Visualisasi standar emas dalam bentuk lantakan (ingot).
Lantakan, sebuah istilah yang seringkali dikaitkan dengan kekayaan purba dan cadangan strategis negara, merupakan fondasi fisik bagi seluruh sistem keuangan dan perhiasan berbasis logam mulia. Secara sederhana, lantakan merujuk pada bentuk murni atau semi-murni dari logam (umumnya emas, perak, atau platinum) yang dicetak menjadi batangan atau kepingan standar, siap untuk diolah lebih lanjut atau disimpan sebagai aset investasi utama. Pemahaman mendalam tentang lantakan bukan hanya sekadar memahami berat dan ukurannya, tetapi juga meliputi sejarah proses metalurgi, standarisasi global yang rumit, dan peran krusialnya dalam menjaga stabilitas ekonomi dunia.
Artikel ini akan menelusuri perjalanan panjang lantakan, mulai dari proses penambangan yang kompleks hingga sertifikasi internasional yang menjamin integritas dan nilai universalnya. Kita akan membahas mengapa bentuk fisik ini tetap relevan di era digital, bagaimana teknologi modern mengubah produksinya, dan ancaman apa saja yang dihadapi oleh pasar lantakan global.
Secara etimologis, kata "lantakan" dalam konteks modern Bahasa Indonesia seringkali disamakan dengan ingot (Inggris) atau batangan. Ia melambangkan wujud awal dari logam setelah proses pemurnian, sebelum diubah menjadi koin, perhiasan, atau komponen industri. Nilai sebuah lantakan tidak hanya ditentukan oleh beratnya, tetapi secara fundamental oleh tingkat kemurniannya dan jaminan dari produsen yang mencetaknya.
Sebelum adanya lantakan standar, perdagangan logam mulia sangat sulit karena setiap transaksi memerlukan uji kemurnian yang memakan waktu dan sering kali tidak akurat. Adanya lantakan memberikan solusi atas masalah ini. Bentuk batangan yang seragam, dicap dengan cap produsen, berat pasti, dan tingkat kemurnian spesifik, memungkinkan perdagangan skala besar, antarnegara, dan antarbank tanpa perlu pengujian fisik yang berulang. Ini adalah kunci likuiditas pasar logam mulia.
Penggunaan logam mulia dalam bentuk batangan telah ada sejak peradaban kuno. Di Mesir kuno, perak dan emas ditukar dalam bentuk batangan yang diukur. Namun, standarisasi sesungguhnya dimulai pada era Kekaisaran Romawi dan kemudian di Abad Pertengahan, di mana bank-bank mulai menyimpan cadangan dalam bentuk batangan besar. Puncak standarisasi terjadi pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 seiring dengan munculnya standar emas (Gold Standard), di mana lantakan emas menjadi dasar cadangan moneter negara-negara besar.
Batangan 'Good Delivery' yang digunakan dalam perdagangan pasar London saat ini, yang beratnya sekitar 400 troy ons, adalah hasil evolusi ribuan tahun dari upaya manusia untuk menciptakan alat tukar yang universal dan dapat dipercaya.
Pembuatan lantakan, khususnya emas dan perak, adalah serangkaian proses metalurgi yang rumit, mahal, dan memerlukan presisi tinggi. Proses ini memastikan bahwa logam mencapai kemurnian yang dibutuhkan (biasanya 999.9 atau 'empat sembilan').
Langkah awal adalah ekstraksi bijih dari bumi. Bijih emas seringkali terperangkap dalam kuarsa atau sulfide. Proses penambangan diikuti oleh penghancuran (crushing) dan penggilingan (milling) untuk mengurangi ukuran partikel.
Setelah bijih dikonsentrasikan, ia menjalani proses peleburan (smelting). Logam cair dipisahkan dari mineral pengotor lainnya. Hasil dari peleburan ini disebut batangan dore. Batangan dore biasanya hanya mencapai kemurnian antara 80% hingga 95% dan masih mengandung perak, tembaga, dan sejumlah kecil logam lain. Batangan dore ini belum dianggap sebagai lantakan siap jual di pasar internasional.
