Lem Kental: Perekat Struktural Viskositas Tinggi dan Peran Kritisnya
Dalam dunia material science dan rekayasa, perekat atau lem telah melampaui fungsinya sebagai sekadar bahan penyambung. Salah satu kategori paling penting dan kompleks adalah lem kental. Dikenal juga sebagai perekat viskositas tinggi, formulasi ini dirancang secara khusus untuk mengatasi tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh perekat cair (viskositas rendah), seperti pengisian celah besar, daya tahan terhadap getaran ekstrem, dan kemampuan menempel pada bidang vertikal tanpa melorot (non-sagging).
Keunggulan utama lem kental terletak pada sifat rheologinya. Rheologi, ilmu yang mempelajari aliran zat, sangat krusial dalam pengembangan lem ini. Viskositas tinggi memastikan bahwa lem mempertahankan bentuknya setelah diaplikasikan, memungkinkan pengisi (filler) fungsional untuk menahan beban struktural, dan memberikan waktu kerja (pot life) yang terkontrol. Artikel ini akan menyelami secara komprehensif formulasi kimia, parameter rheologi, aplikasi vital, dan masa depan inovasi lem kental di berbagai sektor industri.
I. Memahami Dasar-Dasar Kimia dan Fisika Lem Kental
Lem kental bukanlah hasil kebetulan, melainkan hasil rekayasa kimia yang presisi. Keketalan (viskositas) perekat adalah ukuran resistensi terhadap aliran. Satuan umum yang digunakan adalah Pascal-detik (Pa·s) atau centipoise (cP). Lem kental umumnya memiliki viskositas yang diukur dalam ribuan hingga jutaan cP, sangat kontras dengan air yang sekitar 1 cP.
1. Definisi Viskositas Tinggi dalam Konteks Perekat
Viskositas suatu perekat dianggap "tinggi" ketika komposisinya memungkinkan perekat tersebut digunakan untuk aplikasi tebal (thick bond line) atau diaplikasikan secara vertikal. Perekat viskositas rendah akan merembes atau menetes, membuat pengisi celah mustahil dilakukan. Sebaliknya, lem kental mengandung komponen penambah viskositas, yang seringkali merupakan partikel mikro atau makro yang disebut filler atau thickener.
A. Peran Penting Thixotropy (Tiksotropi)
Salah satu sifat paling penting dalam lem kental struktural adalah tiksotropi. Tiksotropi adalah fenomena di mana viskositas suatu cairan menurun ketika diberi tekanan (shear thinning) dan kemudian kembali kental saat tekanan dihilangkan (restructuring). Ini sangat vital dalam aplikasi praktis:
- Saat ditekan keluar dari aplikator (kartrid atau nozzle), lem menjadi lebih cair, memudahkan aplikasi.
- Setelah diaplikasikan pada substrat, tekanan hilang, dan viskositasnya segera meningkat kembali, mencegah lem melorot atau mengalir keluar dari celah (sag resistance).
- Bahan kimia peningkat tiksotropi yang umum digunakan adalah silika berasap (fumed silica), yang menciptakan jaringan hidrogen ikatan non-kovalen di dalam matriks polimer.
B. Fungsi Pengisi (Fillers) dalam Lem Kental
Pengisi adalah komponen non-reaktif yang ditambahkan ke dalam formulasi perekat, memainkan peran ganda: mengontrol viskositas dan meningkatkan sifat mekanik. Dalam lem kental, pengisi yang digunakan harus memiliki geometri yang dapat meningkatkan interaksi partikel-ke-partikel.
- Struktural: Serat kaca, manik-manik keramik, atau mikrobalon (microballoons) dapat meningkatkan kekuatan tekan, mengurangi penyusutan (shrinkage), dan menambah ketahanan terhadap benturan. Mikrobalon fenolik atau kaca sering digunakan untuk mengurangi densitas (membuat lem lebih ringan) tanpa mengurangi sifat kentalnya.
