Cangduri: Permata Tersembunyi dari Hutan Tropis Indonesia

Di jantung kepulauan Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati, tersembunyi sebuah harta karun botani yang misterius dan memukau: Cangduri. Bukan sekadar buah biasa, Cangduri adalah simbol ketahanan alam, kearifan lokal, dan potensi tak terbatas yang menunggu untuk dieksplorasi. Dengan rupa yang unik, rasa yang kompleks, dan khasiat yang luar biasa, Cangduri telah lama menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat adat di pelosok Nusantara, menjadikannya lebih dari sekadar makanan, melainkan warisan hidup yang perlu dilestarikan.

Artikel ini akan membawa Anda menyelami lebih dalam dunia Cangduri. Kita akan mengungkap asal-usulnya, profil botaninya yang menakjubkan, sejarah panjangnya yang terjalin dengan mitos dan legenda, serta peran vitalnya dalam tradisi pengobatan dan kuliner. Lebih jauh lagi, kita akan mengulas potensi ilmiah dan ekonominya, sambil tidak melupakan tantangan konservasi yang mendesak untuk menjaga keberlanjutan 'permata hutan' ini bagi generasi mendatang.

Ilustrasi Buah Cangduri Sebuah ilustrasi sederhana buah Cangduri dengan kulit berduri hijau gelap dan inti berwarna cerah. Buah Cangduri
Buah Cangduri memiliki kulit hijau gelap berduri tipis yang melindungi inti berwarna kuning keemasan, kaya akan biji.

1. Mengenal Cangduri: Profil Botani dan Habitat

Cangduri, secara botani dikenal dengan nama fiksional Durio spinosa minutus (meskipun bukan termasuk genus Durio sejati, nama ini diberikan oleh peneliti awal karena kemiripannya dengan durian dalam konteks "duri" dan "buah"), adalah tanaman perdu atau pohon kecil yang unik, seringkali ditemukan tumbuh secara soliter di lantai hutan hujan tropis primer. Ketinggian pohon dewasa berkisar antara 3 hingga 7 meter, dengan tajuk yang tidak terlalu rimbun namun daun-daunnya lebat dan mengkilap.

1.1. Morfologi Tanaman Cangduri

Daun: Daun Cangduri berbentuk elips memanjang, berwarna hijau tua mengkilap di permukaan atas dan sedikit lebih pucat di bagian bawah. Panjangnya bisa mencapai 15-25 cm dengan lebar 7-10 cm. Teksturnya tebal dan agak kaku, dengan urat daun yang menonjol. Salah satu ciri khasnya adalah adanya bulu-bulu halus yang sangat singkat di bagian bawah daun, memberikan sensasi beludru saat disentuh.

Bunga: Bunga Cangduri adalah salah satu bagian paling menarik dan misterius dari tanaman ini. Muncul berkelompok dari cabang-cabang utama atau langsung dari batang (cauliflory), bunga-bunga ini kecil, berwarna putih krem, dan mengeluarkan aroma manis yang kuat, terutama di malam hari. Aroma ini menarik serangga malam dan kelelawar sebagai penyerbuk utamanya. Kelopak bunganya berjumlah lima, tersusun rapi membentuk corong kecil. Musim berbunga Cangduri sangat dipengaruhi oleh pola hujan dan kelembaban, seringkali terjadi dua kali setahun setelah periode kekeringan singkat.

Buah: Inilah bagian yang paling terkenal. Buah Cangduri berbentuk bulat hingga oval, dengan diameter rata-rata 8-12 cm. Kulitnya tebal dan ditutupi oleh duri-duri kecil yang lembut dan fleksibel, bukan duri tajam seperti durian, melainkan lebih menyerupai rambut tebal atau sikat yang padat. Warna kulitnya bervariasi dari hijau tua saat muda hingga kuning kehijauan atau bahkan sedikit keunguan saat matang sempurna. Ketika dibuka, buah ini memperlihatkan beberapa segmen daging buah yang berwarna kuning cerah hingga oranye keemasan, mengelilingi biji-biji besar berwarna cokelat gelap. Daging buahnya lembut, berair, dan memiliki tekstur seperti krim dengan aroma eksotis yang khas.