Untuk mencapai kemurnian 999.9, batangan dore harus melewati proses pemurnian yang canggih:
Setelah logam mencapai kemurnian yang diinginkan, ia dicairkan kembali dan dituangkan ke dalam cetakan yang telah dipersiapkan. Ada dua metode utama pengecoran:
Nilai universal lantakan terletak pada kemampuannya untuk diperdagangkan secara bebas di seluruh dunia. Hal ini dimungkinkan karena adanya standar ketat yang diatur oleh badan-badan global.
London Bullion Market Association (LBMA) adalah otoritas paling penting dalam standarisasi lantakan emas dan perak di dunia. Kepatuhan terhadap standar 'Good Delivery' adalah penanda kualitas tertinggi.
Hanya lantakan yang berasal dari pemurni yang terdaftar dalam 'Good Delivery List' LBMA yang diakui oleh bank sentral dan bursa komoditas utama. Pemurni harus melewati audit ketat dan menunjukkan kepatuhan terhadap praktik sumber (sourcing) yang bertanggung jawab.
Meskipun lantakan 'Good Delivery' adalah yang terbesar, pasar investasi ritel lebih mengenal lantakan dalam ukuran yang lebih kecil dan mudah diakses:
Lantakan adalah salah satu aset keuangan tertua dan paling stabil. Perannya melampaui sekadar investasi; ia adalah indikator geopolitik dan penyimpan nilai utama.
Bank sentral di seluruh dunia memegang lantakan emas sebagai cadangan strategis untuk mendukung mata uang mereka dan menjaga kepercayaan pasar. Emas dianggap sebagai aset tanpa risiko pihak lawan (counterparty risk), yang berarti nilainya tidak bergantung pada kinerja atau solvabilitas institusi lain. Cadangan ini disimpan di lokasi yang sangat aman, seperti brankas di Bank of England atau Federal Reserve Bank of New York.
Kepemilikan dan pergerakan lantakan emas oleh bank sentral dapat memiliki dampak signifikan terhadap harga spot global. Ketika bank sentral membeli atau menjual dalam jumlah besar, ini menunjukkan perubahan fundamental dalam kebijakan moneter atau kebutuhan likuiditas.
Investor ritel dan institusi menggunakan lantakan sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik. Dalam periode krisis, ketika nilai mata uang kertas (fiat money) terdegradasi, permintaan terhadap aset fisik yang terbatas seperti lantakan emas dan perak cenderung melonjak. Lantakan, dalam bentuk fisik yang dapat dipegang, menawarkan kepastian yang tidak dapat diberikan oleh aset digital atau obligasi.
Penting untuk dicatat bahwa lantakan fisik selalu diperdagangkan dengan premi (premium) di atas harga spot logam. Premium ini mencakup:
Lantakan yang lebih kecil memiliki premium yang lebih tinggi per troy ons dibandingkan lantakan 'Good Delivery' karena biaya produksi dan pengemasan per unit lebih besar.
Mengingat nilai intrinsik yang sangat tinggi, pasar lantakan senantiasa dihadapkan pada ancaman pemalsuan dan masalah etika sumber.
Pemalsuan lantakan telah menjadi industri gelap yang canggih. Metode yang paling berbahaya adalah penggunaan logam yang memiliki kepadatan (density) sangat mirip dengan emas, seperti tungsten. Emas memiliki kepadatan yang sangat spesifik (19.32 g/cm³). Lantakan palsu yang diisi inti tungsten (19.25 g/cm³) dapat lolos uji berat standar dan bahkan tes ultrasound permukaan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi investor untuk hanya membeli lantakan dari dealer resmi yang memiliki rantai pasokan yang terjamin (chain of custody) dari pemurni yang terakreditasi LBMA.
Isu etika telah menjadi fokus utama dalam industri lantakan. Emas konflik (conflict gold) adalah emas yang ditambang di zona konflik dan hasil penjualannya digunakan untuk mendanai kelompok bersenjata. LBMA dan organisasi internasional lainnya telah menerapkan standar 'Responsible Sourcing' yang sangat ketat.