- Rheologi: Bahan seperti kalsium karbonat, talk, atau silika berasap (fumed silica) meningkatkan viskositas dan memberikan sifat tiksotropi yang diinginkan. Silika berasap, dengan struktur bercabang dan luas permukaan yang tinggi, sangat efektif dalam menciptakan jaringan yang stabil di dalam resin.
2. Mekanisme Pengikatan dalam Perekat Viskositas Tinggi
Meskipun viskositas adalah sifat fisik, kekuatan akhir lem kental berasal dari mekanisme pengikatan kimianya. Kebanyakan lem kental struktural beroperasi melalui polimerisasi atau reaksi pengerasan (curing) yang melibatkan ikatan kovalen yang kuat.
- Pengikatan Adhesif (Adhesion): Kemampuan lem untuk menempel pada permukaan substrat melalui gaya tarik molekuler (Van der Waals, ikatan hidrogen, atau ikatan kimia primer).
- Pengikatan Kohesif (Cohesion): Kekuatan internal lem itu sendiri. Lem kental harus memiliki kohesi yang sangat tinggi, yang dicapai melalui jaringan polimer yang padat dan terstruktur, diperkuat oleh pengisi.
Viskositas yang tinggi membantu memastikan kontak yang intim antara perekat dan substrat, terutama pada permukaan yang kasar atau berpori, karena lem tidak mengalir terlalu cepat ke dalam pori-pori kecil (starving the bond line).
II. Klasifikasi Kimiawi Utama Lem Kental Struktural
Lem kental hadir dalam berbagai formulasi kimia, masing-masing disesuaikan untuk aplikasi spesifik, suhu kerja, dan ketahanan kimia. Berikut adalah jenis-jenis utama yang dominan di pasar struktural dan industri.
1. Lem Kental Epoksi (Epoxy Adhesive)
Epoksi adalah raja dalam kategori lem kental struktural karena kombinasi kekuatan, ketahanan kimia, dan kemampuannya untuk diformulasikan dalam rentang viskositas yang luas. Epoksi kental (biasanya 2-komponen) digunakan ketika kekuatan tarik dan geser yang luar biasa diperlukan, serta kemampuan mengisi celah hingga beberapa milimeter.
- Formulasi 2-Komponen: Terdiri dari Resin (Komponen A, mengandung polimer epoksi) dan Hardener (Komponen B, seperti amina). Keketalan dikontrol pada Komponen A, seringkali melalui penambahan fumed silica atau serbuk logam.
- Keunggulan Keketalan: Epoksi kental tidak hanya mengisi celah tetapi juga memastikan tebal ikatan (bond line thickness) yang konsisten, yang sangat penting untuk manajemen termal dan stres mekanik pada material komposit atau logam yang berbeda.
- Aplikasi Kunci: Struktur pesawat terbang, perbaikan beton pracetak, pemasangan komponen sensitif pada papan sirkuit (potting compounds), dan sambungan sub-laut.
2. Lem Kental Poliuretan (Polyurethane - PU)
Perekat PU dikenal karena fleksibilitasnya yang superior setelah pengerasan, menjadikannya ideal untuk sambungan yang mengalami banyak pergerakan termal atau dinamis (getaran). Formulasi PU kental sering digunakan sebagai sealant struktural.
- Keunggulan Elastisitas: PU kental mampu menyerap energi benturan lebih baik daripada epoksi yang cenderung lebih getas (brittle). Viskositasnya yang tinggi memungkinkan aplikasi tebal di sambungan ekspansi pada konstruksi.
- PU Satu Komponen: Kebanyakan PU kental konstruksi adalah 1K, mengeras melalui kelembaban udara. Viskositas tinggi dipertahankan untuk mencegah sag selama pengerasan yang lambat.
- Aplikasi Kunci: Pemasangan kaca depan otomotif (membutuhkan non-sagging), penyegelan panel pada trailer, dan perekat lantai berat.