Biji: Setiap buah Cangduri mengandung 3-5 biji besar, berbentuk pipih oval, dengan cangkang keras berwarna cokelat gelap. Biji ini tidak dapat dimakan mentah dan perlu diolah khusus untuk dikonsumsi atau ditanam. Kandungan minyak dalam biji cukup tinggi, menjadikannya potensi sumber daya lain di masa depan.

1.2. Habitat dan Ekologi

Cangduri adalah tanaman endemik di beberapa wilayah hutan hujan tropis di bagian barat dan tengah Indonesia, khususnya di pulau-pulau yang jarang terjamah seperti sebagian kecil Sumatra bagian barat daya, Kalimantan bagian tengah, dan beberapa pulau kecil di gugusan timur. Tanaman ini tumbuh subur di tanah yang subur, kaya humus, dan memiliki drainase baik, biasanya di lereng bukit atau lembah yang terlindungi dari angin kencang. Kelembaban udara yang tinggi dan curah hujan yang stabil sepanjang tahun sangat esensial untuk pertumbuhannya.

Ekosistem tempat Cangduri tumbuh adalah ekosistem yang rentan. Ia sering berbagi habitat dengan spesies flora dan fauna endemik lainnya, menciptakan jaring kehidupan yang kompleks. Kemampuannya untuk bertahan hidup sangat bergantung pada keberadaan hutan primer yang utuh, yang menyediakan naungan yang tepat, kelembaban yang konsisten, dan ketersediaan nutrisi dari dekomposisi organik. Karena itu, Cangduri sering dianggap sebagai indikator kesehatan ekosistem hutan tempatnya berada; kelangkaannya dapat menjadi sinyal adanya degradasi lingkungan yang serius.

2. Sejarah dan Mitos Cangduri: Akar Budaya yang Dalam

Kisah Cangduri tak hanya tentang botani, tetapi juga tentang manusia. Sepanjang ribuan tahun, buah ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat adat di wilayah-wilayah terpencil Indonesia, membentuk narasi yang kaya akan sejarah, mitos, dan kearifan lokal. Penemuan Cangduri oleh dunia luar relatif baru, namun di kalangan masyarakat adat, ia adalah warisan turun-temurun yang sarat makna.

2.1. Penemuan dan Pemanfaatan Awal

Catatan tertulis mengenai Cangduri oleh para penjelajah Eropa atau ahli botani kolonial sangat minim, hampir tidak ada. Hal ini mungkin karena habitatnya yang terpencil dan sulit dijangkau. Namun, cerita lisan dan bukti arkeologis (seperti sisa-sisa biji yang ditemukan di situs-situs kuno) menunjukkan bahwa Cangduri telah dimanfaatkan oleh masyarakat adat selama berabad-abad, jauh sebelum peradaban modern mengenalnya.

Suku-suku seperti Dayak di Kalimantan atau Mentawai di Sumatra, yang hidup harmonis dengan alam, mengenal Cangduri sebagai salah satu sumber pangan penting di musim-musim tertentu. Mereka tidak hanya mengonsumsi daging buahnya, tetapi juga memanfaatkan bagian lain dari tanaman untuk pengobatan tradisional, upacara adat, dan bahkan sebagai bahan baku untuk peralatan sederhana. Pengetahuan tentang Cangduri diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi, termasuk cara mencari, memanen, mengolah, dan yang terpenting, melestarikannya.

2.2. Mitos dan Legenda Cangduri

Sebagai buah yang tumbuh di hutan belantara dan memiliki penampilan unik, Cangduri tak luput dari selubung mitos dan legenda. Di beberapa suku, Cangduri disebut sebagai "Buah Penjaga Hutan" atau "Berkat Para Leluhur."

Mitos-mitos ini tidak hanya berfungsi sebagai cerita pengantar tidur, tetapi juga sebagai alat efektif untuk menanamkan rasa hormat terhadap lingkungan dan memastikan praktik pemanenan yang berkelanjutan. Masyarakat adat memahami bahwa kelangsungan hidup Cangduri berarti kelangsungan hidup mereka sendiri.

3. Mahkota Gizi: Kandungan Nutrisi dan Manfaat Kesehatan Cangduri

Di balik penampilannya yang eksotis, Cangduri menyimpan rahasia kesehatan yang luar biasa. Penelitian awal (fiksional) yang dilakukan oleh beberapa lembaga independen menunjukkan bahwa Cangduri adalah salah satu buah superfood paling potensial yang belum banyak dikenal dunia. Kandungan nutrisinya yang padat menjadikan buah ini sebagai sumber vitamin, mineral, antioksidan, dan senyawa bioaktif yang vital bagi tubuh.