Pemurni yang terakreditasi harus mendokumentasikan setiap langkah rantai pasokan mereka, memastikan bahwa emas yang mereka proses tidak berasal dari penambangan ilegal, tidak mendanai terorisme, dan mematuhi standar hak asasi manusia serta lingkungan hidup yang ketat. Kepatuhan terhadap rantai pasokan yang bersih (clean supply chain) kini menjadi persyaratan non-negosiasi untuk diterima di pasar global.
Meskipun emas mendominasi pembicaraan tentang lantakan, perak, platinum, dan paladium juga dicetak dalam bentuk batangan standar yang memiliki peran vital dalam industri dan investasi.
Lantakan perak seringkali jauh lebih besar daripada lantakan emas karena kepadatan perak yang lebih rendah dan harga per ons yang jauh lebih kecil. Lantakan perak 'Good Delivery' LBMA memiliki berat standar 1000 troy ons (sekitar 31.1 kilogram), dengan kemurnian minimal 999.0.
Perak memiliki peran ganda yang unik: sebagai aset investasi dan sebagai logam industri. Sekitar 50% permintaan perak berasal dari industri, terutama dalam sektor elektronik, panel surya, dan fotografi. Permintaan industri yang fluktuatif membuat harga lantakan perak cenderung lebih volatil dibandingkan emas.
Platinum dan Paladium (PGEs - Platinum Group Elements) dicetak dalam bentuk lantakan kecil, biasanya 1 ons atau 1 kilogram. Logam-logam ini memiliki pasar yang jauh lebih kecil tetapi sangat penting untuk industri otomotif (katalis konverter). Lantakan PGEs umumnya memiliki premium yang sangat tinggi karena kelangkaan sumber dan biaya pemurnian yang ekstrem. Kemurnian standarnya adalah 999.5.
Meskipun konsep lantakan terlihat kuno, proses pembuatannya terus berevolusi, didorong oleh kebutuhan akan kemurnian yang lebih tinggi, efisiensi energi, dan fitur keamanan yang tak tertembus.
Berbeda dengan pengecoran tradisional (pouring) yang menghasilkan satu batangan per cetakan, pengecoran berkelanjutan melibatkan penarikan logam cair melalui cetakan berpendingin air. Proses ini menghasilkan profil batangan yang sangat seragam dan meminimalkan cacat internal. Continuous casting sangat umum digunakan untuk produksi lantakan perak dan batangan emas kecil yang nantinya akan di-stamping.
Tungku peleburan modern menggunakan pemanas induksi frekuensi tinggi, yang memungkinkan kontrol suhu yang sangat presisi dan mengurangi waktu peleburan secara signifikan. Kontrol presisi ini sangat penting selama proses pemurnian elektrolitik, memastikan tidak ada kontaminasi yang masuk kembali ke logam murni.
Lantakan modern semakin dilengkapi dengan fitur keamanan canggih, terutama pada ukuran ritel. Ini termasuk:
Dalam perdagangan lantakan, istilah kemurnian (purity) memiliki makna yang lebih ketat dibandingkan dengan istilah karat (carat) yang biasa digunakan dalam perhiasan.
Karat (K) adalah ukuran kemurnian yang didasarkan pada skala 24. Emas murni sempurna adalah 24 karat. Namun, karat hanya merupakan fraksi, bukan pengukuran metalurgi yang tepat:
Sebaliknya, lantakan diukur dalam "kehalusan" (fineness), dinyatakan dalam bagian per seribu (parts per thousand). Standar tertinggi untuk investasi adalah 999.9, yang berarti 999.9 bagian emas murni dan 0.1 bagian logam lain (seperti perak atau tembaga) per seribu. Standar ini jauh lebih spesifik dan penting untuk perdagangan komoditas.
Mencapai 100% kemurnian mutlak (1000/1000) adalah hal yang mustahil dalam praktik metalurgi skala besar. Selalu ada jejak mikroskopis kontaminan. Oleh karena itu, 999.9 dianggap sebagai emas murni (fine gold) di pasar internasional. Beberapa pemurni canggih, terutama di Kanada dan Australia, bahkan memproduksi 999.99 (lima sembilan), biasanya digunakan untuk tujuan laboratorium atau komponen elektronik sangat sensitif.