3. Perekat Metakrilat Terubah (Modified Acrylics - MA)
Metakrilat struktural menawarkan kombinasi pengerasan cepat dan toleransi permukaan yang baik (dapat merekat tanpa persiapan permukaan yang ekstensif). Perekat MA kental populer di industri otomotif dan signage.
- Viskositas dan Kecepatan: Perekat MA kental diformulasikan agar sangat tiksotropik dan memiliki waktu pengerasan yang sangat cepat (hanya beberapa menit), memungkinkan perakitan yang cepat pada jalur produksi. Keketalan memastikan lem tidak mengalir menjauh dari area pengikatan selama waktu reaksi yang singkat.
- Karakteristik: Perekat ini sering memiliki bau yang kuat, tetapi mampu merekatkan plastik yang sulit (seperti polikarbonat) dan logam yang sedikit berminyak.
4. Perekat Silikon dan Sealant Viskositas Tinggi
Meskipun silikon sering diklasifikasikan sebagai sealant, formulasi viskositas tinggi tertentu digunakan sebagai perekat struktural di mana ketahanan suhu ekstrem dan fleksibilitas jangka panjang sangat dibutuhkan. Silikon kental hampir selalu memiliki sifat non-sagging yang sempurna.
- Stabilitas Termal: Silikon adalah pilihan utama untuk komponen yang beroperasi dari -50°C hingga lebih dari 200°C. Keketalan tinggi memungkinkan aplikasi sebagai gasket cair (Formed-in-Place Gasket, FIPG) yang tidak akan menetes saat mesin panas.
- Aplikasi Kunci: Perekat gasket mesin, penyegelan peralatan elektronik sensitif terhadap panas, dan aplikasi kelautan yang membutuhkan ketahanan UV yang ekstrem.
III. Peran Krusial Lem Kental dalam Rekayasa Struktural
Kemampuan lem kental untuk mengisi celah dan mempertahankan geometri ikatan menjadikannya pilihan tak tergantikan di berbagai industri di mana integritas struktural dan estetika visual sama pentingnya.
1. Konstruksi Bangunan dan Teknik Sipil
Dalam skala besar, lem kental berfungsi sebagai solusi perbaikan dan penyambung komponen struktural yang masif.
- Perbaikan Beton: Epoksi kental digunakan untuk injeksi retakan besar pada beton. Viskositas yang dioptimalkan memastikan epoksi tidak hanya mengisi rongga permukaan tetapi juga menahan tekanan injeksi tanpa bocor atau mengalir terlalu cepat.
- Penjangkaran (Anchoring): Perekat kimia kental digunakan untuk memasang batang ulir atau tulangan ke dalam beton. Keketalan memastikan material tetap berada di lubang bor vertikal atau horizontal, sepenuhnya mengelilingi batang, dan mengoptimalkan transfer beban.
- Pemasangan Panel: Untuk pemasangan panel fasad atau kelongsong bangunan, lem PU atau MS Polymer kental menjamin panel terpasang kokoh, menyerap gerakan bangunan, dan tidak melorot saat proses pengerasan.
Studi Kasus: Manajemen Celah (Gap Management)
Dalam rekayasa, toleransi dimensi antara dua komponen (gap) seringkali tidak nol. Perekat konvensional gagal pada celah > 0.5 mm. Lem kental dirancang untuk celah 1 mm hingga 6 mm atau lebih. Keketalan memastikan tidak ada penipisan garis ikatan (bond line thinning) yang dapat menyebabkan kegagalan kohesif atau adhesif di bawah tekanan operasional. Ini sangat penting dalam menyambungkan komposit yang sering memiliki toleransi dimensi yang lebih longgar daripada logam mesin.
2. Industri Otomotif dan Transportasi
Industri otomotif mengandalkan lem kental untuk mengurangi bobot kendaraan (dengan menggantikan pengelasan) sekaligus meningkatkan kekakuan struktural dan keamanan benturan.