3.1. Profil Nutrisi Cangduri

Daging buah Cangduri kaya akan:

3.2. Manfaat Kesehatan Unggulan

Dengan profil nutrisi yang mengesankan ini, tidak mengherankan jika Cangduri dipercaya memiliki berbagai manfaat kesehatan:

3.2.1. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Kandungan Vitamin C yang sangat tinggi, dikombinasikan dengan antioksidan lainnya, menjadikan Cangduri pendorong kekebalan tubuh yang efektif. Konsumsi rutin dapat membantu tubuh melawan infeksi virus dan bakteri, mempercepat pemulihan dari sakit, dan mengurangi frekuensi penyakit umum seperti flu dan pilek. Senyawa bioaktifnya juga dapat memodulasi respons imun, mencegah reaksi berlebihan yang merugikan.

3.2.2. Kesehatan Pencernaan Optimal

Serat pangan dalam Cangduri sangat bermanfaat untuk sistem pencernaan. Serat tidak larut menambah massa pada feses dan mempercepat transit makanan melalui usus, mencegah sembelit. Sementara itu, serat larut bertindak sebagai prebiotik, memberi makan bakteri baik di usus, sehingga meningkatkan kesehatan mikrobioma usus. Mikrobioma yang sehat tidak hanya penting untuk pencernaan, tetapi juga memengaruhi kekebalan tubuh dan suasana hati.

3.2.3. Anti-inflamasi dan Meredakan Nyeri

Berbagai penelitian (fiksional) telah menunjukkan bahwa ekstrak Cangduri memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat. Senyawa flavonoid dan polifenol bekerja menghambat jalur peradangan dalam tubuh, menjadikannya potensial untuk meredakan nyeri dan gejala yang terkait dengan kondisi inflamasi kronis seperti artritis, gangguan usus, atau bahkan pemulihan setelah cedera. Masyarakat adat telah lama menggunakan rebusan daun Cangduri untuk mengurangi bengkak dan nyeri.

3.2.4. Perlindungan Antioksidan Terhadap Penyakit Kronis

Kekuatan antioksidan Cangduri adalah salah satu aset terbesarnya. Antioksidan ini menetralkan radikal bebas yang merusak sel-sel tubuh, yang merupakan pemicu utama penuaan dini dan berbagai penyakit kronis termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker. Konsumsi Cangduri secara teratur dapat memberikan lapisan perlindungan penting bagi tubuh terhadap kerusakan oksidatif jangka panjang.

3.2.5. Mendukung Kesehatan Jantung

Kalium, serat, dan antioksidan dalam Cangduri semuanya berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular. Kalium membantu mengatur tekanan darah dengan menyeimbangkan kadar natrium, sementara serat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Antioksidan melindungi pembuluh darah dari kerusakan, menjaga elastisitasnya, dan mengurangi risiko aterosklerosis.

3.2.6. Meningkatkan Kesehatan Kulit dan Kecantikan

Vitamin C adalah komponen kunci dalam sintesis kolagen, protein yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit. Beta-karoten dan antioksidan lainnya melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV dan polusi, membantu mencegah penuaan dini, dan meningkatkan regenerasi sel kulit. Beberapa masyarakat adat bahkan menggunakan pasta daging buah Cangduri sebagai masker wajah alami untuk mendapatkan kulit yang lebih cerah dan sehat.

3.2.7. Sumber Energi Alami

Kandungan karbohidrat alami dan vitamin B kompleks dalam Cangduri menjadikannya sumber energi yang baik. Gula alami dalam buah memberikan dorongan energi instan, sedangkan vitamin B kompleks membantu tubuh mengubah makanan menjadi energi secara efisien. Ini sangat berguna bagi mereka yang membutuhkan energi berkelanjutan tanpa lonjakan gula darah yang drastis.

3.2.8. Potensi dalam Pengelolaan Gula Darah

Meskipun manis, serat yang tinggi dalam Cangduri dapat membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam aliran darah, sehingga mencegah lonjakan gula darah yang tajam. Beberapa penelitian (fiksional) menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam Cangduri mungkin memiliki efek positif pada sensitivitas insulin, menjadikannya buah yang menarik untuk penelitian lebih lanjut dalam konteks pengelolaan diabetes.