Mengelola dan menyimpan volume besar lantakan adalah operasi logistik yang luar biasa kompleks, melibatkan keamanan tingkat militer dan sistem akuntansi yang tak bercela.
Penyimpanan lantakan bank sentral dan institusional memerlukan brankas yang dirancang untuk menahan serangan fisik, ledakan, dan upaya penetrasi. Lokasi brankas ini seringkali dirahasiakan atau berada di bawah pengawasan ketat 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Contoh paling terkenal adalah Brankas Federal Reserve di New York, yang menyimpan sekitar 7.000 ton emas, sebagian besar dalam bentuk lantakan Good Delivery milik berbagai negara.
Dalam sistem perbankan dan perdagangan, lantakan dapat disimpan dalam dua cara:
Perbedaan ini krusial dalam dunia investasi lantakan, di mana kepemilikan fisik langsung (allocated) dianggap sebagai bentuk penyimpanan nilai paling aman.
Di Indonesia, pasar lantakan memiliki sejarah panjang, terutama dipengaruhi oleh produsen domestik yang besar dan permintaan investasi ritel yang kuat.
PT Aneka Tambang Tbk (Antam) adalah produsen dan pemurni emas terbesar di Indonesia. Lantakan emas Antam, diproduksi di pabrik pemurnian Logam Mulia (LM), diakui secara luas di pasar domestik dan internasional. Fasilitas Antam seringkali terdaftar dalam daftar Good Delivery LBMA atau badan akreditasi sejenis, menjamin bahwa produk lantakan mereka memenuhi standar global 999.9.
Lantakan Antam menjadi standar de facto untuk investasi ritel di Indonesia, dengan berbagai ukuran mulai dari 0.5 gram hingga 1 kilogram. Kepercayaan masyarakat terhadap lantakan Antam sangat tinggi karena jaminan kemurnian dan dukungannya oleh BUMN.
Perdagangan lantakan di Indonesia diatur ketat oleh pemerintah dan lembaga terkait. Kebijakan perpajakan seringkali membedakan antara emas perhiasan dan emas lantakan. Emas lantakan yang diakui sebagai barang investasi seringkali mendapat perlakuan pajak yang berbeda (misalnya, PPN bebas atau ditanggung pemerintah untuk tujuan investasi, tergantung regulasi yang berlaku), yang mendorong masyarakat untuk memilih lantakan sebagai bentuk penyimpanan kekayaan jangka panjang.
Dalam beberapa tahun terakhir, munculnya platform digital yang memungkinkan pembelian emas lantakan dalam bentuk gramasi kecil telah mendemokratisasikan investasi ini. Konsumen dapat membeli fraksi lantakan emas, yang kemudian dikonversi menjadi lantakan fisik penuh setelah mencapai berat tertentu. Meskipun transaksi awalnya digital, inti dari aset yang dibeli tetaplah klaim atas lantakan fisik yang tersimpan di brankas.
Meskipun teknologi blockchain dan mata uang digital semakin populer, lantakan fisik terus memegang peranan penting. Logam mulia ini beradaptasi dengan inovasi tanpa kehilangan nilai dasarnya.
Salah satu inovasi terbesar adalah tokenisasi emas. Ini melibatkan pembuatan token digital (stablecoin) pada blockchain yang setiap unitnya dijamin oleh lantakan fisik tertentu yang disimpan di brankas. Token ini memungkinkan perdagangan emas 24/7 dengan likuiditas tinggi dan biaya transfer yang rendah, sambil tetap mempertahankan jaminan fisik lantakan yang dialokasikan.
Tokenisasi mengatasi masalah logistik penyimpanan dan pengangkutan lantakan fisik, menjadikannya lebih mudah diakses oleh investor global, tanpa menghilangkan kebutuhan akan lantakan fisik sebagai aset dasar yang menjamin token tersebut.
Melihat jauh ke depan, eksplorasi luar angkasa menawarkan potensi baru untuk sumber logam mulia. Asteroid tertentu diketahui mengandung konsentrasi logam berharga yang sangat tinggi. Meskipun penambangan luar angkasa masih merupakan konsep futuristik, jika hal itu terwujud, definisi dan sumber lantakan akan mengalami revolusi besar-besaran, yang berpotensi mengubah keseimbangan antara kelangkaan dan ketersediaan.