- Bonding Sasis: Epoksi dua komponen yang sangat kental digunakan untuk menyambung panel alumunium atau baja berkekuatan tinggi. Sifat non-saggingnya krusial saat aplikasi robotik di jalur perakitan yang bergerak cepat.
- Perakitan Baterai EV: Untuk kendaraan listrik (EV), lem kental digunakan untuk memasang sel baterai ke dalam modul dan modul ke dalam casing. Perekat ini harus kental, gap-filling, dan seringkali memiliki sifat termal konduktif untuk membuang panas.
- Pemasangan Trim Interior: Lem PU atau silikon kental digunakan untuk pemasangan komponen interior di mana getaran tinggi harus diredam.
3. Aplikasi Khusus di Aerospace dan Kelautan
Sektor ini menuntut ketahanan tertinggi terhadap lingkungan ekstrem (suhu, kelembaban, salinitas). Lem kental di sini harus memenuhi spesifikasi militer atau penerbangan yang ketat.
- Perekatan Komponen Sayap: Dalam pesawat modern yang menggunakan banyak komposit, epoksi kental mengisi rongga antara lapisan komposit dan material penguat (seperti sarang lebah/honeycomb), mendistribusikan beban secara merata.
- Perbaikan Kapal Selam: Di lingkungan bawah laut, lem harus diterapkan dan mengeras tanpa terpengaruh oleh air laut. Formulasi epoksi kental yang dimodifikasi khusus memungkinkan pengikatan pada permukaan basah dan memberikan perlindungan korosi superior.
- Encapsulation Elektronik: Silikon kental digunakan untuk menanamkan (encapsulate) komponen elektronik penting yang terkena getaran tinggi atau fluktuasi suhu di ketinggian.
IV. Faktor-Faktor Kunci dalam Formulasi Lem Kental
Mencapai viskositas, kekuatan, dan ketahanan yang tepat memerlukan pemilihan bahan baku yang cermat dan pemahaman mendalam tentang interaksi polimer-pengisi.
1. Pemilihan Resin Dasar
Resin (matriks polimer) menentukan karakteristik mekanis dasar. Untuk mencapai kekentalan, resin dasar harus memiliki berat molekul yang relatif tinggi atau memiliki struktur rantai yang bercabang, membatasi pergerakan bebasnya. Misalnya, Epoksi Novolac menghasilkan produk yang lebih kental dan lebih tahan panas daripada epoksi Bisphenol A standar.
2. Aditif Pengontrol Viskositas
Ini adalah inti dari formulasi lem kental. Aditif ini bukan hanya berfungsi untuk mengentalkan, tetapi juga untuk mengatur bagaimana kekentalan itu merespons tekanan (tiksotropi).
- Fumed Silica (Silika Berasap): Dibuat dengan membakar silikon tetraklorida. Partikel nanonya yang berbentuk seperti bola dengan rantai bercabang saling mengikat melalui ikatan hidrogen, menciptakan jaringan 3D yang sangat efektif meningkatkan viskositas, bahkan pada konsentrasi rendah.
- Clay Organik: Seperti Bentonit atau Hectorit yang dimodifikasi, aditif ini membengkak dalam resin organik, memberikan kekentalan yang stabil terhadap suhu.
- Polimer Berat Molekul Tinggi: Penambahan polimer sekunder, seperti PVC (Polivinil Klorida) atau Karet, yang larut sebagian dalam matriks resin, dapat meningkatkan viskositas secara signifikan dan seringkali memberikan fleksibilitas tambahan.
3. Dampak Proses Manufaktur
Proses pencampuran lem kental sangat penting. Dispersi (penyebaran) pengisi yang tidak tepat dapat menghasilkan produk yang tidak homogen, mengurangi kekuatan dan menyebabkan viskositas tidak stabil.
