Cumi-cumi, dengan gerakannya yang lincah dan rasanya yang lezat, selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemancing. Namun, menangkapnya tidak semudah yang dibayangkan. Di sinilah seni "mencandat" berperan, sebuah metode penangkapan yang telah menjadi tradisi dan terus berkembang seiring waktu. Candat, atau yang lebih dikenal sebagai squid jig, adalah pancing buatan khusus yang dirancang untuk meniru mangsa cumi-cumi, memprovokasi insting predator mereka hingga akhirnya tersangkut pada mata kail ganda yang unik. Artikel ini akan membawa Anda menyelami seluk-beluk dunia mencandat cumi, mulai dari pemahaman mendasar, pemilihan peralatan, teknik-teknik jitu, hingga rahasia di balik kesuksesan para pencandat handal.
I. Pengantar Dunia Candat: Seni Menarik Cumi-cumi
Mencandat cumi bukanlah sekadar melempar pancing, melainkan sebuah seni yang menggabungkan pengetahuan akan perilaku cumi-cumi, pemilihan alat yang tepat, dan teknik gerak yang presisi. Sensasi tarikan cumi yang kuat, semburan tintanya yang mendebarkan, dan potensi hasil tangkapan yang melimpah menjadikan kegiatan ini begitu adiktif bagi banyak orang. Mari kita pahami lebih dalam apa itu candat dan mengapa ia begitu memikat.
A. Apa Itu Candat? Definisi dan Sejarah Singkat
Candat, atau yang juga dikenal dengan sebutan "jig cumi" atau "eging lure" dalam konteks internasional, adalah jenis umpan buatan yang dirancang khusus untuk memancing cumi-cumi dan sotong. Ciri khas utamanya adalah tidak memiliki mata kail biasa, melainkan serangkaian duri atau cakar tanpa barb yang tersusun melingkar di bagian ekor. Desain ini memungkinkan cumi-cumi yang menyerang umpan untuk tertusuk dan tersangkut tanpa merobek dagingnya, menjaga kualitas tangkapan. Secara historis, penggunaan alat mirip candat telah ada sejak ribuan tahun lalu di berbagai budaya maritim, menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu, tulang, atau batu yang diukir menyerupai mangsa cumi-cumi, kemudian dilengkapi dengan duri tajam. Seiring berjalannya waktu, teknologi dan material modern seperti plastik, kain sutra, dan bahan glow-in-the-dark telah merevolusi bentuk dan efektivitas candat, menjadikannya lebih realistis dan menarik.
B. Daya Tarik Mencandat: Mengapa Begitu Populer?
Popularitas mencandat cumi tidak hanya terbatas pada nelayan komersial, tetapi juga meluas ke kalangan pemancing rekreasional. Ada beberapa alasan mengapa aktivitas ini begitu digemari:
- Sensasi Tarikan yang Unik: Cumi-cumi memiliki cara bertarung yang khas. Mereka seringkali memberikan tarikan yang berat dan terus-menerus, berbeda dengan ikan. Ini memberikan pengalaman memancing yang mendebarkan dan memuaskan.
- Hasil Tangkapan yang Lezat: Cumi-cumi adalah hidangan laut yang sangat dicari. Kesegaran cumi yang baru ditangkap tidak ada duanya, menjadikannya motivasi utama bagi banyak pemancing.
- Aksesibilitas: Mencandat bisa dilakukan dari berbagai lokasi, baik dari dermaga, jeti, pantai berbatu, maupun dari atas perahu. Ini menjadikannya hobi yang relatif mudah diakses.
- Tantangan dan Pembelajaran: Cumi-cumi dikenal cerdik. Memahami perilaku mereka, memilih candat yang tepat, dan menguasai teknik jigging yang efektif adalah sebuah tantangan yang menyenangkan dan membutuhkan kesabaran serta observasi.
- Komunitas dan Persahabatan: Kegiatan mencandat seringkali dilakukan berkelompok, menciptakan ikatan persahabatan dan ajang berbagi pengalaman antar pemancing.
C. Tujuan Artikel Ini: Panduan Komprehensif
Artikel ini bertujuan untuk menjadi panduan lengkap bagi siapa saja yang tertarik dengan dunia mencandat cumi, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman. Kami akan mengupas tuntas setiap aspek penting, mulai dari struktur dasar candat hingga resep masakan cumi yang lezat, memastikan Anda memiliki bekal pengetahuan yang memadai untuk meraih kesuksesan di perairan. Dengan informasi ini, diharapkan Anda dapat meningkatkan keterampilan, memperluas wawasan, dan yang terpenting, menikmati setiap momen petualangan mencandat cumi Anda.
II. Anatomi dan Ragam Candat: Mengenal Senjata Utama
Candat adalah inti dari kegiatan memancing cumi. Memahami struktur dan jenis-jenisnya adalah langkah awal yang krusial untuk memilih umpan yang tepat sesuai kondisi dan target cumi. Setiap detail pada candat, dari bentuk hingga warnanya, dirancang untuk memprovokasi cumi agar menyerang.
A. Struktur Dasar Candat
Meskipun beragam dalam bentuk dan ukuran, sebagian besar candat memiliki komponen dasar yang sama:
- Mata Kail Ganda (Double Hooks / Crown Hooks): Ini adalah bagian paling unik dari candat. Berbeda dengan mata kail ikan yang memiliki barb dan satu ujung tajam, candat memiliki dua atau lebih cincin duri tajam tanpa barb yang tersusun melingkar di bagian ekor. Desain ini memungkinkan cumi-cumi tersangkut ketika memeluk atau menyerang candat, dan meminimalkan cedera serius pada daging cumi, menjaganya tetap utuh dan segar.
- Badan (Body): Bagian utama candat yang meniru bentuk mangsa cumi-cumi. Badan bisa terbuat dari berbagai material seperti plastik ABS keras, kayu, atau metal. Bentuknya bervariasi, mulai dari menyerupai udang, ikan kecil, hingga siluet sederhana. Beberapa candat dilapisi kain sutera atau bahan tekstil lainnya untuk memberikan tekstur dan kemampuan menyerap aroma.
- Pemberat (Weight): Umumnya terletak di bagian bawah atau depan candat. Pemberat ini berfungsi untuk menstabilkan gerakan candat di dalam air, mengontrol kecepatan tenggelamnya, dan menentukan posisi candat saat ditarik. Bentuk pemberat juga bervariasi, ada yang menyerupai keel perahu, ada pula yang berbentuk datar.
- Mata (Eyes): Meskipun hanya dekoratif pada banyak candat, mata seringkali menjadi titik fokus bagi cumi-cumi. Candat modern sering dilengkapi dengan mata 3D yang realistis untuk meningkatkan daya tarik visual.
- Swivel/Ring Penghubung: Sebuah lubang atau cincin di bagian kepala candat untuk mengikat senar pancing atau leader.
- Luminous/Glow (Fitur Khusus): Banyak candat modern dilengkapi dengan fitur glow-in-the-dark atau bahan fosfor yang menyala dalam gelap setelah terpapar cahaya. Fitur ini sangat efektif untuk memancing cumi di malam hari atau di perairan dalam/keruh.
B. Klasifikasi Candat Berdasarkan Jenis
Pemilihan jenis candat sangat bergantung pada kondisi memancing dan preferensi cumi di lokasi tersebut. Berikut adalah beberapa klasifikasi umum:
- Candat Sutera/Benang (Cloth-wrapped Jigs): Ini adalah jenis candat paling umum. Badan candat dilapisi kain sutra atau bahan tekstil lainnya. Keunggulannya adalah tekstur yang lebih alami saat disentuh cumi, kemampuan menyerap aroma (jika dioleskan), dan variasi warna serta pola yang sangat beragam. Kain juga memberikan kilauan halus di dalam air.
- Candat Udang Plastik (Hard Plastic Shrimp Jigs): Terbuat dari plastik keras dengan detail yang sangat menyerupai udang asli. Candat jenis ini cenderung lebih tahan lama dan memiliki gerakan yang sangat realistis di air. Seringkali dilengkapi dengan mata 3D dan warna-warna cerah.