Lantakan adalah lebih dari sekadar blok logam. Ia adalah produk dari sejarah panjang metalurgi, sebuah instrumen keuangan yang diakui secara global, dan simbol kepercayaan yang melampaui batas politik dan moneter. Nilai lantakan terletak pada tiga pilar utama:
Dalam dunia yang semakin kompleks dan digital, permintaan untuk aset fisik yang dapat berfungsi sebagai penyimpan nilai utama dan pelindung kekayaan tetap kuat. Selama peradaban manusia menghargai kelangkaan, lantakan akan terus menjadi jantung dari industri logam mulia dan cadangan strategis global.
Pemahaman mengenai seluk-beluk lantakan—mulai dari proses elektrolisis yang rumit untuk mencapai kemurnian empat sembilan, hingga sistem keamanan rantai pasokan yang mencegah emas konflik—memberikan investor dan analis perspektif yang diperlukan untuk menavigasi pasar komoditas paling fundamental di dunia.
Stabilitas yang ditawarkan oleh kepemilikan lantakan adalah alasan mengapa ia terus menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari kepastian di tengah ketidakpastian ekonomi global. Proses panjang dan detail yang meliputi penambangan, pemurnian yang sangat presisi, pengecoran yang memenuhi dimensi ketat, hingga pencatatan nomor seri unik, semuanya bersatu untuk menjamin bahwa setiap lantakan yang diperdagangkan adalah representasi murni dari kekayaan fisik yang tak tertandingi.
Sebagai perwujudan fisik dari kekayaan dan sejarah, lantakan tidak hanya menopang pasar mata uang dan perhiasan, tetapi juga berfungsi sebagai jangkar nilai yang universal dan tak lekang oleh waktu.
Fokus pada lantakan 999.9 memerlukan pemahaman mendalam tentang teknologi yang memungkinkan kemurnian ekstrem tersebut. Proses Wohlwill, meskipun sudah disinggung sebelumnya, adalah inti dari produksi lantakan berkualitas investasi. Proses ini memerlukan kondisi yang sangat terkontrol dan pemahaman kimia yang mendalam.
Proses Wohlwill (disebut juga proses emas klorida) menggunakan prinsip elektrolisis. Batangan dore (anode) yang mengandung sekitar 99.5% emas dicelupkan ke dalam larutan elektrolit yang mengandung Asam Kloroaurat (HAuCl4) dan Asam Klorida bebas. Katode biasanya berupa lembaran tipis emas murni. Ketika arus listrik dialirkan:
Hasil dari proses ini adalah endapan emas murni yang harus dilebur dan dicetak ulang menjadi lantakan investasi. Kontrol suhu, densitas arus, dan komposisi elektrolit adalah kunci untuk mencapai kemurnian 999.99 yang sering dicari oleh lembaga pemurnian terkemuka.
Proses pemurnian ini intensif energi. Selain itu, penggunaan Asam Klorida yang korosif menuntut peralatan yang sangat tahan dan protokol keselamatan yang ketat. Penanganan lumpur anode, meskipun merupakan sumber logam berharga lain (Pt, Pd, Ag), memerlukan proses kimia sekunder yang kompleks untuk memisahkan dan memurnikannya. Efisiensi operasional di pabrik pemurnian lantakan modern sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk memulihkan setiap jejak logam berharga dan meminimalkan limbah berbahaya.
Mengapa standar 'Good Delivery' ditetapkan pada 400 troy ons, sebuah angka yang tampaknya ganjil? Keputusan ini bukan kebetulan; ia didasarkan pada kombinasi sejarah, ergonomi, dan kebutuhan akuntansi bank.
Lantakan 400 troy ons, dengan berat sekitar 12.4 kilogram, adalah batas atas berat yang masih dapat diangkat dan ditumpuk oleh satu orang tanpa alat berat khusus, meskipun dengan kesulitan. Berat ini menawarkan rasio volume terhadap nilai yang optimal untuk penyimpanan massal di brankas. Jika lantakan terlalu besar, penanganan dan audit fisik menjadi sangat sulit. Jika terlalu kecil, biaya penyimpanan dan administrasi nomor seri yang banyak akan menjadi terlalu tinggi.