- Pengaduk Kecepatan Tinggi (High-Shear Mixing): Proses ini diperlukan untuk memecah aglomerat silika berasap dan mendispersikannya secara merata ke dalam matriks resin. Namun, energi geser yang berlebihan harus dihindari karena dapat merusak beberapa jenis pengisi struktural.
- Degassing Vakum: Lem kental cenderung memerangkap udara selama pencampuran. Proses vakum diperlukan untuk menghilangkan gelembung udara, yang jika dibiarkan dapat mengurangi kekuatan ikatan dan menyebabkan keropos saat curing.
V. Aplikasi Praktis dan Teknik Pengaplikasian Lem Kental
Aplikasi lem kental memerlukan peralatan dan teknik yang berbeda dari perekat cair. Karena resistensi alirannya yang tinggi, proses dispensing (pengeluaran) menjadi tantangan rekayasa.
1. Metode Aplikasi Dispensing Tekanan Tinggi
Untuk lem yang sangat kental (viskositas > 1.000.000 cP), tekanan mekanis atau pneumatik yang besar diperlukan.
- Aplikator Kartrid Ganda: Untuk sistem 2-komponen, lem kental biasanya dikemas dalam kartrid ganda (dual cartridge) yang memerlukan pistol aplikator yang kuat (seringkali bermotor atau pneumatik) untuk menekan kedua plunger secara merata ke dalam mixer statis (static mixer).
- Pompa Ram (Ram Pumps): Di lingkungan industri bervolume tinggi, lem kental dipompa dari drum atau pail besar menggunakan pompa ram hidrolik. Pompa ini mendorong plunger ke bawah ke permukaan lem, memaksanya masuk ke dalam sistem pipa di bawah tekanan sangat tinggi (hingga 3000 psi) untuk diangkut ke stasiun robotik.
- Sistem Bead vs. Spray: Lem kental hampir selalu diaplikasikan dalam bentuk 'bead' atau manik-manik tebal. Berbeda dengan perekat cair yang bisa disemprot (spray), viskositas tinggi menghalangi atomisasi, tetapi memastikan lem tetap berada di jalur yang diinginkan.
2. Kontrol Tebal Garis Ikatan (Bond Line Thickness - BLT)
Dalam aplikasi struktural, BLT harus seragam. Lem yang terlalu tipis mungkin kekurangan bahan pengisi yang cukup untuk transfer tegangan, sementara lem yang terlalu tebal mungkin membutuhkan waktu curing yang lama atau menghasilkan panas berlebih (ekstermik).
- Penggunaan Spacer: Untuk mengontrol BLT, seringkali digunakan manik-manik kaca atau serat (glass beads or fibers) berukuran mikrometer dengan diameter yang sangat presisi yang dicampur ke dalam lem. Ketika kedua substrat dijepit, manik-manik ini berfungsi sebagai 'penghalang' fisik yang memastikan BLT tidak berkurang di bawah batas aman, menjamin integritas mekanis.
- Aplikasi Seragam: Robotika presisi digunakan untuk memastikan manik-manik lem diaplikasikan dengan ketinggian dan lebar yang konsisten sepanjang sambungan, sangat penting di industri pesawat dan otomotif.
VI. Tantangan dan Troubleshooting Lem Kental
Meskipun lem kental menawarkan keunggulan struktural yang superior, mereka membawa tantangan unik, terutama terkait dengan penanganan, pengerasan, dan kontrol kualitas.
1. Isu Pengerasan (Curing)
Pengerasan lem kental adalah proses yang lebih kompleks dibandingkan lem cair.
- Panas Eksotermik: Karena lem kental diaplikasikan dalam volume yang lebih besar dan area permukaan yang terpapar udara lebih kecil, panas yang dihasilkan selama reaksi kimia (eksotermik) dapat terperangkap. Panas berlebih ini dapat menyebabkan degradasi polimer, penyusutan berlebihan, atau bahkan kegagalan internal. Solusinya adalah menggunakan formulasi yang memiliki puncak eksotermik lebih rendah atau mengaplikasikannya secara bertahap.