- Candat Kayu (Wooden Jigs): Jenis tradisional yang masih digunakan. Terbuat dari kayu ringan, memberikan daya apung (buoyancy) yang unik dan gerakan melayang yang lebih lambat. Candat kayu seringkali buatan tangan dan dihargai karena kualitasnya yang khas.
- Candat Metal (Metal Jigs): Umumnya lebih berat, dirancang untuk memancing di perairan yang dalam atau berarus kuat. Mereka tenggelam lebih cepat dan memberikan sensasi jigging yang berbeda. Kurang umum untuk eging tradisional, lebih ke arah jigging vertikal.
- Candat Bentuk Ikan (Fish-shaped Jigs): Beberapa candat dirancang menyerupai ikan kecil, menargetkan cumi-cumi yang memangsa ikan. Bentuk aerodinamisnya bisa membantu lemparan jarak jauh.
C. Ukuran Candat: Kapan Menggunakan Ukuran Berbeda?
Ukuran candat seringkali dinyatakan dalam format nomor (misalnya, #2.0, #2.5, #3.0, #3.5, #4.0) atau dalam sentimeter/gram. Umumnya, semakin besar angkanya, semakin besar candatnya. Pemilihan ukuran yang tepat sangat krusial:
- Cumi-cumi Kecil atau Agresif: Gunakan candat ukuran #2.0 hingga #2.5. Candat yang lebih kecil seringkali lebih mudah diserang oleh cumi-cumi yang berukuran mini atau yang sedang tidak terlalu aktif.
- Cumi-cumi Ukuran Sedang (Target Umum): Ukuran #3.0 hingga #3.5 adalah standar dan paling serbaguna. Ukuran ini ideal untuk sebagian besar kondisi dan cumi-cumi ukuran konsumsi.
- Cumi-cumi Besar atau Kondisi Arus Kuat/Dalam: Candat ukuran #4.0 atau lebih besar cocok untuk menargetkan cumi-cumi monster atau ketika Anda perlu mencapai kedalaman tertentu dengan cepat. Candat yang lebih berat juga lebih stabil di arus kuat.
- Kecepatan Tenggelam: Setiap ukuran candat juga memiliki rating kecepatan tenggelam (misalnya, 3-4 detik/meter). Sesuaikan dengan kedalaman dan kecepatan retrieve yang Anda inginkan.
D. Warna Candat: Psikologi Warna dan Preferensi Cumi-cumi
Warna candat adalah salah satu faktor penentu keberhasilan. Cumi-cumi adalah makhluk visual yang sangat responsif terhadap warna dan kontras. Tidak ada warna tunggal yang selalu efektif, karena preferensi dapat berubah berdasarkan kondisi air, cuaca, dan waktu:
- Warna Alami (Natural Colors): Putih bening, hijau zaitun, cokelat, atau biru transparan. Efektif di air jernih dan siang hari, meniru mangsa asli.
- Warna Cerah (Bright Colors): Pink, oranye, kuning lemon (chartreuse), merah. Sangat efektif di air keruh, saat fajar/senja, atau di malam hari karena menciptakan kontras yang kuat. Pink dan oranye sering menjadi favorit universal.
- Warna Gelap (Dark Colors): Hitam, ungu, biru gelap. Berfungsi baik untuk menciptakan siluet yang jelas di bawah cahaya bulan atau lampu pancing di malam hari, terutama jika ada bulan terang.
- Glow-in-the-Dark (Fosfor): Candat yang menyala dalam gelap setelah diisi cahaya (dengan senter UV atau flash kamera). Ini adalah pilihan terbaik untuk memancing di malam hari, di perairan dalam, atau saat air sangat keruh, karena cahaya menarik perhatian cumi-cumi dari jarak jauh.
- Rainbow/Multi-warna: Beberapa candat memiliki kombinasi warna atau efek pelangi yang dapat efektif dalam kondisi beragam.
Penting untuk membawa berbagai pilihan warna dan ukuran candat, dan jangan ragu untuk bereksperimen. Terkadang, hanya dengan mengganti warna candat bisa mengubah hari memancing Anda dari sepi menjadi panen.
E. Inovasi Candat Modern: Suara, Getaran, dan Bentuk Aerodinamis
Industri candat terus berinovasi. Candat modern kini dilengkapi dengan fitur-fitur canggih untuk meningkatkan efektivitas:
- Rattle (Suara): Beberapa candat dilengkapi dengan bola-bola kecil di dalamnya yang menghasilkan suara gemerisik saat di-jig, meniru suara udang atau mangsa lain yang bergerak, menarik cumi dari jauh.
- Getaran dan Gerakan Realistis: Desain pemberat dan badan yang aerodinamis memungkinkan candat bergerak dengan gerakan meluncur atau berenang yang sangat mirip dengan mangsa asli.
- Desain Hydro-Fin: Sirip kecil di bagian ekor candat untuk stabilitas dan gerakan melayang yang lebih baik saat tenggelam.
- Warna UV (Ultra Violet): Selain glow, ada juga candat yang menggunakan pigmen UV yang terlihat oleh cumi-cumi bahkan di perairan dalam atau keruh, tanpa perlu diisi cahaya.
Memahami ragam candat ini akan membekali Anda dengan pengetahuan untuk membuat pilihan cerdas, memaksimalkan peluang Anda dalam setiap sesi mencandat.
III. Peralatan Pendukung yang Optimal: Lebih dari Sekadar Candat
Meskipun candat adalah bintang utama, keberhasilan mencandat juga sangat bergantung pada peralatan pendukung lainnya. Kombinasi joran, reel, senar, dan aksesori yang tepat akan meningkatkan sensitivitas, kontrol, dan efisiensi Anda.
A. Joran (Rod): Sensitivitas, Kekuatan, dan Panjang
Untuk mencandat cumi, joran khusus yang disebut "Eging Rod" sangat direkomendasikan. Joran ini dirancang dengan karakteristik unik:
- Sensitivitas Ujung (Tip Sensitivity): Ujung joran yang sangat sensitif adalah kunci untuk mendeteksi gigitan cumi yang seringkali sangat halus. Ini memungkinkan Anda merasakan setiap sentuhan atau perubahan kecil pada candat.
- Kekuatan Punggung (Backbone Power): Meskipun ujungnya sensitif, joran eging memiliki "punggung" yang kuat untuk memberikan sentakan yang efektif dan mengendalikan cumi yang besar saat bertarung.
- Panjang: Umumnya antara 8 hingga 9 kaki (sekitar 2.4 hingga 2.7 meter). Panjang ini memungkinkan lemparan jarak jauh untuk menjangkau area potensial dan memberikan leverage yang baik saat mengendalikan candat.
- Aksi Joran (Rod Action): Biasanya fast atau moderate-fast, yang berarti lentur di ujung tapi cepat kembali ke posisi semula, ideal untuk teknik jigging yang dinamis.
- Ringan: Joran eging seringkali didesain ringan agar tidak melelahkan saat melakukan teknik jigging yang berulang-ulang.
B. Reel: Ukuran, Rasio Gear, dan Smoothness
Reel spinning ukuran kecil hingga menengah adalah pilihan standar untuk mencandat:
- Ukuran: Idealnya ukuran 2500 hingga 3000. Ukuran ini memberikan kapasitas senar yang cukup dan bobot yang seimbang dengan joran eging.
- Rasio Gear (Gear Ratio): Rasio gear tinggi (sekitar 5.0:1 hingga 6.2:1) sangat menguntungkan. Rasio tinggi memungkinkan Anda menggulung senar dengan cepat, penting untuk mengejar cumi-cumi yang menyambar dan bergerak cepat, serta melakukan teknik jigging yang agresif.
- Smoothness (Kehalusan): Reel harus memiliki putaran yang halus dan sistem drag yang konsisten untuk mencegah senar putus saat cumi memberikan tarikan kuat.
- Bobot: Pilih reel yang ringan agar kombinasi joran dan reel terasa seimbang dan nyaman saat digunakan dalam waktu lama.