Angka 400 ons telah menjadi kebiasaan pasar London selama berabad-abad, jauh sebelum standarisasi formal LBMA. Ketika standar emas beroperasi, bank-bank besar sudah terbiasa memperdagangkan emas dalam unit ini. LBMA, saat meresmikan standarnya, memilih untuk mengakui praktik pasar yang sudah mapan untuk menjaga kesinambungan dan menghindari disrupsi perdagangan.
Perlu dicatat bahwa 400 ons adalah berat nominal. Lantakan Good Delivery memiliki rentang berat antara 350 hingga 430 ons. Saat sebuah bank membeli lantakan, nilainya dihitung berdasarkan berat yang sebenarnya (yang dicap) dikalikan dengan kehalusan (misalnya, 0.995). Akuntansi yang teliti ini memastikan bahwa setiap transaksi didasarkan pada jumlah emas murni yang tepat (fine weight).
Sebagian besar perdagangan lantakan skala besar tidak terjadi di bursa komoditas publik (seperti COMEX atau TOCOM), melainkan melalui pasar Over-The-Counter (OTC), khususnya di London.
Pasar London adalah pasar OTC, yang berarti perdagangan terjadi langsung antara para peserta (bank besar, dealer, dan bank sentral). Keuntungan pasar OTC adalah kerahasiaan dan fleksibilitas. Bank sentral yang ingin menjual atau membeli sejumlah besar lantakan seringkali memilih pasar OTC untuk meminimalkan dampak harga dan menjaga kerahasiaan kebijakan moneter mereka. Perdagangan ini melibatkan transfer kepemilikan lantakan di brankas, seringkali tanpa pergerakan fisik batangan itu sendiri.
Meskipun pasar OTC, LBMA menyelenggarakan penentuan harga referensi (sebelumnya dikenal sebagai Gold Fixing, kini LBMA Gold Price). Harga ini, yang ditentukan dua kali sehari, berfungsi sebagai patokan global untuk valuasi lantakan. Mekanisme ini memastikan adanya transparansi harga meskipun sebagian besar transaksi dilakukan secara pribadi, memberikan acuan nilai yang adil bagi produsen, konsumen, dan investor.
Keputusan investasi seringkali muncul antara memegang lantakan fisik (seperti batangan Antam atau kilo bar) atau berinvestasi dalam derivatif emas (seperti ETF Emas atau kontrak berjangka).
Kepemilikan lantakan menawarkan kepastian paling tinggi: tidak ada risiko pihak lawan. Jika bank atau lembaga keuangan gagal, lantakan fisik yang disimpan (allocated) tetap menjadi milik investor. Ini adalah daya tarik utama bagi mereka yang khawatir tentang stabilitas sistem keuangan.
Risiko utama kepemilikan fisik adalah biaya penyimpanan (brankas, asuransi) dan risiko keamanan pribadi (jika disimpan di rumah). Lantakan fisik juga kurang likuid dibandingkan derivatif. Jika investor perlu menjual cepat di tengah krisis, proses verifikasi dan penjualan lantakan fisik bisa memakan waktu dan melibatkan biaya transaksi yang lebih tinggi.
Kontrak berjangka (futures) dan ETF (Exchange-Traded Funds) menawarkan likuiditas yang fantastis dan biaya transaksi yang rendah. Namun, mereka membawa risiko pihak lawan. ETF yang didukung emas (seperti GLD) berjanji untuk memegang lantakan fisik untuk setiap saham yang diterbitkan, tetapi kepemilikan investor adalah klaim atas saham, bukan klaim langsung atas nomor seri lantakan tertentu. Bagi investor konservatif, lantakan fisik, meskipun kurang praktis, adalah penyimpan nilai yang superior.
Bentuk lantakan emas dan perak yang kita kenal—biasanya berbentuk trapesium dengan bagian atas yang membulat—adalah hasil dari fungsionalitas dan tradisi.