- Curing Tidak Merata: Dalam sistem 2-komponen, jika rasio pencampuran (mixing ratio) tidak tepat, atau jika mixer statis tidak berfungsi optimal (terutama pada lem yang sangat kental), sebagian material mungkin tidak mengeras dengan sempurna, menghasilkan area lunak atau lengket yang mengurangi kekuatan keseluruhan.
2. Masalah Viskositas yang Berubah
Viskositas lem kental sangat sensitif terhadap suhu. Peningkatan suhu dapat menurunkan viskositas, menyebabkan lem melorot atau mengalir keluar sebelum sempat mengeras.
- Kontrol Suhu Aplikasi: Dalam lingkungan manufaktur presisi, lem kental sering disimpan dan diaplikasikan pada suhu yang terkontrol ketat (biasanya antara 20°C hingga 25°C) untuk memastikan viskositas operasional tetap dalam batas spesifikasi. Pemanasan lembut juga dapat diterapkan sesaat sebelum dispensing untuk sedikit menurunkan viskositas, memudahkan aliran tanpa mengorbankan sifat non-sagging pasca-aplikasi.
- Shelf Life dan Sedimentasi: Karena mengandung banyak pengisi padat, lem kental rentan terhadap sedimentasi (pengendapan pengisi) dari waktu ke waktu. Jika material tidak diaduk atau dihomogenisasi sebelum digunakan, viskositas di bagian atas wadah akan berbeda secara signifikan dari bagian bawah.
3. Prosedur Kontrol Kualitas Lem Kental
Karena pentingnya sifat mekanik lem kental, kontrol kualitas (QC) harus ketat, dimulai dari penerimaan bahan baku hingga produk jadi.
- Pengujian Rheologi: Viskositas harus diukur menggunakan viskometer (biasanya tipe Brookfield atau cone-and-plate) pada suhu dan tingkat geser yang spesifik. Pengujian tiksotropi (yield stress dan recovery time) sangat penting untuk memastikan kemampuan non-sagging.
- Pengujian Komposisi: Menggunakan teknik seperti Spektroskopi Inframerah Transformasi Fourier (FTIR) untuk memverifikasi rasio polimer, jenis pengisi, dan ketiadaan kontaminan yang dapat memengaruhi proses pengerasan.
- Pengujian Mekanis Akhir: Sampel lem harus diuji untuk kekuatan tarik, geser, dan kekuatan kupas (peel strength) pada suhu kamar dan suhu ekstrem, memverifikasi bahwa kinerja struktural lem kental memenuhi desain rekayasa yang ditentukan.
VII. Inovasi Terbaru dan Masa Depan Lem Kental
Pengembangan lem kental terus berlanjut, didorong oleh kebutuhan industri akan material yang lebih ringan, lebih kuat, dan lebih ramah lingkungan.
1. Lem Kental Konduktif dan Fungsional
Inovasi besar adalah penambahan fungsi selain perekat. Dua area penting adalah konduktivitas termal dan listrik.
- Perekat Konduktif Termal (TCA): Lem kental digunakan untuk melekatkan komponen elektronik ke heat sink. Keketalan memastikan pengisian celah udara yang sempurna, sementara pengisi keramik khusus (seperti boron nitrida atau alumina) meningkatkan transfer panas, menjaga komponen tetap dingin.
- Perekat Konduktif Listrik (ECA): Lem kental yang diperkaya serbuk perak atau nikel, digunakan untuk pengganti solder. Viskositas tinggi diperlukan agar lem dapat dicetak secara presisi (dispensed) dalam pola kecil pada papan sirkuit tanpa melebar.
2. Keberlanjutan dan Perekat Berbasis Bio
Tuntutan global untuk mengurangi ketergantungan pada petrokimia mendorong penelitian pada lem kental yang menggunakan bahan baku terbarukan.