3.2.9. Kesehatan Mata

Beta-karoten yang melimpah diubah menjadi Vitamin A dalam tubuh, yang esensial untuk penglihatan yang baik, terutama dalam kondisi cahaya redup. Antioksidan lainnya juga melindungi mata dari kerusakan oksidatif yang dapat menyebabkan katarak dan degenerasi makula terkait usia.

Ilustrasi Pohon Cangduri Ilustrasi sederhana pohon Cangduri dengan daun-daun hijau dan buah yang tergantung. Pohon Cangduri
Pohon Cangduri tumbuh di hutan hujan tropis, dengan daun hijau lebat dan buah-buahnya yang menggantung dari dahan atau batang.

4. Cangduri dalam Gastronomi dan Pengobatan Tradisional

Jauh sebelum manfaat ilmiahnya dikenal, Cangduri telah menempati posisi istimewa dalam kearifan lokal, baik sebagai bahan pangan maupun obat. Masyarakat adat memiliki berbagai cara unik untuk mengolah dan memanfaatkan buah ini, mencerminkan pemahaman mendalam mereka tentang alam.

4.1. Eksplorasi Kuliner Cangduri

Daging buah Cangduri yang lembut, manis, dan beraroma khas menjadikannya bahan serbaguna dalam kuliner tradisional.

4.2. Peran Cangduri dalam Pengobatan Tradisional

Dari daun hingga buah, setiap bagian dari pohon Cangduri memiliki tempatnya dalam praktik pengobatan tradisional.

Penting untuk dicatat bahwa penggunaan Cangduri dalam pengobatan tradisional didasarkan pada pengalaman empiris turun-temurun. Meskipun telah menunjukkan potensi, penelitian ilmiah modern masih terus diperlukan untuk memvalidasi khasiat-khasiat ini dan memastikan keamanan serta dosis yang tepat.

5. Tantangan dan Potensi: Konservasi, Ekonomi, dan Penelitian

Keunikan Cangduri menjanjikan potensi besar di berbagai bidang, namun juga dihadapkan pada tantangan serius. Kelestarian, pemanfaatan yang bertanggung jawab, dan pengembangan ilmiah adalah kunci untuk memastikan 'permata hutan' ini tidak hanya bertahan, tetapi juga memberikan manfaat maksimal.

5.1. Ancaman terhadap Kelestarian Cangduri

Sebagai spesies endemik hutan hujan tropis, Cangduri sangat rentan terhadap perubahan lingkungan. Beberapa ancaman utamanya meliputi:

5.2. Upaya Konservasi dan Peran Masyarakat Adat

Masyarakat adat adalah garda terdepan dalam konservasi Cangduri. Pengetahuan turun-temurun mereka tentang ekologi tanaman ini sangat berharga.

Kerja sama antara masyarakat adat, pemerintah, LSM lingkungan, dan lembaga penelitian sangat krusial untuk menciptakan strategi konservasi yang holistik, termasuk penetapan kawasan lindung, program reforestasi berbasis komunitas, dan penelitian botani.

5.3. Potensi Ekonomi dan Pengembangan Berkelanjutan

Jika dikelola dengan bijak, Cangduri memiliki potensi ekonomi yang signifikan, terutama dalam konteks pengembangan produk bernilai tambah dan ekowisata.

Pengembangan ekonomi ini harus selalu dilakukan di bawah payung prinsip-prinsip keberlanjutan, memastikan bahwa setiap pemanfaatan tidak merugikan lingkungan dan memberikan manfaat yang adil bagi masyarakat lokal. Sertifikasi organik dan perdagangan adil (fair trade) dapat menjadi alat penting dalam proses ini.

5.4. Arah Penelitian Masa Depan

Untuk membuka potensi penuh Cangduri, beberapa area penelitian perlu menjadi prioritas:

Investasi dalam penelitian ini akan menjadi langkah krusial dalam mengubah Cangduri dari permata tersembunyi menjadi aset nasional yang diakui secara global, namun tetap lestari.

6. Kisah Perjalanan Cangduri: Dari Hutan ke Meja Anda

Memahami perjalanan Cangduri dari habitat alaminya hingga menjadi bagian dari kehidupan kita adalah kunci untuk menghargai nilainya dan mendukung upaya pelestariannya. Setiap langkah dalam proses ini sarat dengan kearifan lokal, tantangan, dan harapan.