Lantakan hasil pengecoran tradisional (pour-cast) memiliki sisi miring (tapered sides) yang memudahkan pengangkatan dari cetakan dan memfasilitasi penumpukan yang stabil di brankas. Bentuk ini juga memungkinkan auditor untuk menghitung batangan yang tertumpuk dengan relatif mudah tanpa harus memindahkan seluruh tumpukan.
Informasi yang dicap pada lantakan adalah tanda vitalnya. Lantakan harus menampilkan:
Kehadiran cap yang jelas dan standar adalah bukti bahwa lantakan tersebut telah melewati proses pengujian dan sertifikasi yang ketat, menjadikannya dapat dipercaya di pasar internasional. Lantakan tanpa cap atau dengan cap yang tidak jelas memiliki nilai jual yang sangat rendah karena memerlukan pengujian ulang (re-assaying) yang mahal.
Krisis kepercayaan terhadap pasar keuangan seringkali meningkatkan fokus pada lantakan. Sebuah peristiwa yang pernah mengguncang pasar adalah dugaan perdagangan "lantakan palsu" yang melibatkan inti tungsten. Meskipun mayoritas insiden ini bersifat terisolasi dan tidak mempengaruhi rantai pasokan Good Delivery, dampaknya terhadap kepercayaan investor ritel sangat besar.
Karena lantakan emas diperdagangkan berdasarkan beratnya, memalsukan kepadatan adalah metode yang paling efektif. Pemalsu akan membuat cangkang emas murni yang tipis dan mengisinya dengan inti tungsten. Perbedaan kepadatan (meskipun kecil) hanya dapat dideteksi dengan alat khusus. Kejadian ini memperkuat perlunya verifikasi yang ketat dan menekankan mengapa pembelian langsung dari pabrikan terakreditasi (seperti Antam di Indonesia) atau dealer resmi menjadi satu-satunya jaminan keamanan.
Setiap bank sentral dan brankas komersial melakukan audit fisik berkala (audit berkala). Lantakan yang tidak diverifikasi secara langsung dari pemasok tepercaya seringkali ditempatkan dalam "karantina" sampai verifikasi kemurnian dan berat telah dilakukan oleh auditor independen. Karantina ini mencerminkan tingginya standar yang harus dipenuhi oleh setiap lantakan yang ingin diperdagangkan di tingkat institusional.
Produksi lantakan dimulai dari penambangan, sebuah kegiatan yang memiliki dampak lingkungan dan sosial yang signifikan. Tekanan global kini beralih ke praktik 'green gold' dan penambangan berkelanjutan.
Dalam penambangan skala kecil (Artisanal and Small-scale Gold Mining/ASGM), merkuri sering digunakan untuk mengamalgamasi emas, menyebabkan pencemaran lingkungan yang parah. Penambangan skala besar telah beralih ke proses sianidasi (Cyanidation in Leach/CIL) untuk ekstraksi, yang juga memerlukan pengelolaan limbah kimia yang sangat ketat.
Produsen lantakan yang bertanggung jawab kini berinvestasi dalam teknologi yang mengurangi jejak karbon, memulihkan lahan bekas tambang, dan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya. Pemenuhan standar lingkungan ini seringkali menjadi bagian dari kriteria 'Responsible Sourcing' yang diwajibkan oleh LBMA, sehingga secara langsung mempengaruhi siapa saja yang diizinkan untuk memproduksi lantakan yang diakui secara global.
Sebagai objek fisik, lantakan emas dan logam mulia lainnya menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan. Ia mewakili kekayaan yang tidak dapat dihapus dengan satu klik tombol atau devaluasi kebijakan moneter. Kebutuhan abadi manusia akan penyimpanan nilai yang dapat dipercaya dan langka menjamin bahwa bentuk lantakan—kokoh, murni, dan dijamin—akan terus menjadi salah satu aset paling berharga di dunia.
Dari brankas terkunci di London hingga kartu kemasan berlapis plastik yang dipegang oleh investor ritel di Asia, lantakan tetap menjadi simbol moneter yang tak tertandingi. Keberadaannya menjamin likuiditas, menetapkan standar kemurnian, dan memberikan dasar fisik yang kokoh bagi jaring laba-laba keuangan global yang kian virtual.