- Bio-Epoxy: Menggunakan monomer yang berasal dari minyak nabati (misalnya minyak kedelai) sebagai pengganti epoksi tradisional. Tantangannya adalah mempertahankan viskositas tinggi dan kekuatan struktural yang setara dengan versi berbasis minyak bumi.
- Aditif Alami: Menggunakan serat selulosa mikro atau nanofibril sebagai pengisi rheologi. Bahan-bahan ini menawarkan kemampuan pengentelan yang luar biasa dan meningkatkan sifat mekanik sekaligus mengurangi jejak karbon.
3. Pengembangan Lem Kental dengan Sensitivitas Jarak Jauh
Peneliti sedang berupaya menciptakan perekat kental yang dapat diaktifkan atau bahkan dihilangkan (de-bonded) menggunakan metode non-invasif.
- Curing yang Diinduksi Cahaya atau Panas: Meskipun lem UV sudah ada, menciptakan lem kental tebal yang dapat mengeras di seluruh ketebalannya menggunakan sinar UV tetap menjadi tantangan karena penetrasi cahaya yang terbatas. Inovasi melibatkan photoinitiator yang lebih sensitif atau penggunaan gelombang cahaya yang lebih panjang (misalnya, LED ungu).
- Perekat yang Dapat Dihilangkan (Debondable Adhesives): Lem kental yang dapat dipisahkan di akhir masa pakai produk (untuk memfasilitasi daur ulang) melalui pemanasan induksi elektromagnetik. Keketalan tinggi pada lem ini harus dipastikan agar tetap stabil selama masa operasional yang panjang, tetapi rapuh saat dipanaskan cepat.
VIII. Analisis Mendalam: Rheologi Kompleks Lem Kental
Rheologi adalah bahasa yang digunakan para ilmuwan perekat. Untuk memahami sepenuhnya mengapa lem kental berfungsi, kita harus menganalisis bagaimana ia berperilaku di bawah berbagai tingkat tekanan dan suhu, melampaui konsep tiksotropi sederhana.
1. Perilaku Non-Newtonian
Semua lem kental struktural yang sukses menunjukkan perilaku Non-Newtonian. Cairan Newtonian (seperti air) memiliki viskositas konstan terlepas dari seberapa keras ia digeser. Sebaliknya, lem kental (shear-thinning fluids) berubah viskositas seiring perubahan laju geser.
- Yield Stress (Tegangan Leleh): Ini adalah karakteristik kritis lem kental. Ini adalah jumlah minimum gaya yang harus diterapkan agar lem mulai mengalir. Jika tekanan di bawah nilai yield stress, lem akan bertindak seperti padatan, mempertahankan bentuknya. Inilah yang mencegah lem tumpah atau melorot dari aplikasi vertikal (non-sagging). Lem kental berkualitas tinggi memiliki yield stress yang tinggi.
- Shear Rate dan Viskositas: Ketika diaplikasikan dengan cepat (shear rate tinggi, mis. saat dispensing), viskositasnya turun secara dramatis (menjadi lebih "cair"). Setelah selesai diaplikasikan, shear rate nol, dan viskositasnya pulih dengan cepat, berkat jaringan pengisi tiksotropik yang mereformasi. Kecepatan pemulihan viskositas ini sangat menentukan kinerja non-sagging.
2. Efek Suhu pada Struktur Kental
Suhu memiliki pengaruh ganda pada lem kental:
- Viskositas Matriks: Peningkatan suhu selalu menurunkan viskositas dasar matriks polimer.
- Jaringan Pengisi: Pada lem yang menggunakan fumed silica, kenaikan suhu dapat melemahkan ikatan hidrogen antar partikel silika. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya tiksotropi, membuat lem melorot bahkan saat tidak diberi tekanan.
Karena sensitivitas termal ini, produsen sering menambahkan aditif penstabil viskositas untuk menjaga sifat tiksotropi tetap kuat dalam rentang suhu aplikasi yang luas.