C. Senar (Line): PE Braid dan Fluorocarbon Leader
Kombinasi dua jenis senar ini adalah standar emas untuk mencandat:
- PE Braid (Main Line):
- Sensitivitas: Senar PE sangat minim melar (stretch), sehingga sangat sensitif. Ini memungkinkan Anda merasakan gigitan cumi yang paling halus sekalipun.
- Kekuatan: Kuat dengan diameter yang kecil, memungkinkan lemparan jarak jauh dan mengurangi hambatan arus.
- Ukuran: PE #0.6 hingga #1.0 (sekitar 8-15 lb) sudah cukup.
- Warna: Senar multi-warna (misalnya, setiap 10 meter berganti warna) membantu Anda mengukur kedalaman dan jarak lemparan.
- Fluorocarbon Leader:
- Transparansi: Senar fluorocarbon hampir tidak terlihat di dalam air, sangat penting untuk tidak menakuti cumi-cumi yang memiliki penglihatan tajam.
- Abrasion Resistance: Tahan terhadap gesekan dengan karang atau struktur bawah air lainnya.
- Ukuran: Sekitar 1.5 hingga 2.5 kali lebih kuat dari senar PE utama Anda, misalnya 15-25 lb.
- Panjang: Sekitar 1 hingga 2 meter, diikat ke senar PE utama menggunakan simpul FG, PR, atau simpul kuat lainnya yang halus.
D. Lampu (Lighting): Penarik Cumi-cumi yang Kuat
Lampu memainkan peran krusial dalam mencandat, terutama di malam hari. Cahaya menarik plankton, yang kemudian menarik ikan kecil, dan pada akhirnya menarik cumi-cumi predator:
- Lampu Atas Perahu/Dermaga: Lampu halogen, LED, atau lampu minyak yang digantung di atas air. Cahaya terang akan menarik kehidupan laut di bawahnya.
- Lampu Dalam Air (Submersible Lights): Lampu LED khusus yang dapat ditenggelamkan ke dalam air. Cahaya hijau atau putih sering digunakan. Ini sangat efektif karena menarik cumi-cumi langsung ke area pancing Anda. Pastikan lampu submersible memiliki kabel yang panjang dan aman.
- Senter UV: Untuk mengisi daya (charge) candat glow-in-the-dark. Senter UV bekerja jauh lebih cepat dan efektif dibandingkan senter biasa.
E. Perahu (Boat) atau Lokasi Darat: Platform Mencandat
Mencandat bisa dilakukan dari mana saja, asalkan ada akses ke perairan cumi-cumi:
- Perahu: Memberikan fleksibilitas untuk mencari spot terbaik, bergerak mengikuti kawanan cumi, dan menjangkau kedalaman yang berbeda. Perahu kecil atau kayak juga bisa digunakan.
- Dermaga, Jeti, Tepi Pantai Berbatu: Lokasi darat ini sering menjadi spot favorit karena mudah diakses. Cari area yang memiliki kedalaman cukup dan struktur bawah air seperti karang atau rumput laut.
F. Aksesori Lain yang Berguna
- Jaring atau Kait Cumi: Untuk mengangkat cumi-cumi ke atas perahu atau dermaga tanpa merusaknya. Hindari memegang cumi langsung karena bisa menyemprotkan tinta atau menggigit.
- Sarung Tangan: Untuk melindungi tangan dari tinta cumi dan duri candat.
- Tangkai Jepit/Decoy Holder: Untuk menjepit cumi setelah ditangkap agar tidak berantakan dan memudahkan saat membersihkan.
- Pendingin (Cooler) dengan Es: Penting untuk menjaga cumi-cumi tetap segar setelah ditangkap. Cumi-cumi sangat cepat rusak jika tidak segera didinginkan.
- Tang/Gunting: Untuk memotong senar dan keperluan lainnya.
- Kotak Umpan (Tackle Box): Untuk menyimpan dan mengatur berbagai candat Anda.
Dengan persiapan peralatan yang matang, Anda tidak hanya meningkatkan peluang sukses, tetapi juga membuat pengalaman mencandat menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
IV. Teknik Mencandat yang Efektif: Seni Menggoda Cumi-cumi
Mencandat adalah permainan gerak dan ritme. Teknik yang tepat dapat mengubah candat mati menjadi target yang menggiurkan bagi cumi-cumi. Ini adalah inti dari seni mencandat.
A. Teknik Dasar "Jigging"
Teknik jigging adalah serangkaian gerakan yang meniru perilaku udang atau ikan kecil yang melarikan diri atau mencari makan. Ada beberapa langkah dasar yang harus dikuasai:
- Lempar dan Biarkan Tenggelam (Cast and Sink):
- Lempar candat ke area yang Anda perkirakan ada cumi-cumi.
- Biarkan candat tenggelam bebas ke kedalaman yang diinginkan. Hitung berapa detik candat tenggelam per meternya untuk memperkirakan kedalaman.
- Pastikan senar tidak terlalu kencang saat tenggelam; biarkan sedikit kendur agar candat bisa bergerak alami.
- Sentakan dan Gulung (Jerks and Reels):
- Setelah mencapai kedalaman, mulailah teknik jigging. Angkat joran dengan sentakan cepat ke atas (sekitar 30-60 cm) sebanyak 2-3 kali secara berurutan.
- Saat joran diangkat, gulung senar 1-2 putaran untuk mengambil kekenduran senar yang tercipta. Ini memberikan gerakan melayang ke atas pada candat.
- Variasi dalam kekuatan dan kecepatan sentakan sangat penting. Terkadang cumi suka sentakan yang lembut, terkadang yang agresif.
- Jeda (Pause): Momen Krusial
- Setelah serangkaian sentakan dan gulungan, biarkan candat jatuh kembali (tenggelam bebas) selama beberapa detik (biasanya 3-10 detik).
- Ini adalah momen paling krusial! Cumi-cumi seringkali menyerang candat saat jatuh atau melayang di air, bukan saat ditarik ke atas. Mereka melihat candat yang sedang tenggelam sebagai mangsa yang lemah atau melarikan diri.
- Perhatikan ujung joran Anda selama jeda ini. Gigitan cumi sering terasa seperti tekanan berat yang tiba-tiba atau getaran halus.
Ulangi siklus lempar, tenggelam, sentakan, gulung, dan jeda ini secara terus-menerus, sambil perlahan-lahan menggulung senar untuk mencari kedalaman yang berbeda atau menutupi area yang lebih luas.
B. Variasi Teknik Jigging
Seiring pengalaman, Anda akan menemukan variasi teknik yang lebih canggih:
- "Eging" Jepang: Teknik Sentakan Presisi:
- Merujuk pada teknik mencandat cumi ala Jepang yang sangat populer dan presisi.
- Melibatkan sentakan ganda atau triple yang tajam dan cepat (double/triple jerk) untuk mengangkat candat secara agresif, diikuti dengan jeda panjang untuk membiarkan candat melayang dan jatuh secara alami.
- Sentakan ini sering diarahkan ke samping, bukan hanya ke atas, untuk memberikan gerakan melayang yang lebih dinamis.
- "Tip Run" Eging: Untuk Arus Kuat dan Cumi Agresif:
- Teknik khusus yang menggunakan candat yang lebih berat dan didesain untuk perairan berarus.
- Joran yang digunakan memiliki ujung yang sangat lembut namun punggung yang kuat.
- Tujuan utama adalah menjaga candat tetap berada di zona gigitan meskipun ada arus, dan mendeteksi gigitan yang seringkali terasa hanya sebagai tekanan pada ujung joran.
- "Bottom Bouncing": Untuk Cumi di Dasar:
- Fokus pada cumi-cumi yang bersembunyi atau mencari makan di dasar perairan.
- Biarkan candat menyentuh dasar, lalu angkat sedikit dengan sentakan ringan dan biarkan jatuh lagi, mengulangi gerakan ini di dekat dasar.
