.
1. Refleksi Nama dan Sifat Nabi ﷺ
Setiap lafaz selawat yang diucapkan mengingatkan kita pada nama dan sifat-sifat mulia Nabi Muhammad ﷺ: Al-Amin (yang terpercaya), Al-Shadiq (yang jujur), Rahmatan lil 'Alamin (rahmat bagi semesta alam), Al-Fatih (pembuka), Al-Khatim (penutup). Dengan mengingat sifat-sifat ini, kita diajak untuk merenungkan keagungan beliau dan meneladani setiap jejak langkahnya.
2. Membangkitkan Kerinduan
Bagi setiap mukmin, ada kerinduan yang mendalam untuk bertemu Nabi Muhammad ﷺ. Selawat adalah ekspresi kerinduan itu. Setiap kali berselawat, seolah-olah kita sedang mengetuk pintu kemuliaan beliau, berharap kelak dapat berjumpa di surga dan mendapatkan syafaatnya.
3. Menjaga Sanad Ilmu dan Amalan
Selawat juga mengingatkan kita pada sanad keilmuan dan amalan yang bersambung langsung kepada Nabi ﷺ. Semua ajaran Islam yang kita terima, baik itu Al-Qur'an maupun Hadis, datang melalui beliau. Berselawat adalah bentuk penghargaan atas warisan kenabian yang tak ternilai harganya.
4. Persiapan Menuju Akhirat
Dengan semua keutamaan yang disebutkan, berselawat adalah salah satu bekal terbaik untuk kehidupan akhirat. Ia menjadi tiket untuk mendapatkan syafaat Nabi ﷺ, penghapus dosa, dan pengangkat derajat di sisi Allah. Ia adalah investasi spiritual yang abadi.
Kesimpulan
Berselawat kepada Nabi Muhammad ﷺ adalah amalan yang sangat mulia, disyariatkan langsung oleh Allah SWT dan diperkuat dengan banyak hadis Nabi ﷺ. Ia bukan sekadar ucapan lisan, melainkan manifestasi cinta yang tulus, penghormatan yang mendalam, dan harapan akan syafaat di hari akhir.
Dari Selawat Ibrahimiyah yang diajarkan dalam shalat, Selawat Nariyah untuk melapangkan kesulitan, Selawat Munjiyat untuk keselamatan, Selawat Fatih sebagai pembuka rahmat, hingga Selawat Jibril yang singkat namun penuh berkah, setiap bentuk selawat memiliki keutamaan dan makna tersendiri. Namun, esensinya tetap satu: memohon rahmat dan berkah Allah untuk Nabi Muhammad ﷺ beserta keluarga dan sahabatnya.
Dampak positif berselawat tidak hanya terbatas pada pahala di akhirat, melainkan juga terasa dalam kehidupan duniawi: ketenangan hati, pembangunan karakter mulia, kemudahan urusan, kelancaran rezeki, hingga penguatan identitas keislaman. Ia juga telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan tradisi umat Islam di Nusantara, mewarnai setiap aspek kehidupan mereka.
Marilah kita senantiasa memperbanyak selawat kepada Nabi Muhammad ﷺ. Jadikanlah ia sebagai bagian tak terpisahkan dari zikir harian kita, dalam setiap kesempatan, dengan niat tulus dan hati yang hadir. Semoga dengan istiqamah berselawat, kita semua termasuk golongan yang paling dekat dengan Nabi ﷺ di hari kiamat, mendapatkan syafaatnya, dan dikumpulkan bersama beliau di surga-Nya yang abadi. Amin ya Rabbal 'alamin.