IX. Standarisasi dan Regulasi Lem Kental
Untuk digunakan dalam aplikasi struktural kritis, lem kental harus memenuhi serangkaian standar yang ketat, seringkali ditentukan oleh badan internasional seperti ISO, ASTM, atau badan regulasi industri spesifik (misalnya, FAA untuk aerospace).
1. Standar Pengujian Kekuatan
Pengujian standar harus dilakukan pada sampel lem kental untuk memastikan bahwa kekuatan yang dicapai setelah pengerasan memenuhi persyaratan desain.
- ASTM D1002 (Kekuatan Geser Tarik): Menguji lem yang diaplikasikan pada dua strip logam yang tumpang tindih. Hasilnya diukur dalam MPa. Untuk lem kental struktural, nilai ini biasanya sangat tinggi.
- ASTM D3163 (Kekuatan Kupas): Penting untuk lem yang digunakan pada panel tipis, mengukur energi yang dibutuhkan untuk memisahkan sambungan dengan sudut tertentu.
- Uji Siklus Termal: Merekat dua substrat yang memiliki koefisien ekspansi termal berbeda (misalnya, baja dan komposit) dan mengujinya melalui siklus suhu ekstrem berulang. Lem kental harus mampu menahan tegangan internal yang besar yang dihasilkan dari ekspansi dan kontraksi material yang berbeda.
2. Regulasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Banyak komponen kimia yang digunakan untuk mencapai viskositas tinggi dan kekuatan struktural adalah bahan kimia reaktif. Oleh karena itu, penanganan lem kental di industri diatur ketat.
- MSDS/SDS: Setiap lem kental harus disertai dengan Lembar Data Keselamatan (SDS) yang rinci, menjelaskan cara penanganan komponen yang kental dan potensial bahayanya (terutama amina hardener pada epoksi).
- Volatile Organic Compounds (VOC): Tren regulasi mendorong pengurangan VOC. Formulasi lem kental modern cenderung memiliki persentase padatan yang sangat tinggi, yang secara inheren mengurangi emisi VOC karena sebagian besar volume perekat adalah material struktural yang tidak menguap.
X. Perbandingan Lem Kental dengan Perekat Film dan Cair
Penting untuk membedakan lem kental dari dua bentuk perekat lainnya untuk memahami konteks aplikasinya yang unik.
1. Lem Kental (Paste/Viscous Adhesives)
- Keunggulan: Gap-filling, non-sagging, sangat ideal untuk substrat yang tidak rata, dan mampu menahan tekanan penjepitan rendah.
- Kelemahan: Memerlukan peralatan dispensing bertekanan tinggi, proses pencampuran 2-komponen lebih rentan terhadap kesalahan manusia.
2. Perekat Film (Adhesive Films)
Perekat film adalah lem yang dipanaskan sebelumnya dalam bentuk lembaran tipis. Mereka adalah 100% padatan dan sering digunakan di aerospace.
- Keunggulan: Kontrol ketebalan ikatan yang sangat presisi (BLT), tidak ada kekacauan cairan, dan rasio pencampuran terjamin.
- Kelemahan: Membutuhkan pemanasan dan tekanan tinggi untuk aktivasi, tidak mampu mengisi celah besar (gap-filling capability nol).
3. Perekat Cair (Liquid Adhesives)
Contohnya adalah CA (Super Glue) atau beberapa epoksi viskositas rendah.
- Keunggulan: Penggunaan cepat dan mudah, daya serap ke pori-pori yang baik (untuk permukaan yang sangat halus).
- Kelemahan: Tidak dapat mengisi celah, sag, viskositas sangat sensitif terhadap suhu, dan tidak dapat digunakan pada permukaan vertikal.
Lem kental menutup celah antara dua kategori ini, menawarkan kekuatan struktural film dengan kemampuan pengisian celah dari pasta, menjadikannya pilihan universal untuk perakitan yang menuntut toleransi tinggi dan kinerja unggul.