- "Slow Jigging": Sentakan Pelan dan Berirama:
- Untuk cumi-cumi yang kurang aktif atau di perairan yang dingin.
- Gerakan jigging lebih pelan, lebih lembut, dan berirama, dengan jeda yang lebih panjang, meniru mangsa yang bergerak lambat.
C. Membaca Tanda-tanda Gigitan: Sensasi di Ujung Joran
Gigitan cumi tidak selalu berupa hentakan keras. Terkadang, Anda perlu sangat peka:
- Tekanan Berat Tiba-tiba: Sensasi paling umum, seolah-olah candat tersangkut rumput laut atau benda berat.
- Getaran Halus: Terkadang hanya getaran kecil yang terasa di joran.
- Perubahan Gerakan Candat: Jika candat tidak jatuh seperti biasanya, atau senar bergerak aneh, itu bisa jadi cumi.
- Joran Melengkung Mendadak: Joran tiba-tiba melengkung saat Anda mengangkatnya.
Segera lakukan sentakan kecil (hookset) saat Anda merasakan salah satu tanda ini untuk memastikan cumi-cumi tersangkut. Jangan terlalu keras karena bisa merobek mulut cumi.
D. Mengangkat Cumi-cumi: Hindari Robekan dan Gunakan Alat Bantu
Setelah cumi-cumi tertangkap, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Jaga Senar Tetap Kencang: Jangan biarkan senar kendur, karena cumi-cumi bisa lepas.
- Gulung dengan Stabil: Gulung senar secara stabil tanpa sentakan berlebihan.
- Gunakan Kait Cumi/Jaring: Untuk cumi-cumi besar, gunakan kait cumi khusus (gancu) atau jaring untuk mengangkatnya ke atas. Ini mencegah cedera pada cumi dan Anda sendiri dari semburan tinta.
- Hati-hati Tinta: Cumi-cumi akan menyemprotkan tinta saat merasa terancam. Posisikan cumi jauh dari pakaian Anda atau orang lain.
E. Teknik Mencandat Malam Hari: Peran Cahaya dan Warna Candat
Malam hari adalah waktu puncak bagi banyak spesies cumi-cumi. Cahaya adalah kunci sukses di malam hari:
- Pencahayaan Lokasi: Gunakan lampu atas atau lampu submersible untuk menarik plankton dan mangsa cumi-cumi ke area pancing Anda.
- Candat Glow-in-the-Dark: Gunakan candat fosfor dan sering-seringlah mengisinya dengan senter UV. Cahaya yang dihasilkan candat akan menjadi daya tarik utama.
- Warna Kontras: Candat berwarna cerah atau gelap yang menciptakan siluet yang kuat juga bisa efektif di malam hari.
Menguasai teknik-teknik ini memerlukan latihan dan kesabaran, namun hasilnya akan sangat memuaskan ketika Anda mulai konsisten mendapatkan cumi-cumi.
V. Memilih Lokasi dan Waktu Terbaik: Rahasia Kesuksesan
Tidak peduli seberapa ahli Anda dalam teknik mencandat atau seberapa bagus peralatan Anda, jika Anda memancing di tempat dan waktu yang salah, hasil akan nihil. Memahami habitat, pola migrasi, dan perilaku cumi-cumi adalah kunci utama.
A. Habitat Cumi-cumi: Struktur Bawah Air
Cumi-cumi adalah predator oportunistik yang cenderung berkumpul di area yang kaya akan mangsa dan memiliki tempat persembunyian:
- Terumbu Karang, Bebatuan, dan Rumput Laut: Struktur-struktur ini adalah rumah bagi ikan-ikan kecil, udang, dan krustasea yang menjadi makanan utama cumi-cumi. Cumi-cumi juga menggunakan tempat ini sebagai tempat berlindung dari predator yang lebih besar.
- Dermaga, Jeti, Tiang Penyangga: Struktur buatan manusia ini juga menjadi rumah bagi kehidupan laut dan menyediakan tempat persembunyian serta berburu bagi cumi-cumi. Mereka juga sering berkumpul di sekitar tiang-tiang karena cahaya yang dipancarkan dari daratan.
- Perairan Dengan Arus Sedang: Arus membawa plankton dan mangsa kecil, menciptakan rantai makanan yang menarik cumi-cumi. Hindari arus yang terlalu deras yang membuat cumi sulit berburu.
- Tepi Drop-off atau Jurang Bawah Air: Area di mana kedalaman dasar laut berubah drastis seringkali menjadi tempat berkumpulnya cumi-cumi karena adanya perbedaan suhu dan arus yang menarik mangsa.
- Area dengan Cahaya Bawah Air: Cumi-cumi, terutama di malam hari, sangat tertarik pada sumber cahaya yang menarik mangsanya.
B. Faktor Kedalaman: Preferensi Cumi-cumi Berdasarkan Kedalaman
Kedalaman optimal untuk mencandat sangat bervariasi:
- Perairan Dangkal (0-5 meter): Seringkali efektif di malam hari di sekitar dermaga atau tepian yang bercahaya, atau di pagi/sore hari di atas rumput laut.
- Kedalaman Sedang (5-20 meter): Ini adalah zona paling umum. Cumi-cumi seringkali berpatroli di kedalaman ini untuk mencari mangsa. Cocok untuk sebagian besar teknik eging.
- Perairan Dalam (20+ meter): Membutuhkan candat yang lebih berat dan teknik jigging vertikal. Biasanya untuk cumi-cumi besar yang hidup di dasar.
Gunakan fish finder atau sekadar coba berbagai kedalaman secara sistematis jika Anda tidak yakin.
C. Musim Cumi-cumi: Migrasi dan Masa Pijah
Cumi-cumi bermigrasi dan memiliki musim pijah (bertelur) yang berbeda. Periode ini sering menjadi waktu terbaik untuk mencandat:
- Musim Pijah: Cumi-cumi berkumpul dalam jumlah besar di perairan dangkal atau sekitar struktur untuk bertelur, membuat mereka lebih mudah diakses.
- Musim Migrasi: Cumi-cumi akan bergerak mengikuti sumber makanan atau perubahan suhu air. Ikuti laporan lokal atau nelayan setempat untuk mengetahui kapan musim cumi tiba di daerah Anda.
- Cuaca: Hindari memancing saat cuaca buruk, angin kencang, atau air sangat keruh akibat badai. Cumi-cumi cenderung kurang aktif dalam kondisi seperti itu.
D. Waktu Terbaik Dalam Sehari
Cumi-cumi sangat aktif pada periode tertentu:
- Fajar dan Senja: Periode transisi antara gelap dan terang adalah waktu puncak bagi banyak predator, termasuk cumi-cumi. Cahaya yang redup memberikan kamuflase bagi cumi-cumi untuk berburu.
- Malam Hari: Ini adalah waktu paling populer dan seringkali paling produktif untuk mencandat. Dengan bantuan cahaya lampu, cumi-cumi tertarik dan berkumpul di bawah permukaan. Banyak spesies cumi-cumi bersifat nokturnal.
- Siang Hari: Meskipun kurang produktif dibandingkan malam hari, mencandat di siang hari masih bisa berhasil, terutama di perairan yang lebih dalam atau berawan. Gunakan candat dengan warna alami dan gerakan yang realistis.
E. Pengaruh Pasang Surut Air Laut: Arus dan Pergerakan Mangsa
Pasang surut memiliki dampak signifikan terhadap perilaku cumi-cumi:
- Arus Saat Pasang/Surut: Arus yang bergerak membawa makanan dan oksigen, memicu aktivitas makan cumi-cumi. Ini sering kali waktu terbaik.
- Air Mati (Slack Tide): Saat air tenang di puncak pasang atau surut, arus minimal. Cumi-cumi mungkin kurang aktif. Namun, ini bisa jadi waktu yang baik jika Anda memancing di area yang biasanya berarus terlalu kuat.
- Pergerakan Air: Pergerakan air yang konstan dari pasang surut juga membantu menyebarkan aroma dan menarik perhatian cumi-cumi.