6.1. Mencari dan Memanen di Belantara

Mencari Cangduri bukanlah tugas yang mudah. Pohonnya tumbuh menyebar di hutan yang lebat, seringkali di lokasi yang sulit dijangkau. Masyarakat adat, dengan pengetahuan turun-temurun mereka, adalah satu-satunya yang mampu menemukan pohon-pohon Cangduri yang berbuah. Mereka membaca tanda-tanda alam: aroma khas yang semerbak di udara, jejak hewan pemakan buah, atau bahkan perubahan warna daun di sekitar pohon Cangduri matang.

Pemanenan dilakukan secara hati-hati dan selektif. Mereka hanya memetik buah yang sudah matang sempurna dan jatuh ke tanah, atau memetiknya langsung dari pohon dengan menggunakan galah panjang, memastikan tidak merusak dahan atau batang pohon. Praktik ini bukan hanya untuk menjaga kelangsungan hidup pohon, tetapi juga karena keyakinan bahwa buah yang matang alami memiliki khasiat terbaik. Beberapa bahkan hanya memanen dalam jumlah terbatas, sesuai kebutuhan komunitas, sebagai bentuk penghormatan terhadap "roh penjaga hutan" dan untuk memberi kesempatan bagi alam untuk beregenerasi.

Proses ini bisa memakan waktu berhari-hari, melibatkan perjalanan mendaki bukit terjal, menyeberangi sungai, dan menghadapi berbagai tantangan hutan. Buah-buah yang terkumpul kemudian dibawa pulang dalam keranjang anyaman tradisional, menjadi hasil jerih payah yang sangat berharga.

6.2. Pengolahan Awal dan Distribusi Lokal

Setibanya di desa, buah Cangduri akan segera diolah. Sebagian besar dikonsumsi segar oleh keluarga atau dibagi kepada tetangga dan kerabat, terutama jika ada yang sedang sakit atau membutuhkan asupan nutrisi tambahan. Ini adalah bentuk solidaritas komunal yang kuat.

Untuk penyimpanan jangka panjang, buah Cangduri diolah menjadi produk sederhana. Daging buahnya dihaluskan dan dijemur di bawah sinar matahari atau diasapi perlahan untuk membuat lempok atau dodol Cangduri. Metode ini secara alami mengawetkan buah dan memungkinkan untuk dikonsumsi di luar musim panen. Biji-bijinya seringkali dikeringkan dan disimpan, baik untuk ditanam kembali atau diolah menjadi camilan panggang. Produk-produk ini jarang sekali diperdagangkan secara luas, melainkan lebih sering berpindah tangan dalam bentuk barter atau sebagai hadiah antar komunitas.

Distribusi Cangduri yang terbatas ini adalah salah satu alasan mengapa buah ini tetap menjadi 'rahasia' bagi sebagian besar dunia. Infrastruktur yang minim dan jauhnya lokasi dari pusat-pusat pasar membuat Cangduri sulit mencapai konsumen di perkotaan, apalagi pasar internasional. Hal ini secara tidak langsung membantu melindungi populasinya dari eksploitasi berlebihan, meskipun juga membatasi potensi pengembangannya.

6.3. Harapan Masa Depan: Jembatan ke Pasar Global

Di masa depan, dengan kesadaran yang meningkat tentang superfood dan bahan alami, Cangduri memiliki potensi besar untuk menembus pasar yang lebih luas. Namun, langkah ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan bertanggung jawab.

Transformasi dari produk lokal menjadi global membutuhkan:

Perjalanan Cangduri ke meja Anda di masa depan tidak hanya akan membawa kelezatan dan kesehatan, tetapi juga sebuah kisah tentang keajaiban alam Indonesia, ketahanan budaya, dan komitmen terhadap masa depan yang berkelanjutan. Ini adalah undangan untuk menjadi bagian dari kisah yang lebih besar, menghargai setiap buah sebagai simbol harapan dan tanggung jawab.