F. Kondisi Cuaca: Angin, Hujan, dan Pengaruhnya Terhadap Cumi-cumi
- Angin: Angin kencang dapat menyulitkan lemparan, mengendalikan candat, dan mendeteksi gigitan. Namun, angin lembut dapat menciptakan riak permukaan yang menyamarkan keberadaan Anda.
- Hujan Ringan: Hujan ringan seringkali membuat cumi-cumi lebih aktif karena air hujan membawa nutrisi dari daratan dan mengaduk permukaan air.
- Langit Berawan: Langit berawan dapat memberikan kondisi seperti senja sepanjang hari, meningkatkan aktivitas cumi-cumi.
- Suhu Air: Cumi-cumi sensitif terhadap suhu. Perubahan suhu air yang drastis dapat mempengaruhi keberadaan mereka.
Menggabungkan pengetahuan tentang lokasi, waktu, dan kondisi lingkungan akan secara drastis meningkatkan peluang Anda untuk pulang membawa hasil tangkapan yang memuaskan.
VI. Memahami Perilaku Cumi-cumi: Kunci Keberhasilan
Untuk sukses dalam mencandat, Anda perlu berpikir seperti cumi-cumi. Memahami bagaimana mereka melihat, berburu, dan berinteraksi dengan lingkungan akan membantu Anda memilih candat dan teknik yang paling efektif.
A. Cumi-cumi sebagai Predator: Mangsa Utamanya
Cumi-cumi adalah predator yang agresif dan oportunistik. Diet mereka bervariasi tergantung spesies dan ukuran, tetapi umumnya meliputi:
- Ikan Kecil: Sardin, teri, ikan sarden, dan ikan umpan kecil lainnya adalah makanan favorit.
- Udang dan Krustasea: Udang, rebon, dan berbagai jenis krustasea adalah sumber protein penting bagi cumi-cumi. Inilah mengapa banyak candat didesain menyerupai udang.
- Cumi-cumi Lain: Cumi-cumi juga bersifat kanibalistik, terutama cumi-cumi yang lebih besar akan memangsa yang lebih kecil.
- Plankton dan Zooplankton: Cumi-cumi muda akan memakan plankton, dan keberadaan plankton menarik mangsa kecil yang kemudian menarik cumi-cumi dewasa.
Candat yang meniru mangsa-mangsa ini dengan baik, baik dari segi bentuk, warna, maupun gerakan, akan memiliki peluang lebih tinggi untuk menarik perhatian.
B. Indra Cumi-cumi: Penglihatan dan Sensitivitas Terhadap Getaran
Cumi-cumi memiliki indra yang sangat berkembang:
- Penglihatan Tajam: Cumi-cumi memiliki mata yang besar dan sangat kompleks, mirip dengan mata manusia, memungkinkan mereka melihat dengan sangat jelas di kondisi cahaya redup. Mereka sangat responsif terhadap gerakan, kontras, dan warna. Candat yang menciptakan siluet jelas atau memancarkan cahaya (glow/UV) akan sangat menarik.
- Sensitivitas Terhadap Getaran: Tubuh cumi-cumi sensitif terhadap perubahan tekanan air dan getaran. Gerakan jigging yang menciptakan gelombang tekanan di air dapat menarik perhatian cumi-cumi dari jarak jauh, terutama jika candat dilengkapi fitur rattle (suara).
- Penciuman: Meskipun tidak sekuat ikan predator lainnya, cumi-cumi dapat mendeteksi aroma di air. Beberapa pemancing mengoleskan attractant beraroma udang atau ikan ke candat mereka untuk meningkatkan daya tarik.
C. Mekanisme Pertahanan Diri: Kamuflase, Semprotan Tinta, dan Kecepatan
Cumi-cumi memiliki beberapa mekanisme pertahanan diri yang luar biasa:
- Kamuflase (Chromatophores): Cumi-cumi dapat mengubah warna dan pola kulit mereka dengan sangat cepat untuk menyatu dengan lingkungan sekitar, menyembunyikan diri dari predator dan mangsa. Ini adalah alasan mengapa cumi-cumi sangat responsif terhadap perubahan cahaya dan warna candat.
- Semprotan Tinta: Ketika terancam, cumi-cumi menyemprotkan awan tinta gelap. Tinta ini berfungsi sebagai tabir asap yang membingungkan dan mengganggu predator, memungkinkan cumi-cumi melarikan diri dengan cepat.
- Kecepatan (Jet Propulsion): Cumi-cumi bergerak dengan cara jet propulsion, yaitu mengeluarkan air dari rongga tubuh mereka. Ini memungkinkan mereka bergerak dengan kecepatan tinggi untuk menyerang mangsa atau melarikan diri dari bahaya.
D. Perilaku Kawanan (Schooling): Mengapa Satu Saja Tidak Cukup?
Banyak spesies cumi-cumi bersifat sosial dan hidup dalam kawanan, terutama saat mencari makan atau berkembang biak. Jika Anda berhasil menangkap satu cumi-cumi di suatu lokasi, kemungkinan besar ada lebih banyak lagi di sekitarnya. Ini adalah peluang besar untuk "panen". Teruslah mencandat di lokasi yang sama atau area sekitarnya setelah mendapatkan tangkapan pertama.
E. Faktor-faktor Pemicu Agresi dan Ketertarikan Terhadap Candat
- Gerakan Tidak Teratur: Candat yang bergerak dengan sentakan dan jeda meniru mangsa yang terluka atau melarikan diri, memicu insting predator cumi-cumi.
- Kontras: Warna candat yang kontras dengan lingkungan atau warna glow-in-the-dark menciptakan target yang jelas bagi cumi-cumi.
- Ukuran yang Sesuai: Candat yang berukuran serupa dengan mangsa alami cumi-cumi di area tersebut akan lebih efektif.
- Cahaya: Cahaya, terutama di malam hari, adalah magnet bagi cumi-cumi, menarik mereka ke area pancing.
- Kompetisi: Jika banyak cumi-cumi berada di satu area, mereka cenderung lebih agresif karena kompetisi memperebutkan mangsa.
Dengan memahami perilaku cumi-cumi ini, Anda dapat menyusun strategi mencandat yang lebih cerdas, meningkatkan peluang Anda untuk pulang dengan pendingin yang penuh.
VII. Tips dan Trik Tingkat Lanjut: Menjadi Master Candat
Setelah menguasai dasar-dasar, saatnya untuk melangkah lebih jauh dan menerapkan trik-trik yang digunakan oleh para master candat untuk meningkatkan hasil tangkapan secara signifikan.
A. Memodifikasi Candat: Menambah Berat, Warna, Suara
Jangan takut untuk berinovasi dan menyesuaikan candat Anda dengan kondisi spesifik:
- Menambah Berat (Added Weight): Untuk mencapai kedalaman lebih cepat atau menstabilkan candat di arus kuat, Anda bisa menambahkan pemberat eksternal (sinker) kecil di senar leader beberapa puluh sentimeter di atas candat, atau menempelkan pemberat strip timah ke bagian bawah candat.
- Mengubah Warna/Pola: Jika Anda memiliki candat yang efektif dari segi bentuk dan gerakan tetapi warnanya tidak bekerja, Anda bisa menggunakan spidol permanen atau cat akrilik tahan air untuk mengubah atau menambah pola pada kain candat.
- Menambah Suara (Rattle): Beberapa pemancing menempelkan manik-manik kecil atau kapsul rattle ke badan candat untuk menarik perhatian cumi-cumi yang sensitif terhadap suara.
B. Menggunakan Esensi/Attractant: Aroma yang Memikat
Meskipun penglihatan adalah indra utama, cumi-cumi juga memiliki kemampuan mendeteksi aroma. Produk attractant cumi-cumi (biasanya beraroma udang atau ikan) dapat dioleskan pada kain candat. Ini dapat menjadi pembeda terutama di perairan keruh atau saat cumi-cumi kurang agresif. Pastikan attractant yang digunakan aman dan tidak merusak material candat.
C. Mengganti Candat dengan Cepat: Adaptasi Terhadap Kondisi
Kondisi perairan dan perilaku cumi-cumi bisa berubah dalam hitungan menit. Kesiapan untuk mengganti candat adalah kunci:
- Variasi Ukuran dan Warna: Jika candat Anda tidak mendapatkan gigitan, ganti ukuran, warna, atau jenis candat. Mulailah dengan candat standar, lalu coba yang lebih kecil/besar, warna cerah/gelap, atau glow/UV.
- Kecepatan Tenggelam: Jika arus kuat atau cumi-cumi berada di kedalaman, beralihlah ke candat yang lebih berat atau memiliki kecepatan tenggelam lebih tinggi.
- Gerakan: Jika cumi-cumi tidak merespons jigging agresif, coba candat yang memiliki gerakan jatuh lebih lambat atau teknik slow jigging.
Idealnya, Anda memiliki sistem penyimpanan candat yang rapi agar mudah diakses saat dibutuhkan.
D. Mengamati Lingkungan: Burung, Ikan Kecil, Perubahan Warna Air
Perhatikan tanda-tanda alam di sekitar Anda:
- Burung Laut Menukik: Burung laut sering menukik untuk menangkap ikan kecil. Ini adalah indikator kuat adanya kawanan ikan umpan, yang berarti ada potensi predator seperti cumi-cumi di bawahnya.
- Ikan Kecil Melompat: Jika Anda melihat ikan-ikan kecil melompat keluar dari air, itu bisa jadi mereka sedang dikejar oleh predator, termasuk cumi-cumi.
- Perubahan Warna Air: Perubahan warna atau kekeruhan air dapat mempengaruhi pilihan warna candat Anda. Air jernih cocok untuk warna alami, air keruh untuk warna cerah atau glow.
- Arah Arus: Pahami arah arus untuk memposisikan diri Anda agar candat bergerak secara alami atau melayang di zona gigitan.
E. Kesabaran dan Konsistensi: Dua Kunci Utama
Mencandat membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Tidak setiap lemparan akan menghasilkan tangkapan. Teruslah mencoba, ubah teknik, ganti candat, dan pertahankan semangat. Konsistensi dalam gerakan jigging dan observasi akan membuahkan hasil.
F. Belajar dari Kegagalan: Analisis dan Perbaikan
Setiap sesi memancing, baik berhasil maupun tidak, adalah kesempatan untuk belajar. Jika Anda tidak mendapatkan apa-apa, tanyakan pada diri sendiri:
- Apakah saya berada di lokasi yang tepat?
- Apakah saya menggunakan ukuran/warna candat yang benar?
- Apakah teknik jigging saya efektif?
- Bagaimana kondisi cuaca dan air?
Catat pengalaman Anda. Ini akan membantu Anda mengembangkan strategi yang lebih baik di masa depan. Berbagi pengalaman dengan pemancing lain juga sangat membantu.
VIII. Keamanan dan Etika Mencandat: Tanggung Jawab Nelayan Modern
Sebagai pemancing yang bertanggung jawab, menjaga keselamatan diri dan lingkungan, serta mempraktikkan etika yang baik, adalah hal yang sama pentingnya dengan meraih tangkapan.
A. Keselamatan di Laut: Jaket Pelampung, Komunikasi, Cuaca
Terutama jika Anda mencandat dari perahu:
- Jaket Pelampung: Selalu kenakan jaket pelampung, atau setidaknya sediakan di perahu. Kecelakaan bisa terjadi kapan saja.
- Informasi Cuaca: Selalu periksa prakiraan cuaca sebelum berangkat. Hindari memancing saat ada peringatan angin kencang, badai, atau gelombang tinggi.
- Alat Komunikasi: Bawa ponsel yang terisi penuh atau radio VHF. Beri tahu seseorang tentang rencana perjalanan Anda.
- Perlengkapan Darurat: Bawa senter, kotak P3K, air minum, dan peluit.
- Pengetahuan Dasar Navigasi: Jika Anda menggunakan perahu, pastikan Anda tahu cara mengoperasikannya dan memiliki peta laut atau GPS.
- Waspada Mata Kail: Mata kail candat sangat tajam. Berhati-hatilah saat melemparkan candat atau saat mengangkat cumi-cumi.
B. Penanganan Cumi-cumi: Cara yang Benar Agar Tetap Segar
Kualitas cumi-cumi tangkapan Anda sangat bergantung pada penanganan pasca-tangkapan:
- Hindari Cedera Berlebihan: Angkat cumi dengan lembut menggunakan jaring atau gancu. Jangan mengayun atau membantingnya.
- Penyimpanan Dingin: Segera masukkan cumi-cumi ke dalam pendingin yang berisi es atau air es. Cumi-cumi sangat cepat rusak jika tidak didinginkan dengan baik.
- Jaga Kebersihan: Bersihkan cumi-cumi sesegera mungkin setelah tiba di rumah. Buang tulang, tinta, dan organ dalamnya.
C. Konservasi dan Keberlanjutan: Menjaga Laut untuk Generasi Mendatang
Sebagai pengguna sumber daya laut, kita memiliki tanggung jawab untuk melestarikannya:
- Batas Tangkapan (Bag Limit): Patuhi peraturan batas tangkapan yang berlaku di wilayah Anda. Jangan mengambil lebih dari yang Anda butuhkan atau diizinkan.
- Melepas Kembali Cumi-cumi Kecil (Catch and Release): Jika Anda menangkap cumi-cumi yang terlalu kecil atau bukan target, lepaskan kembali dengan hati-hati. Cumi-cumi muda memiliki peluang besar untuk bertumbuh dan bereproduksi.
- Menjaga Kebersihan Lingkungan Laut: Jangan membuang sampah, tali pancing bekas, atau limbah lainnya ke laut. Bawa pulang semua sampah Anda.
- Laporkan Kegiatan Ilegal: Jika Anda menyaksikan kegiatan penangkapan ikan yang ilegal atau merusak, laporkan kepada pihak berwenang.
D. Menghormati Nelayan Lain dan Komunitas Setempat
- Jaga Jarak: Saat memancing di area yang ramai, jaga jarak yang wajar dengan pemancing lain untuk menghindari senar kusut atau saling mengganggu.
- Rendah Hati: Jangan membanggakan hasil tangkapan Anda secara berlebihan atau meremehkan pemancing lain. Setiap orang memiliki hari keberuntungan dan kesialan.
- Hormati Tradisi Lokal: Di beberapa daerah, mungkin ada tradisi atau kepercayaan lokal terkait memancing. Hormatilah itu.
Mencandat bukan hanya tentang menangkap cumi-cumi, tetapi juga tentang menjadi bagian dari komunitas yang peduli terhadap laut dan sumber daya di dalamnya.
IX. Mengenali Cumi-cumi: Spesies Populer untuk Dicandat
Indonesia adalah rumah bagi berbagai spesies cumi-cumi. Mengenali jenis-jenis yang umum ditangkap dapat membantu Anda menyesuaikan strategi mencandat dan mengidentifikasi target potensial.
A. Cumi-cumi Biasa (Loligo spp.)
- Deskripsi: Ini adalah jenis cumi-cumi yang paling umum dan dikenal. Tubuhnya memanjang, ramping, dengan sirip yang membentang di sepanjang hampir seluruh tubuhnya, memberikan bentuk seperti panah. Warnanya bervariasi dari transparan hingga kemerahan atau kecoklatan, dengan kemampuan kamuflase yang sangat baik.
- Habitat: Biasanya ditemukan di perairan pesisir, di atas dasar berpasir atau berlumpur, serta di sekitar terumbu karang. Mereka sering berkumpul di perairan yang terang di malam hari.
- Perilaku: Cenderung berenang dalam kawanan dan sangat agresif terhadap mangsa. Mereka adalah target utama bagi pemancing candat karena jumlahnya yang melimpah dan responsif terhadap jig.
- Ukuran: Umumnya berukuran sedang, dari 10 cm hingga 30 cm atau lebih untuk tubuhnya.