7. Merawat Warisan: Mengapa Cangduri Penting bagi Kita Semua

Cangduri lebih dari sekadar buah. Ia adalah cerminan dari kekayaan hayati Indonesia yang tak ternilai, penunjuk kearifan yang telah lama diwariskan, dan pengingat akan pentingnya hubungan harmonis antara manusia dan alam. Pelestarian Cangduri bukan hanya tentang menyelamatkan satu spesies, melainkan tentang menjaga keseimbangan ekosistem, menghormati budaya lokal, dan mengamankan potensi bagi masa depan kemanusiaan.

7.1. Indikator Kesehatan Ekosistem

Keberadaan Cangduri yang subur adalah sinyal bahwa hutan tropis di sekitarnya masih sehat dan berfungsi optimal. Sebagai spesies yang membutuhkan kondisi lingkungan yang sangat spesifik, ia sensitif terhadap perubahan. Hilangnya Cangduri dapat menjadi pertanda awal adanya gangguan serius pada ekosistem, yang pada akhirnya akan memengaruhi spesies lain dan layanan ekosistem vital seperti pasokan air bersih, udara segar, dan regulasi iklim. Dengan melindungi Cangduri dan habitatnya, kita secara tidak langsung melindungi keseluruhan keanekaragaman hayati dan fungsi ekologis hutan.

7.2. Simbol Kearifan Lokal dan Kebudayaan

Cangduri telah terjalin erat dengan kehidupan spiritual dan budaya masyarakat adat selama berabad-abad. Mitos, ritual, dan praktik pemanfaatan berkelanjutan yang mengelilinginya adalah bukti nyata kearifan lokal yang mendalam. Mereka menunjukkan bagaimana manusia dapat hidup selaras dengan alam, memanfaatkan sumber daya tanpa merusak, dan menjaga warisan untuk generasi mendatang. Melindungi Cangduri berarti menghargai dan melestarikan warisan budaya tak benda yang kaya ini, serta mendukung hak-hak dan pengetahuan masyarakat adat yang menjadi penjaga utamanya.

7.3. Potensi Ilmiah dan Inovasi

Sebagai 'superfood' yang belum banyak dieksplorasi, Cangduri menawarkan potensi tak terbatas untuk penelitian ilmiah. Senyawa bioaktif uniknya dapat menjadi kunci untuk penemuan obat-obatan baru, suplemen kesehatan, atau inovasi dalam industri pangan dan kosmetik. Di tengah krisis kesehatan global dan pencarian solusi alami, Cangduri dapat memberikan jawaban yang selama ini dicari. Melindungi Cangduri berarti menjaga perpustakaan genetik alami yang tak tergantikan, yang mungkin menyimpan solusi untuk tantangan masa depan.

7.4. Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan

Pengembangan Cangduri secara berkelanjutan dapat membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan, memberikan mereka alternatif pendapatan yang lestari dan mengurangi insentif untuk terlibat dalam praktik-praktik yang merusak lingkungan. Ini bisa menjadi model pembangunan ekonomi hijau yang mengintegrasikan pelestarian lingkungan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, menunjukkan bahwa pembangunan dan konservasi dapat berjalan beriringan.

7.5. Tanggung Jawab Global

Sebagai negara dengan salah satu tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi spesies-spesies unik seperti Cangduri. Namun, tanggung jawab ini tidak hanya milik Indonesia. Kehilangan spesies seperti Cangduri adalah kerugian bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, dukungan internasional dalam bentuk penelitian, pendanaan konservasi, dan promosi pasar yang etis sangatlah penting.

Pada akhirnya, kisah Cangduri adalah sebuah ajakan. Ajakan untuk melihat lebih dekat keajaiban yang tersembunyi di sekitar kita, ajakan untuk menghargai pengetahuan yang telah diwariskan, dan ajakan untuk bertindak. Mari bersama-sama menjadi bagian dari upaya untuk menjaga agar permata dari hutan tropis Indonesia ini tidak hanya lestari, tetapi juga terus bersinar, memberikan manfaat dan inspirasi bagi dunia.

"Cangduri mengajarkan kita bahwa kekayaan sejati bukan hanya pada apa yang kita ambil dari alam, tetapi pada apa yang kita lestarikan dan hormati."

Dengan potensi luar biasa dan tantangan yang nyata, masa depan Cangduri ada di tangan kita. Pemahaman, penghargaan, dan tindakan nyata akan menentukan apakah permata hijau ini akan terus menjadi sumber kehidupan dan inspirasi, atau hanya tinggal menjadi legenda yang sirna bersama hutan yang menghilang.