B. Sotong (Sepia spp.)
- Deskripsi: Berbeda dengan cumi-cumi, sotong memiliki tubuh yang lebih lebar, pipih, dan berbentuk oval. Mereka memiliki cangkang internal yang disebut "tulang sotong" yang sering ditemukan di pantai. Siripnya mengelilingi seluruh tubuh seperti rok bergelombang.
- Habitat: Sotong cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di dasar laut, seringkali menyamarkan diri di pasir atau lumpur. Mereka juga dapat ditemukan di sekitar rumput laut dan bebatuan.
- Perilaku: Sotong lebih lambat dan lebih tenang dibandingkan cumi-cumi. Mereka cenderung menunggu mangsa mendekat dan menyerang dengan ledakan kecepatan singkat. Gigitannya terasa lebih berat dan mantap.
- Ukuran: Ukuran sotong bervariasi, beberapa spesies bisa tumbuh sangat besar.
- Tips Mencandat: Gunakan candat yang lebih berat yang dapat mencapai dasar. Teknik "bottom bouncing" atau jigging perlahan di dekat dasar sangat efektif untuk sotong.
C. Cumi-cumi Batu (Sepioteuthis lessoniana)
- Deskripsi: Juga dikenal sebagai cumi-cumi karang. Memiliki tubuh silindris dengan sirip yang memanjang hampir sepanjang mantelnya, mirip cumi-cumi biasa tetapi seringkali lebih kokoh. Warnanya sangat bervariasi, seringkali dengan pola-pola yang menarik.
- Habitat: Seperti namanya, cumi-cumi batu sangat menyukai area berkarang, di sekitar terumbu karang, dan di dasar bebatuan. Mereka juga sering ditemukan di perairan dangkal yang bersih.
- Perilaku: Cumi-cumi batu dikenal sangat kuat dan agresif. Gigitan mereka seringkali terasa sangat kuat, dan mereka akan berjuang keras saat ditarik. Mereka adalah target favorit banyak pemancing karena ukurannya yang seringkali lebih besar.
- Ukuran: Bisa tumbuh cukup besar, seringkali melebihi ukuran cumi-cumi biasa.
- Tips Mencandat: Gunakan candat yang kuat dan joran yang memiliki backbone yang mumpuni. Teknik jigging yang agak agresif dapat memicu serangan mereka.
D. Perbedaan Karakteristik dan Cara Mereka Menyerang Candat
- Bentuk dan Gerakan: Cumi-cumi (Loligo dan Sepioteuthis) lebih ramping dan berenang cepat, sehingga candat yang menyerupai udang atau ikan kecil yang melarikan diri sangat efektif. Sotong (Sepia) lebih pipih dan cenderung berada di dasar, sehingga candat yang tenggelam perlahan atau berinteraksi dengan dasar lebih cocok.
- Lokasi: Cumi-cumi biasa dan cumi-cumi batu sering ditemukan di kolom air, sementara sotong lebih di dasar.
- Tarikan: Cumi-cumi biasa memberikan tarikan yang lebih "aktif" dan berontak. Sotong memberikan tarikan yang lebih "berat" dan mantap, seolah-olah Anda menarik beban mati. Cumi-cumi batu memberikan perlawanan yang paling kuat.
- Peran Cahaya: Cumi-cumi biasa sangat tertarik pada cahaya di malam hari. Sotong mungkin kurang responsif terhadap cahaya langsung, tetapi masih tertarik pada konsentrasi mangsa yang tertarik oleh cahaya.
Dengan mengetahui spesies cumi-cumi yang ada di perairan Anda, Anda dapat memilih strategi yang paling tepat, meningkatkan peluang keberhasilan Anda dan membuat pengalaman mencandat lebih terarah.
X. Dari Laut ke Meja Makan: Menikmati Hasil Candat
Puncak dari setiap sesi mencandat adalah menikmati hasil tangkapan Anda. Cumi-cumi yang segar adalah salah satu hidangan laut terbaik. Namun, penting untuk membersihkan dan menyimpannya dengan benar agar kualitasnya tetap terjaga.
A. Cara Membersihkan Cumi-cumi dengan Benar
Membersihkan cumi-cumi adalah proses yang cepat dan mudah setelah Anda terbiasa:
- Pegang Kepala dan Badan: Dengan satu tangan, pegang bagian badan cumi (mantel). Dengan tangan lain, pegang bagian kepala tepat di bawah mata.
- Tarik Kepala dan Isi Perut: Tarik kepala cumi-cumi perlahan. Sebagian besar isi perut, termasuk kantung tinta, akan ikut tertarik keluar. Buang bagian kepala dan isinya.
- Buang Tulang Transparan: Di dalam badan cumi-cumi, ada tulang rawan transparan seperti plastik. Tarik keluar tulang ini hingga bersih.
- Bersihkan Kulit (Opsional): Kulit cumi-cumi sebenarnya bisa dimakan, tetapi banyak orang memilih untuk mengupasnya agar teksturnya lebih lembut dan tampilannya lebih bersih. Cara mengupasnya adalah dengan mengiris sedikit di bagian atas dan menariknya ke bawah.
- Bersihkan Sirip (Opsional): Sirip juga bisa dikupas atau dibiarkan.
- Cincin Mulut dan Mata: Bagian mata dan cincin mulut yang keras di tengah tentakel biasanya dibuang. Tentakel sendiri sangat lezat dan bisa dimakan.
- Cuci Bersih: Bilas badan dan tentakel cumi-cumi di bawah air mengalir hingga bersih.
B. Penyimpanan Cumi-cumi Agar Tetap Segar
Kesegaran adalah kunci untuk rasa cumi yang lezat:
- Segera Dinginkan: Setelah ditangkap, segera masukkan cumi-cumi ke dalam es. Semakin cepat didinginkan, semakin segar rasanya.
- Simpan di Kulkas: Cumi-cumi yang sudah dibersihkan dapat disimpan di kulkas (dalam wadah tertutup) hingga 1-2 hari.
- Bekukan untuk Penyimpanan Jangka Panjang: Untuk penyimpanan lebih lama, masukkan cumi-cumi yang sudah dibersihkan ke dalam kantong kedap udara atau wadah beku, tambahkan sedikit air untuk mencegah freezer burn, lalu bekukan. Cumi-cumi beku dapat bertahan hingga beberapa bulan.
- Jangan Terlalu Lama: Cumi-cumi adalah hidangan laut yang paling enak jika dimakan dalam kondisi sangat segar.
C. Resep Cumi-cumi Populer: Inspirasi Kuliner
Ada banyak cara lezat untuk mengolah cumi-cumi segar Anda:
- Cumi Saus Padang: Hidangan pedas manis gurih khas Indonesia. Cumi dimasak dengan bumbu cabai, bawang, tomat, dan saus tiram.
- Cumi Bakar: Cumi dibumbui dengan bumbu rempah seperti bawang putih, jahe, kunyit, ketumbar, lalu dibakar hingga matang. Aroma bakaran membuat hidangan ini sangat menggugah selera.
- Cumi Goreng Tepung: Cumi dipotong cincin, dicelup ke adonan tepung bumbu, lalu digoreng hingga renyah. Camilan favorit banyak orang.
- Tumis Cumi Cabai Hijau: Cumi ditumis cepat dengan cabai hijau, bawang, tomat, dan sedikit saus. Sederhana namun sangat nikmat.
- Cumi Hitam Madura: Cumi dimasak dengan tintanya sendiri, menghasilkan hidangan berwarna hitam pekat dengan cita rasa gurih dan unik.
D. Pentingnya Cumi-cumi dalam Kuliner Indonesia
Cumi-cumi memegang peranan penting dalam kuliner Indonesia, tidak hanya karena rasanya yang enak, tetapi juga karena teksturnya yang unik. Kandungan protein tinggi dan nutrisi lainnya menjadikan cumi-cumi pilihan sehat untuk hidangan keluarga. Kelezatan cumi segar yang baru ditangkap tidak dapat dibandingkan dengan cumi beku di supermarket, inilah salah satu motivasi terbesar bagi para pencandat.
XI. Candat Sebagai Hobi dan Gaya Hidup
Lebih dari sekadar aktivitas memancing, mencandat telah berkembang menjadi hobi yang mengasyikkan dan bahkan menjadi bagian dari gaya hidup bagi banyak orang. Ini menawarkan lebih dari sekadar tangkapan, tetapi juga pengalaman, pembelajaran, dan koneksi sosial.
A. Komunitas Pencandat: Saling Berbagi Pengetahuan
Di banyak daerah, terutama yang dekat dengan laut, terdapat komunitas pencandat cumi yang aktif. Komunitas ini menjadi wadah bagi para penggemar untuk:
- Berbagi Pengalaman: Menceritakan kisah sukses atau kegagalan, serta memberikan tips dan trik yang telah teruji.
- Tukar Informasi: Berbagi informasi tentang spot memancing terbaru, jenis candat yang sedang efektif, kondisi cuaca, dan musim cumi-cumi.
- Edukasi: Para veteran seringkali dengan senang hati membimbing pemula, mengajarkan teknik, dan etika memancing.
- Persahabatan: Membangun ikatan persahabatan yang kuat dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama.
Bergabung dengan komunitas lokal atau forum daring adalah cara yang bagus untuk mempercepat pembelajaran Anda dan mendapatkan informasi berharga.
B. Turnamen dan Event Candat
Popularitas mencandat juga tercermin dalam banyaknya turnamen dan event yang diselenggarakan. Acara-acara ini seringkali menarik banyak peserta dan penonton, menciptakan suasana kompetitif namun penuh persahabatan. Turnamen candat bisa menjadi ajang untuk menguji keterampilan, memenangkan hadiah, dan tentunya, bertemu dengan sesama penggemar.
C. Manfaat Psikologis: Relaksasi, Tantangan, dan Koneksi dengan Alam
Bagi banyak orang, mencandat adalah lebih dari sekadar menangkap ikan. Ini adalah pelarian dari rutinitas harian dan sumber manfaat psikologis:
- Relaksasi dan Pengurangan Stres: Menghabiskan waktu di tepi air, menikmati pemandangan laut, dan fokus pada gerakan jigging dapat menjadi bentuk meditasi yang efektif.
- Tantangan dan Kepuasan: Proses memahami cumi-cumi, memilih strategi yang tepat, dan akhirnya mendapatkan tangkapan memberikan rasa pencapaian dan kepuasan yang besar.
- Koneksi dengan Alam: Mencandat membawa Anda lebih dekat dengan alam, mengajarkan Anda tentang ekosistem laut, pasang surut, dan perilaku hewan.
- Melatih Kesabaran: Mencandat adalah pelajaran tentang kesabaran. Hasil tidak selalu instan, dan ini melatih mental untuk tetap tenang dan tekun.
D. Candat sebagai Bagian dari Ekonomi Lokal
Aktivitas mencandat juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Dari penjualan peralatan pancing, candat, umpan, hingga jasa penyewaan perahu dan operator pemancingan, mencandat telah menciptakan lapangan pekerjaan dan berkontribusi pada ekonomi lokal di daerah pesisir. Kedatangan pemancing dari luar daerah juga dapat mendorong industri pariwisata.
XII. Masa Depan Candat: Inovasi dan Tantangan
Dunia mencandat terus berkembang. Inovasi teknologi dan tantangan lingkungan akan membentuk masa depan hobi dan industri ini.
A. Material Baru dan Desain Revolusioner
Produsen candat terus bereksperimen dengan material dan desain baru:
- Bahan Eco-Friendly: Seiring meningkatnya kesadaran lingkungan, akan ada lebih banyak candat yang terbuat dari bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan atau dapat didaur ulang.
- Desain Hyper-Realistik: Teknologi pencetakan 3D dan material canggih memungkinkan pembuatan candat yang semakin menyerupai mangsa asli, lengkap dengan tekstur dan detail yang presisi.
- Elektronik Miniatur: Mungkin di masa depan, candat akan dilengkapi dengan elektronik miniatur yang menghasilkan cahaya berkedip, getaran, atau bahkan gelombang suara tertentu untuk menarik cumi-cumi secara lebih efektif.
B. Teknologi Sonar dan Fishfinder dalam Mencandat
Penggunaan teknologi sonar dan fishfinder akan semakin canggih dan terjangkau:
- Deteksi Cumi-cumi: Sonar modern sudah mampu mendeteksi kawanan cumi-cumi secara langsung, bukan hanya ikan. Ini akan memungkinkan pemancing menargetkan spot yang lebih spesifik.
- Pemetaan Dasar Laut: Teknologi ini akan membantu pemancing menemukan struktur bawah air yang disukai cumi-cumi (karang, drop-off) dengan lebih akurat.
- Targeting Presisi: Dengan live sonar, pemancing dapat melihat gerakan candat mereka dan bagaimana cumi-cumi merespons secara real-time, memungkinkan penyesuaian teknik yang sangat presisi.
C. Tantangan Lingkungan dan Perubahan Iklim Terhadap Populasi Cumi-cumi
Masa depan mencandat tidak terlepas dari tantangan lingkungan global:
- Perubahan Suhu Laut: Peningkatan suhu laut akibat perubahan iklim dapat mempengaruhi pola migrasi, reproduksi, dan ketersediaan mangsa cumi-cumi.
- Polusi Laut: Polusi plastik dan kimia dapat merusak habitat cumi-cumi dan rantai makanan mereka.
- Penangkapan Berlebihan: Jika tidak diatur dengan baik, penangkapan cumi-cumi secara berlebihan (baik oleh nelayan komersial maupun rekreasional) dapat mengancam populasi lokal.
Oleh karena itu, peran praktik mencandat yang bertanggung jawab dan upaya konservasi menjadi semakin penting.
D. Peran Penelitian dalam Peningkatan Metode Mencandat
Penelitian ilmiah tentang perilaku, ekologi, dan populasi cumi-cumi akan terus memberikan wawasan baru yang dapat diterapkan dalam metode mencandat. Kolaborasi antara ilmuwan, nelayan, dan produsen alat pancing dapat menghasilkan strategi penangkapan yang lebih efektif dan berkelanjutan.
XIII. Kesimpulan: Perjalanan Tak Berakhir di Dunia Candat
Mencandat cumi adalah lebih dari sekadar hobi. Ini adalah perpaduan antara pengetahuan ilmiah, keterampilan teknis, kesabaran, dan penghargaan terhadap keindahan serta kekayaan alam bawah laut. Dari pemilihan candat yang tepat, penguasaan teknik jigging yang dinamis, hingga pemahaman mendalam tentang perilaku cumi-cumi dan kondisi lingkungan, setiap aspek memainkan peran krusial dalam meraih kesuksesan.
Kita telah menjelajahi berbagai jenis candat, seluk-beluk peralatan pendukung, dan teknik-teknik jitu yang akan membantu Anda menggoda cumi-cumi. Kita juga telah membahas pentingnya memilih lokasi dan waktu yang tepat, serta bagaimana memahami indra dan naluri predator cumi-cumi. Yang tak kalah penting adalah aspek etika dan konservasi, memastikan bahwa kita tidak hanya menikmati hasil tangkapan saat ini, tetapi juga menjaga kelestarian sumber daya laut untuk generasi mendatang.
Dunia mencandat adalah perjalanan yang tak pernah berakhir. Selalu ada hal baru untuk dipelajari, teknik baru untuk dikuasai, dan spot baru untuk dijelajahi. Jangan ragu untuk bereksperimen, bertanya, dan berbagi pengalaman dengan sesama pemancing. Nikmati setiap sentakan di ujung joran, setiap semburan tinta yang mendebarkan, dan setiap hidangan lezat yang Anda ciptakan dari hasil jerih payah Anda.
Semoga panduan ini membekali Anda dengan pengetahuan dan inspirasi untuk menjadi pencandat cumi yang sukses dan bertanggung jawab. Selamat mencandat, dan semoga joran Anda selalu melengkung!